Imran Hosein Dan Konspirasi Timur Tengah
dan ini linknya kitaka beliau memperkirakan revolusi arab pada taun 2003 silam,silahkan di cek.mulai pada menit (3:56)
http://www.youtube.com/watch?v=0nR7-Cmszpo
Jika anda memperhatikan, siapakah yang untung dari terbongkarnya kabel diplomatik yang dilancarkan wikileaks antara Amerika dengan Negara-negara sekutunya? Israel atau dunia Islam? Di tengah krisis yang menerpa hampir seluruh Negara Timur Tengah, menariknya hanya Israel negara yang relatif masih bertahan.
Sejak tahun 2006, seperti dilansir The Armed Forces Journal, dalam sebuah laporan berjudul The New maps of muslim world and middle east tergambar jelas rencana perubahan peta dunia Islam dimana Amerika Serikat akan memecah berbagai dunia Islam. Yang menarik adalah Saudi yang akan dipecah menjadi tiga bagian: sunni, syiah, dan sacred state (seperti daerah istimewa).
Dan melihat persitiwa akhir-akhir ini, bukan tidak mungkin rencana AS itu akan cepat terwujud. Posisi Saudi sekarang diserang dari berbagai sudut. Dari dalam, mereka dihantam liberalisme. Sedangkan di Selatan mereka akan dikikis oleh Syiah Yaman. Para ahli politik dunia Arab menyebutkan bahwa perang antara Saudi dan Iran sudah berlangsung di perbatasan Saudi-Yaman. Houthi yang lebih taat kepada Iran dan mempunyai kesamaan ideologi diduga akan menyebarkan ajaran Syiah di jazirah Arab.
Kita memang sangat setuju dengan kejatuhan para diktator Arab di berbagai negara muslim. Namun menggantikan Mubarok, Ben Ali, dan Gaddafi dengan sistem demokrasi juga adalah anomali. Dimana ada demokrasi, pasti disana ada Yahudi. Sekarang kita bisa menyaksikan adakah partai-partai muslim yang komitmen untuk menjadikan Negarannya dengan konstitusi Syariat pasca revolusi? Di Tunisia, Abdul Hamid Jalashi dari Partai An Nahdhah, mengatakan, “Kami Akan Bekerja Untuk Membangun Masyarakat Sekuler Pluralistik.” Di Mesir, dalam pertemuan dengan senator Demokrat (10/12) dari Massachusetts, pejabat Ikhwanul berjanji untuk menghormati hak-hak sipil dan perjanjian internasional yang telah ditandatangani di masa lalu, termasuk mengkaji kembali perjanjian damai Mesir dengan Israel.
Di Maroko, lebih gila lagi. Dalam sebuah wawancara Al-Arabiya dengan pimpinan Partai Keadilan dan Pembangunan Maroko, Abdullah bin Kiran, menegaskan bahwa akan memerintah sebagai partai politik dan bukan sebagai partai religius. “Agama milik masjid dan kami tidak akan ikut campur dalam kehidupan pribadi warga,” ujarnya. Bin Kiran juga membantah bahwa partainya akan memaksakan jilbab pada perempuan Maroko.
Yang menarik justru di Libya, kedutaan besar Israel akan berdiri disana pasca tumbangnya Gaddafi. Juru bicara oposisi Libya, Ahmad Shabani pun orang yang dekat dengan Israel. Kepada Koran Hareetz Israel, (2/8/11), ia pernah meminta Israel untuk turun tangan menengahi kondisi yang berkecamuk di Libya. “Kami meminta Israel menggunakan pengaruhnya di masyarakat internasional untuk mengakhiri rezim tirani Gaddafi dan keluarganya,” katanya.
Kenapa Israel sangat berkepentingan terhadap isu Libya? Karena dalam skenarionya, Libya akan dijadikan penguatan basis pertahanan Israel untuk mematangkan rencana mereka menguasai basis Geopolitik Timur Tengah. Dengan membumikan kepentingan zionis atas Libya, Mesir, Tunisia, Al Jazair, Somalia, dan Sudan, akan mengukuhkan jalur kekuatan ekonomi Israel dan otomatis membentuk tatanan dunia baru yang semakin menghegemoni. Wallahua'lam.
(Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi)
No comments:
Post a Comment