Duka Derita Syi;ah Sepanjang Sejarah (3)
“Mereka tiba-tiba menyerang begitu saja dan membakar pesantren. Semua habis dibakar, rata dengan tanah,” ujar Pembina Pesantren, Tajul Muluk, Kamis (29/12). Menurutnya, massa yang menyerang adalah warga sekitar yang tidak suka dengan keberadaan pesantren Syiah di sana.
Dia menyayangkan sikap pihak kepolisian yang terlihat tidak sigap dalam mengantisipasi serangan warga. “Padahal sebelumnya, sekitar satu minggu sudah ada ancaman pesantren akan dibakar. Aparat seperti kurang sigap,” ucapnya.Dia menjelaskan, pesantrennya sudah berdiri pada tahun 2004 yang lalu. Namun, seiring waktu, ada beberapa tokoh agama dan masyarakat yang memprovokasi warga untuk menyingkirkan pesantren.
“Dulunya nggak ada masalah. Tapi sejak 2006 keberadaan kami mulai diusik. Tokoh agama mulai memfitnah kami, menghasut warga untuk mengusir dan membakar pesantren kami,” jelasnya.Saat ini, ratusan santri yang berasal dari warga sekitar dan dari kalangan tidak mampu ini sudah dievakuasi oleh pengurus pesantren. “Mereka sudah dikembalikan ke rumah masing-masing,” tambahnya.Bukan hal mudah bagi petugas Kepolisian dan TNI masuk ke tempat kejadian perkara (TKP). Sebab, lokasi sudah diblokir massa dengan memegang senjata tajam. Siapa pun orang tak dikenal yang hendak masuk ke lokasi kejadian tak berselang lama pascakejadian, mereka memperoleh serangan massa yang dilengkapi dengan senjata tajam, utamanya clurit.
Kabarnya, bahkan wartawan pun dikejar massa. “Karena situasi tidak memungkinkan ke lokasi, kami hanya bisa menunggu bantuan dari Polda dan Polres Pamekasan,” kata Kabag ops Polres Sampang, Kompol Zainuri.
Untungnya, kejadian ini tak sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Setelah memperoleh bala bantuan, polisi, anggota Kodim 0828 Sampang dan Koramil Kecamatan Omben bisa masuk ke lokasi kejadian dan langsung meredakan aksi massa. Walau demikian, puluhan massa masih berkerumun di sisi utara sekitar 500 meter dari lokasi kejadian.
Namun demikian, rumah, mushola, dan madrasah milik kelompok Syiah itu telah rata dengan tanah setelah semua bangunan itu dibakar massa.
Habis, wassalam.
Soetarno Wreda
No comments:
Post a Comment