Apa Mazhab Islammu?
Kebanyakan Muslim di Indonesia tidak tahu dia termasuk dalam jenis dan mazhab Islam apa. Jawabannya normatif muslim Indonesia tentang jenis Islamnya adalah: Islam saja, yang mengikuti quran dan hadist. Walaupun keseluruhan mazhab maupun denominasi Islam di dunia juga pasti akan menjawab sama seperti itu.
Gambar dari Madh’hab
Walaupun umat Islam di Indonesia tidak mengetahui ini, dan menerima jenis Islamnya dari orangtuanya, dari ciri-ciri dan buku-buku fikih yang banyak diajarkan di pesantren bisa diketahui bahwa Islam Indonesia mayoritas adalah sunni bermazhab Syafi’i. Imam Syafii adalah seorang ahli Islam keturunan Arab yang lahir kurang lebih tahun 767 di Gaza.
Negara-negara dengan Islam bermazhab Syafii antara lain di Mesir, Somalia, Indonesia, Thailand, Singapura, Filipina, Yaman, Kurdi, Kerala (India) dan secara resmi diikuti oleh pemerintahan Brunei Darussalam dan Malaysia. Arab Saudi bermazhab Hambali.
Melihat peta penyebaran mazhab ini kemungkinan pengaruh Islam ini datang dari dari Yaman. Orang Indonesia keturunan arab bernenek moyang dari Hadramaut (Yaman). Tapi diaspora ini baru terjadi sekitar awal abad ke 19 akibat situasi politik di Yaman Selatan. Selain di Indonesia arab hadramaut ini juga menyebar di Asia Selatan, Asia Tenggara, Afrika Timur. Muslim Hadramaut adalah penganut Syafii.
Marga-marga Hadramaut di Indonesia antara lain Al Katiri, al Bawazir, al Atas, al Naqieb, Baswedan, Sungkar, Shahab, Assegaf dll. Keturunan arab Hadramaut di Indonesia bahkan jumlahnya lebih besar daripada di tempat asalnya dan beberapa marga yang ada di Indonesia bahkan sudah punah ditempat asalnya.
Muslim Indonesia seharusnya menyadari keragaman dalam Islam. Islam yang kita anut berasal dari orang tua kita, dan kita tidak bisa lari dari sejarah. Kalau dulu arab yang mempengaruhi nenek moyang kita datangnya dari Oman, barangkali kita semua Islamnya Ibadi. Kalau saya lahir di Pariaman, saya barangkali seorang Syiah (dan saya tidak menyadari itu).
Dengan adanya internet dan globalisasi informasi, sekarang penyebaran mazhab ini bisa semakin acak. Tetangga anda bisa saja seorang muslim bermazhab Hambali atau Quranist, rekan kantor seorang atheist dan rekan tenis seorang Subud dan tukang cukur anda seorang ‘kristen mesianik’. Bahkan anda sendiri dari hasil berbincang dengan teman dan tertarik menghadiri pengajian seorang Ustad, tahu-tahu anda sudah jadi seorang Ismaili. Jadi, jangan paranoid. Biarkan orang lain dengan keyakinannya, anda dengan keyakinan anda. Keberagaman itu fitrah dan indah.Mita
No comments:
Post a Comment