Beberapa Catatan tentang Misteri Segitiga Bermuda
Para anak buahnya dihantui oleh keanehan laut Sargasso dan dilemahkan oleh peristiwa-peristiwa yg terjadi sewaktu mereka melintasi Segitiga itu panah api yang jatuh ke laut, gerakan-gerakan kompas yang tidak biasa, dan cahaya yang tampak di tempat yang jauh pada suatu malam. Meskipun catatan-catatan berserakan dan tidak lengkap, ada dokumen mengenai empat kapal Angkatan Laut Amerika yang hilang tanpa penjelasan antara tahun1781-1812. Pada tahun 1840, Rosalie, kapal Prancis yang besar, ditemukan telantar dekat Nassau, layar-layarnya masih terpasang, muatannya yang sangat berharga masih utuh, dan segala sesuatunya dalam keadaan teratur. Bella, Kapal yang ditinggalkan secara misterius, ditemukan pada tahun 1854.
Salah satu misteri terbesar di laut adalah hilangnya kapal Atalanta pada tahun 1880. Kapal itu meninggalkan Bermuda pada bulan Januari menuju Inggris dengan awak kapal yang terdiri dari 300 orang kadet dan perwira, dan tidak pernah terlihat lagi. Meskipun diadakan penjagaan ketat oleh sebuah armada besar kapal yang berlayar melintasi samudra dalam formasi dan jarak yang memungkinkan awak masing-masing kapal dpt saling melihat, tidak ada satu pun pecahan kapal, tiang atau sekoci penolong dari Atalanta yang pernah ditemukan. Namun terjadi kekecualian terjadi pada bulan Februari 1953, ketika kapal pengangkut barang yang menuju Jamaika dari York, Inggris, mengirim SOS sewaktu berada di Segitiga Bermuda. Setelah pesan itu tiba-tiba terhenti tanpa penjelasan, dilancarkanlah suatu pencarian, tetapi tidak ada apa-apa yang ditemukan. Kemudian ada laporan resmi dari London yang mengatakan, “penyebabnya tidak dapat dipastikan”.
Jumlah kehilangan yang luar biasa selalu terjadi menjelang Natal, dan para ahli belum mengetahui mengapa Segitiga itumenjadi semakin gawat setiap menjelang akhir tahun. Salah satu aspek yang paling membingungkan tentang kehilangan-kehilangan itu adalah kegagalan yang selalu dialami para pencari untuk menemukan jenasahnya. Biasanya satu atau lebih jenasah akan hanyut ke pantai setelah kecelakaan kapal, tetapi ini tidak pernah terjadi di Segitiga Bermuda. Karena kebanyak insiden yang terjadi dalam jarak yang memungkinkan untuk di lihat dari daratan, tidak adanya tubuh manusia yang ditemukan benar-benar membingungkan.
Pada tahun 1965, sebuah pesawat Angkatan Udara C-119 lenyap sewaktu terbang dalam cuaca cerah dari LANUD AU Home-stead ke Grand Turk Island. Suatu pesan yang aneh dan kacau di terima oleh operator menara di Grand Turk hampir tepat pada saat pesawat itu mestinya sudah jatuh. Ada spekulasi bahwa salah satu UFO yang dilihat oleh Gemini IV mungkin telah memainkan peranan dalam hilangnya pesawat tersebut. Ada juga yang berpendapat bahwa penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di Bermuda mungkin berupa belokan ruang, dan bahawa kapal-kapal yang hilang itu mungkin terperangkap dalam dimensi ke empat. Ada juga yang berspekulasi bahwa para awak kapal itu mungkin masih hidup, sama umurnya dengan ketika mereka pergi, dan akan dapat mengungkap rahasia apa yang ada di tepi, sebelah sana Segitiga Bermuda yang gelap itu. Ada dua tempat di bumi di mana kompas menunjukkan ke arah utara yang benar di segitiga Bermuda dan wilayah lepas pantai Jepang yang di kenal dengan laut Setan, yang angka kehilangannya juga tinggi. Antara tahun 1950-1954 sekurang-kurangnya sembilan kapal lenyap di laut Setan. Kapal-kapal itu adalah kapal besar pengangkut barang dengan mesin-mesin dan radio berkekutan besar pula, bukan perahu-perahu kecil. Akan tetapi penemuan dan penyelidikan dari pemerintah Jepang menemukan bahwa di laut tersebut di ketemukan sebuah gunung api baru. Yang kemudian laut tersebut ditutup dan diumumkan secara resmi sebagai laut berbahaya. Satu kapal penyelidik Jepang tenggelam dalam peristiwa penyelidikan ini.
Angakatan Laut Amerika, dalam operasi yang dikelompok-kelompokkan yang dikenal sebagai Project Magnet, telah melakukan penyelidikan geomagnetis yang luas, yang memperbaharui banyak ukuran yang sudah berumur lebih dari 30 tahun. Diduga proyek tersebut juga melaksanakan tugas-tugas lain, termasuk pesan-pesan dari luar angkasa dan menyelidiki Teori “ikatan yang hilang”.
Sebenarnya tempat misteri ini tak benar bila dikatakan segitiga, sebab batas-batas dari petunjuk kapal-kapal atau pesawat terbang yang hilang lebih dari bentuk segitiga itu. Segitiga itupun hanya merupakan imajinasi saja. Bila kita ambil peta, kita buka di bagian Amerika Tengah, di sana terdapat banyak kepulauan Hindia Barat. Untuk mengetahui bagaimana bentuk dari Segitiga Bermuda itu, kita tarik garis dari kota Miami ke kota San Juan di Puerto Rico; dari San Juan ke pulau Bermuda; dan kembali ke Miami di daerah Florida, Amerika. Meskipun sebenarnya misteri Segitiga Bermuda ini “milik” orang Amerika, tak apalah kita turut memperbincangkannya. Sebenarnya tempat semacam ini ada pula di tempat lain,juga diAmerika, yaitu disebuah danau yang bernama Ontario, bahkan lebih “mengerikan” dari Segitiga Bermuda.
Dari berbagai kesimpulan, jarum kompas dan peralatan pesawat yang akan hilang selalu mendapat gangguan dan mereka seperti tak melihat air dan dari gejalan ini disimpulkan, di dasar laut sana tentu terdapat sebuah medan magnetik yang kuat sekali, yang sanggup mengganggu kompas atau menarik kapal itu sampai ke dasar laut yang dalam.
Tak cukup bila saya menguraikan seluruh peristiwa, dan itu juga tak menjurus pada masalah penyelesaian. Tetapi mengenai peristiwa bentuk gaib di Segitiga bermuda ini dapat dikemukakan dan mungkin teori-teori yang banyak mengenai Segitiga Bermuda. Mungkin di udara terdapat semacam gangguan atmosfir yang berupa “lubang di langit”. Ke lubang itulah pesawat terbang masuk tanpa sanggup untuk keluar lagi. Dari misteri “Lubang di Langit” ini membentuk sebuah teori tentang adanya semacam perhubungan antara dunia dengan dimensi lain. lubang di Langit itu dianggap semacam alat transportasi seperti tampak di film Star Trek. Ataukah bentuk Lubang di Langit itu UFO? Orang sering menghubungkan hilangnya pesawat kita dengan munculnya UFO. Lantas, apakah hilangnya mereka itu karena diculik oleh UFO? Malah hasilnya hanya mendapat pertanyaan tanpa jawaban.
Ada tempat di Segitiga Bermuda yang disebut Tongue of the Ocean atau “Lidah Lautan”. Lidah Lautan mempunyai jurang bawah laut (Canyon) Bahama. Ada beberapa peristiwa kecelakaan di sana. Tidak banyak yang belum diketahui tentang Segitiga Bermuda, sehingga orang menghubungkan misteri Segitiga Bermuda ini dengan misteri lainnya. Misalnya saja misteri Naga Laut yang pernah muncul di Tanjung Ann, Massachussets AS, pada bulan Agustus 1917. Mungkinkah naga laut ini banyak meminta korban itu? Ataukah arus Cromwell di Lautan Pasifik yang menyebabkan adanya gelombang lautan disitu atau angin topan, gempa bumi di dasar lautan? Tak ada orang yang tahu.
Konon di sekitar kepulauan Bahama terdapat Blue Hole, yaitu semacam gua lautan. Dulu gua ini memang sungguh ada, tetapi setelah jaman es berlalu, gua ini terendam. Arus didalamnya sangat kuat dan sering membuat pusaran yang berdaya hisap. banyak kapal-kapal kecil atau manusia yang terhisap ke dalam blue hole itu tanpa daya, dan anehnya kapal-kapal kecil yang terhisap itu akan muncul kembali ke permukaan laut selang beberapa lama. Tapi yang menimbulkan pertanyaan ialah: Mungkinkah Blue Hole ini sanggup menelan kapal raksasa ke dasar lautan?
Misteri lain yang masih belum terungkap adalah misteri Makhluk Laut Sargasso, yang bukan semata-mata khayalan. Di Lautan Sargasso itu banyak kapal yang tak pernah sampai ke tujuannya dan terkubur di dasar laut itu. Di sana terhimpun kapal-kapal dari berbagai jaman, harta karun, mayat tulang belulang manusia. Luas Laut Misteri Sargasso ini 3650 km untuk panjang dan lebarnya 1825 km, dan di sekelilingnya mengalir arus yang kuat sekali, sehingga membentuk pusaran yang sangat luas yang berputar perlahan-lahan searah jarum jam. Didasar lautnya terdapat pegunungan yang banyak dan mempunyai tebing dan ngarai yang terjal.
Segitiga Bermuda memang menarik, sekaligus menakutkan. Konon perairan Karibia merupakan tempat yang banyak menyimpan keanehan-keanehan, seperti cahaya-cahaya yang tak jelas asalnya, bayangan-bayangan yang menakutkan, yang keluar masuk permukaan laut, bentuknya tak jelas tapi lebih besar dari ikan paus. Bentuknya seperti ubur-ubur raksasa dengan warna kulit keputihan dan pernah dilihat oleh dua orang (jadi bukan halusinasi). “Ubur-ubur raksasa” itu seperti mampu mengganggu jarum kompas dan menyerap energi fisik. Mungkin “ubur-ubur raksasa” itu bukan binatang, melainkan pangkalan UFO yang dapat keluar masuk dari dalam laut. Keanehan lain di dekat pulau Puerto Rico, tampak suatu pancaran air raksasa yang membentuk cendawan atau kembang kol. Laut di tempat itu mempunyai kedalaman sampai 10 km. Kejadian ini sempat dilihat oleh awak pesawat Boeing 707 pada tanggal 11 April 1963. Menurut mereka cendawan air itu mempunyai garis tengah selebar 900-1800 meter dengan ketinggian separuhnya. Mungkin itu hanya percobaan nuklir dari negara Amerika atau lainnya? Tapi pihak Amerika tidak membenarkannnya, sebab tak mungkin mencoba bom di jalur penerbangan. Mungkin ledakan itu berasal dari kapal selam nuklir Thresher yang hilang sehari sebelumnya, tapi lokasi hilangnya kapal selam itu ribuan km dari sana.
Ada sebuah tempat di perairan Boca Raton, yang di sana terdapat sebuah pipa bergaris tengah 20 cm. Jelas bukan milik Amerika (untuk lebih lanjut: Orang Bumi). Peristiwa ini dilihat oleh suami istri Lloyd Wingfields. Mereka melihat sebuah tiang asap disana, dan ketika didekati oleh mereka, tampak sebuah pipa yang muncul dari dasar laut yang merupakan sumber keluarnya asap itu. Asap itu sendiri tak mengeluarkan bau dan berwarna kekuning-kuningan. Mungkinkah pipa itu tertancap dari sumber api di dasar laut? Pangkalan UFO di dasar lautkah yang menyebabkannya? Lagipula kedalaman laut itu cukup dalam, sehingga mereka tak berani menyelam untuk melihat lebih lanjut, juga mereka melihat (sesudahnya) sebuah helikopter yang mengalami kerusakan mesin dan berusaha mendarat darurat di laut. Melihat kenyataan-kenyataan yang ada dan bukti yang dapat dipertahankan itu, timbullah berbagai macam bentuk teori yang mungkin berbeda satu sama lain. Teori-teori yang pernah dikemukakan untuk membuka misteri hilangnya kapal itu, antara lain:
- Adanya bahaya alam/gempa yang dapat menarik kapal tersedot.
- Adanya bermacam-macam arus yang berkumpul di daerah Segitiga Bermuda itu, sehingga mungkin saja arus bawah tiba-tiba berubah ke permukaan dan menyebabkan pusaran air.
Ditemukan Blue Hole, tapi masih diragukan, karena kapal yang besar seperti tanker/kapal induk tak mungkin mampu disedot oleh Blue Hole. Terjadi gempa yang menyebabkan tanah retak besar dan air membentuk pusaran dan menyedot kedalamnya. Adanya puting beliung atau pusaran angin yang dapat menyebabkan hancurnya sebuah pesawat terbang karena dihempaskan.
Ulasan lain, di daerah Kutub Selatan ada sebuah lubang besar yang menghubungkan dunia luar dengan dunia lain (entah benar atau tidak). Pernah ada orang bernama Admiral Bryd, melihat dari kapal terbang ke Barat di kutub selatan sebelah darat menghijau dengan danau yang tak membeku dan binatang liar mirip bison dan melihat seperti manusia-manusia purba. Sebagai ilmuwan Bryd melaporkan pristiwa itu, tapi tak ada yang mempercayainya.
Pernahkah anda mendengar kisah alien abduction yang dialami oleh Herbert Schirmer yang mempunyai pangkalan di lepas pantai Florida (Segitiga Bermuda) dan salah satu kutub bumi? Mungkin tempat itu merupakan pangkalan UFO yang bertujuan kurang baik?
Kitapun mempunyai hal yang sama seperti Segitiga Bermuda, yaitu kisah misteri Nyai Roro Kidul, sayangnya hal itu tak pernah diselidiki secara ilmiah. Apakah di sana juga terdapat pangkalan UFO? Laut Selatan dipercaya orang sebagai tempat tinggal jin. Sebuah buku karangan Muhammad Isa Dawud yang berjudul “Dialog dengan Jin Muslim” mengemukakan bahwa segitiga bermuda merupakan kawasan hunian para jin (halaman 83-96).
Apakah pesawat dan kapal yang hilang di segitiga bermuda “ditransfer” ke dimensi lain? Adakah hubungan segitiga bermuda dengan Atlantis? Adakah hubungan dengan “chupacabra” yang dijumpai di Puerto Rico (dekat Segitiga Bermuda)? Dan yang unik adalah, segitiga bermuda cukup dekat dengan peluncuran roket NASA (Florida)?
Fakta tentang kejadian misterius di Segitiga Bermuda adalah terjadi pada Perang Dunia II telah usai tahun 1945 ditandai dengan kemenangan Amerika dan sekutunya atas Hitler (Jerman) dan Jepang. Trauma atas pembataian jutaan yahudi oleh Hitler di Jerman membuat perhatian dunia tercurah pada perlindungan hak-hak azasi manusia.Sehingga masalah lain tidak mendapat perhatian. Sebuah kejadian misterius terjadi pada saat perang. Yaitu menghilangnya satu skuadron Pesawat tempur milik Amerika disekitar Kepulauan Bermuda. Pihak militer Amerika menutup - nutupi masalah ini, sehingga tak ada yang peduli atau mengetahui dengan jelas masalah ini. Bahkan peristiwa ini hanya diketahui orang - orang tertentu di militer. Hingga sekitar tahun 80-an masyarakat sekitar membuka mulut tentang hilangnya kapal - kapal yang berlayar disekitar perairan Bermuda.Ternyata banyak kasus hilangnya kapal tersebut baik setelah maupun sebelum Perang Dunia II. Akhirnya beberapa mantan petinggi militer AS yang mengetahui tentang hilangnya satu skuadron pesawat tempur itu mulai angkat bicara. Mereka mengatakan bahwa ada rekaman pembicaraan antara komandan skuadron itu dengan salah satu markas militer AS. Sesaat sebelum putus hubungan, Komandan skuadron itu mengatakan bahwa pada waktu terbang diatas perairan Bermuda, waktu itu cuaca sedang cerah, tiba-tiba mereka mengalami fenomena aneh. Mereka seperti memasuki suatu daerah yang asing. lalu mereka mulai panik dan kehilangan komunikasi dengan markas. Lalu markas mencoba mencarinya didaerah tersebut tapi tidak diketemukan. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah kecelakaan? Jika kecelakaan, mengapa pesawatnya tidak ditemukan? Fenomena apakah ini? Adakah campur tangan mahluk asing (Alien / Jin / Hantu)? Ataukah Fenomena yang terjadi secara alami? Banyak pertanyaan yang dapat diajukan dan perlu dijawab.Dan banyak pula jawaban yang telah diberikan. Baik sekedar cerita tahayul (legenda), Cerita yang dihubung-hubungkan dengan agama, cerita yang (katanya) diceritakan oleh Jin, maupun hasil penelitian secara ilmiah yang dilakukan oleh para ahli. Namun sampai saat ini cerita - cerita itu sulit dibuktikan kebenarannya. Begitupun dengan hasil penelitian para ahli yang masih sangat jauh dari memuaskan. Mungkin anda punya pendapat sendiri tentang kejadian itu…??
Banyak yang menganggap bahwa Segitiga Bermuda adalah Segitiga Setan (Devil Triangle). Tapi apakah memang demikian adanya..??? Kapal - kapal laut besar yang tiba-tiba hilang tanpa jejak, pesawat-pesawat udara yang hilang tak berbekas, bahkan ada pula yang meledak tanpa ada tanda-tanda kerusakan apapun. Banyak kejadian aneh yang sepertinya tidak masuk akal, bahkan legenda yang menyelimuti tempat itu dapat di trace back sampai ke masa Christopher Colombus.
Sampai saat ini sudah lebih dari 1000 orang hilang di segitiga laut Atlantik, antara kota Bermuda, Miami dan San Juan, Puerto Rico. Ini telah menjadi tempat `langganan` hilangnya ratusan kapal dan pesawat, dan berbagai macam jenis bangkai kapal ditemukan ditempat ini. Ribuan laporan tentang hilangnya pesawat, kejadian-kejadian yang tidak dapat dijelaskankan, semuanya dapat di lihat dari pertengahan abad ke 19.
Karena terlalu seringnya kapal-kapal yang hilang di laut tempat itupun dijuluki dengan Devil`s Triangle. Nama kapal-kapal yang `hilang` di perairan tersebut antara lain, 1872: perahu bernama The Mary Celeste, tahun 1945: hilangnya 5 Angkatan Laut -Flight 19, tahun 1947: Army C-45 Superfort hilang setelah tinggal landas 100 mil dari Bermuda, tahun 1948: pesawat Four-engined Tudor IV hilang bersama 31 nyawa penumpangnya, tahun 1948: Pesawat DC-3 hilang bersama 32 penumpang dan awak kapalnya, tahun 1949: Tudor IV hilang untuk kedua kalinya. Kemudian tahun 1950: Giant US Air Force Globemaster hilang, tahun 1950: pesawatan barang Amerika SS Sandra (350 ft), tenggelam tanpa jejak, tahun 1952: Pesawat Transport Inggris hilang dengan penumpang 33 orang hilang tanpa jejak. Masih banyak daftar pesawat-pesawat lain dari Perancis dan Jerman yang hilang ditempat itu.
Ditempat ini juga dikabarkan sering terlihat benda-benda angkasa luar, meteor atau bintang jatuh, bahkan ada yang mengaku sering terlihat UFO bersliweran di tempat tersebut. Dalam catatan Christopher Colombus, menuliskannya sebagai bola cahaya yang jatuh dari langit dalam jurnal hariannya, beberapa orang dalam . Seorang ahli sejarah dari Jerman Dr. Michael Preisinger, mengatakan bahwa ada kemungkinan segitiga bermuda tersebut merupakan `pintu gerbang`, dari alam lubang cacing alam semesta atau yang lebih dikenal dengan sebutan Worm Holes. Para ilmuwan yang diberikan data-data mengenai daya magnetik yang berada di pantai Bermuda tersebut mungkin saja terjadi karena micro-wormholes. Begitu juga dengan Prof. John Wheeler, dari Princeton, dia juga yakin bahwa Worm Holes itu ada di segitiga bermuda, bahkan mungkin menjadi lorong tempat singgah atau transit tunnels antara dua dimensi yang berbeda, yang mungkin saja hanya merupakan celah kecil, 0.0000 (0-nya sampai 33 kali) sekian saja, dalam ukuran giga point. Mereka dapat berkedip-kedip sehingga menimbulkan anti-matter. Begitu juga dengan Professor Tsung-Min Gung, dari Universitas Tokyo, yang mengatakan kalau memang ada worm holes di sana, kemungkinan memang daya magnetik bumi akan seperti data-data yang disiapkan Dr. Preisinger.
Ada juga yang mengaitkan keberadaan Segitiga bermuda tersebut dengan keberadaan sebuah tempat yang bernama Atlantis. Kejadian-kejadian yang non supranatural, juga sering terjadi seperti badai yang aneh, arus ombak yang luar biasa di teluk yang berarus kencang, dan pergeseran dasar laut yang berubah dengan cepat. Tempat ini juga merupakan daerah yang sangat jarang karena ditempat inilah daya magnet bumi bagian utara bertabrakan dengan magnet kutub utara. Ini akan membuat seorang penerbang akan kliyengan kehilangan arah.
Ratusan kapal laut sudah hilang tanpa jejak di wilayah kecil di lepas pantai Amerika. Wilayah itu sangat boleh jadi tempat pendaratan UFO yang penuh medan magnet, perusak kompas dan alat navigasi elektronik lainnya. Tapi mungkin juga lubang ruang waktu yang menyedot hilang semua materi, seperti black hole. Atau mungkin memang tempat pusaran air yang luar biasa besarnya. Apa pun teori penjelasan yang disusun, daerah itu tetap misterius.
Dulu ketika samudera masih diarungi para pelaut pemberani dengan kapal kayu, sudah ada yang menuturkan tentang suatu wilayah di Samudera Atlantik yang tidak beres. Itu Laut Sargaso yang kadang-kadang tidak ada anginnya yang bertiup sedikit pun sampai lama sekali, sehingga kapal layar zaman itu tidak maju-maju. Padahal laut penuh dengan ganggang raksasa yang daunnya mengapung seperti tangan-tangan ribuan ular naga. Tamatlah riwayat kapal yang terlalu lama mandek, karena sementara itu dindingnya sudah ditumbuhi ganggang raksasa berdaun seperti tangan-tangan ular naga. Akhir awak kapal kayu semacam itu ialah kelaparan dan mati pelan-pelan. Begitu pula dengan kapal hantu yang tetap mengapung di laut tetapi tidak ada seorang awak pun yang mengemudikannya. Kapal itu mungkin sudah ditinggalkan oleh awaknya yang mencoba berenang mencapai pantai, tapi tidak berhasil. Sebab, tidak ada sisanya secuil pun.
Kisah semacam itu tidak diragukan lagi hanya didengarkan (atau dibaca) sebagai legenda, tapi tidak dipercaya. Namun, anehnya sampai sekarang pun masih saja ada yang beredar, dan dibaca atau diperbincangkan dalam pertemuan-pertemuan ilmiah. Kadang tentang kapal yang terbalik karena salah menempatkan muatan dalam palka kapal. Atau tentang kapal yang tiba-tiba kehilangan arah dalam cuaca yang tiba-tiba saja menjadi buruk, lalu tak dapat mengatasi musibah karena kondisi kapal memang buruk, kurang perawatan.
Tetapi yang lebih aneh ialah, ada beberapa kapal modern yang sebenarnya sangat layak laut, namun begitu toh ditinggalkan juga oleh awak kapalnya. Tak seorang pun yang dapat ditemukan kembali. Pada bulan April 1925 misalnya, kapal pengangkut barang Raifuku Maru dari Jepang, yang boleh dikatakan sudah modern dilengkapi pemancar radio, dan sangat layak laut, cepat sekali tenggelam setelah mengirim berita, “Seperti pisau raksasa! Cepat tolong! Kami tak mungkin lolos!” Kapal itu ditelan ombak bersama seluruh awaknya. Tak ada yang tersisa.
Bulan Oktober 1951, kapal tanker Southern Isles mengalami nasib serupa. Ketika berlayar dalam konvoi, tiba-tiba ia hilang sampai kapal-kapal yang lain hanya dapat melihat cahaya yang ditinggalkannya sedang tenggelam ke dasar laut. Kapal tanker kembarannya Southern Districts tenggelam dengan cara yang sama dalam bulan Desember 1954. Ia hilang tanpa meninggalkan SOS ketika berlayar melintasi wilayah yang tidak beres itu ke Utara menuju South Carolina. Itu beberapa kejadian yang mencolok untuk dicatat. Kejadian lain yang serupa tapi tak sama terlalu banyak untuk disebut satu per satu. Pesawat terbang juga ditelan. Tetapi yang paling mengerikan ialah hilangnya formasi lengkap 5 buah pesawat pelempar torpedo Grumman TMB-3 Avenger tanggal 5 Desember 1945. Sebuah pesawat penyelamat yang ingin mencari sisa-sisanya pun ditelan ombak di “laut yang tidak beres” itu. Kisahnya tidak diolok-olok sebagai legenda lagi, tapi ditangani lebih serius. Jadi di kemudian hari tidak akan ada lagi yang mencoba-coba melewati daerah itu. Sejak itu, orang bicara ngeri tentang segi tiga maut Bermuda. Disebut segi tiga, karena setelah kelenyapan-kelenyapan kapal dan pesawat terbang itu diproyeksikan pada peta, ternyata semua berlangsung di suatu daerah berbentuk segi tiga, antara Kepulauan Bermuda, Puerto Rico, dan bagian selatan Florida.
Cerita 5 buah pesawat pelempar torpedo Grumman TMB-3 Avenger tanggal 5 Desember 1945 yang misterius adalah pada waktu berangkat dari pangkalan udara Fort Lauderdale, di utara Miami, pada pukul 14.10 untuk latihan terbang ke arah timur sejauh 150 mil, lalu belok ke Utara sejauh 40 mil, dan akhirnya ke Barat Daya untuk kembali ke pangkalan lagi. Dalam perjalanan ada acara latihan menyerang beberapa bangkai kapal di pantai Kepulauan Great Sale Clay. Udaranya mula-mula cerah, dan penerbangan berjalan mulus. Tetapi pada pukul 15.45 komandan penerbangan Letnan Udara Charles Taylor, yang sudah mengantungi 2.500 jam terbang, melaporkan ke menara pangkalan, “Ini gawat, Pak! Kami sepertinya kehilangan arah! Tak ada daratan. Ulangi: tidak ada daratan!” Menara pengawas menanyakan posisi formasi pesawat, tapi Taylor menjawab, “Tak tahu persis di mana kami berada!”. “Terbanglah ke Barat!” perintah menara. Tapi kemudian lama sekali tidak ada kontak. Lalu ada percakapan simpang siur dari beberapa orang penerbang yang lain, “Kami tidak tahu di mana arah barat itu. Ada yang tidak beres ini. Semua terlihat aneh. Bahkan lautnya juga!” Sesudah sepi sejenak, komandan penerbangan menyerahkan komando kepada penerbang lain tanpa alasan yang jelas. Komandan baru ini melapor dengan suara setengah histeris, “Ya, Tuhan! Di mana kami ini! Mungkin kami sudah melewati Florida dan terbang di atas Teluk Meksiko!”. Pada saat itu komandan baru memutuskan untuk terbang kembali 180 derajat ke arah Florida lagi, tetapi dari kenyataan bahwa sinyal radionya makin lama makin lemah, diduga bahwa ia justru terbang lebih menjauhi pangkalan. Laporan terakhir yang dapat ditangkap ialah, “Nampaknya kami terbang memasuki air putih … … tamatlah kami!” Seorang penggemar radio SSB yang ikut mendengarkan percakapan itu menjelaskan lewat radionya, bahwa ia masih sempat mendengarkan kata-kata terakhir dari Letnan Taylor kepada para penerbang lain, “Jangan mengikuti saya! Sepertinya mereka datang dari angkasa luar!”. Segera sesudah kontak dengan para penerbang itu putus, sebuah pesawat amfibi PBM-5 Martin Mariner mengangkasa untuk memberi pertolongan. Beberapa menit kemudian, pesawat ini melaporkan posisinya, tapi kemudian pemancarnya diam. Pesawat ini hilang juga bersama 13 awak pesawat. Tak berbekas seperti kelima pesawat Grumman yang hendak ditolong. Menurut saksi mata di atas kapal tanker Gaines Miles yang kebetulan berlayar di daerah itu, pesawat amfibi itu jatuh ke laut. Pada pukul 19.40 awak kapal tanker ini melihat ledakan dahsyat dengan kobaran api setinggi 30 m. Ketika kapal itu datang ke tempat kejadian, awaknya melihat kubangan minyak, tapi tak ada secuil pun sisa pesawat amfibi yang tampak. Apalagi orang. Dua puluh dua kapal angkatan laut, 300 pesawat terbang militer, dan sejumlah kapal selam kemudian dikerahkan untuk mencari sisa-sisa kecelakaan terbesar dalam abad ini. Hasilnya nol koma nol-nol. Penulis Amerika Charles Berlitz menjadi kaya karena bukunya yang meledak The Bermuda Triangle, terbitan Doubleday & Co, New York, tahun 1974. Sebanyak 18 juta jilid laku keras seperti pisang goreng. Berlitz mengemukakan dugaan, bahwa pesawat naas itu diserang makhluk angkasa luar dalam piring terbang bercahaya putih. Atau mungkin juga tersedot ke dalam lubang lorong waktu seperti hilangnya semua materi kalau masuk ke dalam black hole ruang angkasa.
Itu semua jelas spekulasi, tetapi pada tahun 1974, masyarakat memang masih percaya pada spekulasi-spekulasi quasi ilmiah. Menurut para [eneliti ilmiah yang menangani masalah ini, kompas para penerbang pesawat Grumman itu rusak, dan penerbangnya harus berjuang mengatasi keadaan dengan hanya mengandalkan pada penglihatan dan posisi matahari, untuk terbang lebih lanjut.
Pada suatu saat mereka mengira terbang di atas kepulauan sebelah selatan Florida. Berdasarkan posisi yang salah ini mereka bernavigasi lebih lanjut. Tetapi sebenarnya mereka terbang zig-zag di utara Kepulauan Bahama, menuju ke Samudera Atlantik. Karena tangki bensinnya kemudian kosong, terjunlah mereka ke laut, dan hancur berkeping-keping. Kalaupun ada yang berhasil lolos dari maut ketika mendaratkan pesawatnya di permukaan air, ia jelas tidak dapat bertahan dalam air yang dingin, lalu tewas tenggelam. Tetapi apa penyebab rusaknya kompas itu, dan mengapa itu terjadi di segi tiga Bermuda? Apakah ini berhubungan dengan air bercahaya putih yang dilaporkan oleh para penerbang, dan yang kemudian juga dilihat oleh para awak pesawat ruang angkasa Apollo 12? Menurut Bill Dillon dari U.S. Geological Survey, Woods Hole Field Center, air bercahaya putih itulah penyebabnya. Di daerah segi tiga maut Bermuda, tapi juga di beberapa daerah lain sepanjang tepi pesisir benua, terdapat “tambang metana”. Tambang ini terbentuk kalau gas metana menumpuk di bawah dasar laut yang tak dapat ditembusnya. Gas ini dapat lolos tiba-tiba kalau dasar laut retak. Lolosnya tidak kepalang tanggung. Dengan kekuatan yang luar biasa, tumpukan gas itu menyembur ke permukaan sambil merebus air, membentuk senyawaan metanahidrat.
Peristiwa ini mirip dengan blow out yang sering terjadi pada pengeboran minyak bumi. Pada blow out di daratan, yang dibakar gas adalah udara yang tidak begitu menimbulkan malapetaka, kecuali kebakaran yang mudah dikendalikan. Tetapi di dasar laut segi tiga maut Bermuda?
Kejadiannya menyangkut gas metana yang luar biasa banyaknya dalam air yang juga ratusan ribu ton. Air yang dilalui gas ini mendidih sampai terlihat sebagai “air bercahaya putih”. Blow out serupa yang pernah terjadi di Laut Kaspia sudah banyak menelan anjungan pengeboran minyak sebagai korban. Regu penyelamat yang dikerahkan tidak menemukan sisa sama sekali. Mungkin karena alat dan manusia yang menjadi korban tersedot pusaran air, dan jatuh ke dalam lubang bekas retakan dasar laut, lalu tanah dan air yang semula naik ke atas tapi kemudian mengendap lagi di dasar laut, menimbuni mereka semua. Apakah kejadian serupa juga berlangsung di segi tiga maut Bermuda? Di daerah Blake Ridge, di lepas pantai South Carolina memang ditemukan senyawaan metanahidrat.
Di laboratorium penelitian gerakan air British Institute of Oceanographic Sciences kemudian dilakukan percobaan dengan kapal miniatur yang dilanda air yang mendidih tiba-tiba. Kapal percobaan ini segera tenggelam karena berkurangnya daya apung yang tiba-tiba. Juga kapal penyelamat percobaan yang dikirim kemudian tenggelam dengan cara yang sama.
Apakah dengan hasil percobaan itu misteri segi tiga maut Bermuda sudah terpecahkan? Belum juga!
Bagaimana duduknya perkara sampai pesawat terbang juga menjadi korban ledakan gas metana? Menurut Bill Dillon, pesawat yang terbang rendah memang dapat terpengaruh oleh pancaran air mendidih bercampur gas yang luar biasa kuatnya itu, lalu jatuh ke laut. Tetapi apakah yang menyebabkan kompas pesawat terbang Grumman itu tidak berfungsi? Jelas medan magnet, tapi dari apa? Apakah dari ledakan gunung di dasar laut? Ini masih tetap merupakan misteri yang saat ini belum terungkap karena miskin angka….
No comments:
Post a Comment