Coretan : Pharao Dan Mesir Kuno
Gerakan kehidupan di atas bumi yang satu ini, selalu menarik perhatian saya. Perputaran waktu dan sejarah dunia sungguh luarbiasa.
Bila dipikir saya adalah satu dari 6 milyar penduduk dunia di awal abad 21 ini, maka sungguh sukar dibayangkan berapa jumlah total manusia yang pernah menikmati hidup di bumi ini dari awal penciptaannya hingga sekarang dan bisa dibayangkan sungguh luarbiasa kompleksnya bumi ini sehingga kebutuhan sekian banyak manusia pernah dan masih harus terus ditampungnya.
Bila waktu dibentang mulai dari penciptaan bumi hingga saat ini maka waktu hidup yang saya alami sekarang tentulah bak satu titik kecil dalam rentang waktu yang luarbiasa panjang.
Bila saya harus jelaskan ke anak-anak saya bagaimana Yang Maha Kuasa memulai penciptaan bumi, penciptaan binatang pertama, penciptaan manusia pertama, pergerakan manusia dari Afrika Utara, pengukiran sejarah pertama, zaman Mesir kuno, Yunani kuno, bangsa Aztek, penemuan Amerika, perang dunia ke satu, perang dunia ke dua hingga saat ini, tampaknya saya harus menyerah sebelum mencoba.
Selain saya hanya memiliki sedikit sekali bekal juga percaturan waktu dan sejarah dunia demikian kompleks. Namun tak dipungkiri hal-hal itu juga sangat menarik perhatian saya saat ini. Hingga keinginan bernapak tilas di salah satu cukilan sejarah dunia seperti Mesir kuno memotivasi saya untuk bermimpi mengunjungi negara pharao ini.
Di zaman Mesir kuno para pharao ini berlaku sebagai Tuhan berdaging, bahkan bila mereka sudah mati pun bagi bangsanya mereka tetap memiliki kuasa sehingga tidak heran bila kemudian dibangunlah bangunan-bangunan monumental untuk mengenangnya. Kekuasaan para pharao ini luarbiasa luas, mulai dari agama, politik dan militer.
Bila kita bicara mengenai Mesir kuno maka akan muncullah pharao yang terkenal diantaranya Tutanchamun, Cheops atau Menes. Yang sering membuat salah paham adalah bahwa waktu hidup para pharao ini berselisih abad. Para sejarawan membagi sejarah Mesir seringkali dalam 3 epoche, zaman tua, zaman pertengahan dan zaman baru.
Zaman Mesir kuno tua (sekitar 2707-2170 SM = hampir 5000 tahun y.l.)
Ketika itu orang yang menetap di sepanjang sungai Nil semakin banyak sehingga standar hidup di sana menjadi semakin tinggi dan menyebabkan berkurangnya jumlah para nomaden. Dari sinilah dasar zaman Mesir kuno tua, zaman hidupnya para pembangun piramida, zaman paling berjaya dari seluruh sejarah keberadaban Mesir. Saat itu aturan tata kehidupan dan agama serta tulisan sudah dibuat. Para pharao ini dilihat sebagai dewa dan bertugas mengurusi kehidupan bahkan setelah kematiannya.
Satu dari para pharao di waktu itu adalah Djoser (2690-2670 SM), laku politiknya tidak dikenal namun hasil pemerintahannya dapat dilihat dalam Piramida tangga Sakkara di Gizeh. Kemudian dilanjutkan oleh Snofru, yang memulai kerjasama dagang dengan negara lain, kemudian Cheops, Chephren dan Mykerions. Sampai Cheops jalannya pemerintah dianggap tanpa rintangan, namun setelah itu adalah zaman runtuhnya zaman Mesir kuno tua.
Zaman Mesir kuno pertengahan (sekitar 2060-1785 SM = 4000 tahun y.l.)
Diantara zaman Mesir kuno tua dan pertengahan ada waktu di mana terjadi anarki sampai berabad-abad, waktu itu dipenuhi dengan kesulitan sosial dan kelaparan. Entah berapa banyak raja yang berusaha mengambil kekuasaan dan berlangsung samapi 200 tahun hingga akhirnya kedamaian kembali dapat ditegakkan. Raja Mentuhotep berhasil sekitar tahun 2040 SM berkuasa hingga lama dan menyatukan kembali Mesir kuno. 40 tahun dalam 50 tahun waktu kuasanya ia habiskan untuk berperang di dalam negri. Ia dianggap sebagai pendiri zaman Mesir kuno pertengahan.
Hal pertama yang dilakukannya setelah penyatuan kembali adalah memindahkan ibukota dari Memphis ke Theben, ke dekat lembah-lembah para raja. Di dalam epoche ini, pharao yang terkenal adalah Amenemhet, Sesostris I, Amenemhet III und Sesostris III, negara itu sampai pada kekayaan yang sebelumnya belum dicapai, ia memiliki Nubien (sekarang Sudan) dan sampai Palestina. Namun sayang zaman ini pun kemudian oleh perebutan kuasa intern dibuat tidak stabil.
Zaman Mesir Kuno baru (sekitar 1570-1075 SM =3500 tahun y.l.)
Kurang lebih 1650 SM Hyksos, turunan orang Asia, mengambil alih kekuasaan di Mesir. Ia yang pertama mengenalkan orang Mesir senjata dari besi dan mempengaruhi budaya, ia membawa juga kuda dan kendaraan ke Mesir. Berlangsung hampir 100 tahun hingga pangeran-pangeran Mesir bersatu dan mengusir Hyksos. Dengan kemenangan terhadap Hyksos ini dimulailah zaman Mesir kuno baru. Di abad pertama ini orang Mesir mengalami masa gemilang. Batas Mesir mengembang sampai Kreta dan Ciprus.
Di abad 14 SM, mulailah terjadi pemisahan internal kekuasaan agama dan dunia sehingga membuat zaman ini semakin lemah. Konsumerisme dan dekadens, yang membelah internal dan serangan dari luar mengakhiri zaman Mesir kuno baru di tahun 1075 sebelum Masehi. Para pharao tidak lagi dianut sebagai Tuhan berdaging.
Bila dipikir saya adalah satu dari 6 milyar penduduk dunia di awal abad 21 ini, maka sungguh sukar dibayangkan berapa jumlah total manusia yang pernah menikmati hidup di bumi ini dari awal penciptaannya hingga sekarang dan bisa dibayangkan sungguh luarbiasa kompleksnya bumi ini sehingga kebutuhan sekian banyak manusia pernah dan masih harus terus ditampungnya.
Bila waktu dibentang mulai dari penciptaan bumi hingga saat ini maka waktu hidup yang saya alami sekarang tentulah bak satu titik kecil dalam rentang waktu yang luarbiasa panjang.
Bila saya harus jelaskan ke anak-anak saya bagaimana Yang Maha Kuasa memulai penciptaan bumi, penciptaan binatang pertama, penciptaan manusia pertama, pergerakan manusia dari Afrika Utara, pengukiran sejarah pertama, zaman Mesir kuno, Yunani kuno, bangsa Aztek, penemuan Amerika, perang dunia ke satu, perang dunia ke dua hingga saat ini, tampaknya saya harus menyerah sebelum mencoba.
Selain saya hanya memiliki sedikit sekali bekal juga percaturan waktu dan sejarah dunia demikian kompleks. Namun tak dipungkiri hal-hal itu juga sangat menarik perhatian saya saat ini. Hingga keinginan bernapak tilas di salah satu cukilan sejarah dunia seperti Mesir kuno memotivasi saya untuk bermimpi mengunjungi negara pharao ini.
Di zaman Mesir kuno para pharao ini berlaku sebagai Tuhan berdaging, bahkan bila mereka sudah mati pun bagi bangsanya mereka tetap memiliki kuasa sehingga tidak heran bila kemudian dibangunlah bangunan-bangunan monumental untuk mengenangnya. Kekuasaan para pharao ini luarbiasa luas, mulai dari agama, politik dan militer.
Bila kita bicara mengenai Mesir kuno maka akan muncullah pharao yang terkenal diantaranya Tutanchamun, Cheops atau Menes. Yang sering membuat salah paham adalah bahwa waktu hidup para pharao ini berselisih abad. Para sejarawan membagi sejarah Mesir seringkali dalam 3 epoche, zaman tua, zaman pertengahan dan zaman baru.
Zaman Mesir kuno tua (sekitar 2707-2170 SM = hampir 5000 tahun y.l.)
Ketika itu orang yang menetap di sepanjang sungai Nil semakin banyak sehingga standar hidup di sana menjadi semakin tinggi dan menyebabkan berkurangnya jumlah para nomaden. Dari sinilah dasar zaman Mesir kuno tua, zaman hidupnya para pembangun piramida, zaman paling berjaya dari seluruh sejarah keberadaban Mesir. Saat itu aturan tata kehidupan dan agama serta tulisan sudah dibuat. Para pharao ini dilihat sebagai dewa dan bertugas mengurusi kehidupan bahkan setelah kematiannya.
Satu dari para pharao di waktu itu adalah Djoser (2690-2670 SM), laku politiknya tidak dikenal namun hasil pemerintahannya dapat dilihat dalam Piramida tangga Sakkara di Gizeh. Kemudian dilanjutkan oleh Snofru, yang memulai kerjasama dagang dengan negara lain, kemudian Cheops, Chephren dan Mykerions. Sampai Cheops jalannya pemerintah dianggap tanpa rintangan, namun setelah itu adalah zaman runtuhnya zaman Mesir kuno tua.
Zaman Mesir kuno pertengahan (sekitar 2060-1785 SM = 4000 tahun y.l.)
Diantara zaman Mesir kuno tua dan pertengahan ada waktu di mana terjadi anarki sampai berabad-abad, waktu itu dipenuhi dengan kesulitan sosial dan kelaparan. Entah berapa banyak raja yang berusaha mengambil kekuasaan dan berlangsung samapi 200 tahun hingga akhirnya kedamaian kembali dapat ditegakkan. Raja Mentuhotep berhasil sekitar tahun 2040 SM berkuasa hingga lama dan menyatukan kembali Mesir kuno. 40 tahun dalam 50 tahun waktu kuasanya ia habiskan untuk berperang di dalam negri. Ia dianggap sebagai pendiri zaman Mesir kuno pertengahan.
Hal pertama yang dilakukannya setelah penyatuan kembali adalah memindahkan ibukota dari Memphis ke Theben, ke dekat lembah-lembah para raja. Di dalam epoche ini, pharao yang terkenal adalah Amenemhet, Sesostris I, Amenemhet III und Sesostris III, negara itu sampai pada kekayaan yang sebelumnya belum dicapai, ia memiliki Nubien (sekarang Sudan) dan sampai Palestina. Namun sayang zaman ini pun kemudian oleh perebutan kuasa intern dibuat tidak stabil.
Zaman Mesir Kuno baru (sekitar 1570-1075 SM =3500 tahun y.l.)
Kurang lebih 1650 SM Hyksos, turunan orang Asia, mengambil alih kekuasaan di Mesir. Ia yang pertama mengenalkan orang Mesir senjata dari besi dan mempengaruhi budaya, ia membawa juga kuda dan kendaraan ke Mesir. Berlangsung hampir 100 tahun hingga pangeran-pangeran Mesir bersatu dan mengusir Hyksos. Dengan kemenangan terhadap Hyksos ini dimulailah zaman Mesir kuno baru. Di abad pertama ini orang Mesir mengalami masa gemilang. Batas Mesir mengembang sampai Kreta dan Ciprus.
Di abad 14 SM, mulailah terjadi pemisahan internal kekuasaan agama dan dunia sehingga membuat zaman ini semakin lemah. Konsumerisme dan dekadens, yang membelah internal dan serangan dari luar mengakhiri zaman Mesir kuno baru di tahun 1075 sebelum Masehi. Para pharao tidak lagi dianut sebagai Tuhan berdaging.
Aaahhhh ..... hidup ternyata hanya libasan waktu yang cepat, tidak ada alasan untuk menekuk wajah. Bila mata dibuka, sejarah dunia direalisasi, hidup ternyata terlalu pendek untuk dibuat susah.... sangat disayangkan bila dalam kurun itu, banyak keindahan terlepas untuk disapa dalam gerak sejarahnya, dalam kecantikan alamnya, dalam laku sederhana manusianya ...... La bella vita !!
No comments:
Post a Comment