Pekan Depan Tim Katastropik Purba Serahkan Laporan
Dari riset Tim Katastropik Purba menemukan bahwa ada keterkaitan antara sejarah peradaban dan bencana alam.
Tim Katastropik Purba bentukan Staf Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial pekan depan nanti akan menyerahkan hasil riset kebencanaan ke institusi terkait. "Pelimpahan laporan hasil riset akan kami serahkan ke Mendiknas, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menristek dan institusi kebencanaan yang relevan," kata Staf Khusus Presiden Andi Arief di Jakarta, hari ini (12/2).
Dalam laporan yang akan diserahkan tersebut, kata Andi Arief, termaktub di dalamnya temuan tentang keberadaan bangunan misterius yang diduga piramida di wilayah Gunung Padang dan Sadahurip yang dihasilkan dari Sarasehan "Menguak Tabir Peradaban dan Bencana Katastropik Purba di Nusantara untuk Memperkuat Karakter dan Ketahanan Nasional", 7 Februari lalu.
Dalam laporan Tim Katastropik Purba yang anggotanya antara lain terdiri Danny Hilman Natawidjaja dan Andang Bachtiar, itu memuat beberapa hal:
Pertama, data kebencanaan di beberapa kota seperti Banda Aceh, Batujaya, Trowulan hingga Indonesia Timur. Dari data kebencanaan memperlihatkan keterkaitan antara sejarah peradaban dan bencana alam. Apabila masyarakat tahu tentang bencana masa lalu yang pernah menghancurkan negeri seperti kasus tsunami Aceh pada abad 14 dan 15 maka tidak akan terjadi banyak korban pada tahun 2004 yang banyak disebabkan oleh ketidaktahuan ini.
Kedua, situs sejarah seperti Trowulan ternyata masih menyimpan banyak misteri sejarah yang terpendam di bawahnya. Trenching 1-2 meter saja ternyata menyimpan tubuh bangunan sampai kedalaman 15 meter bahkan lebih - kemungkinan menyimpan misteri sejarah peradaban kuno yang berlapis-lapis.
Ketiga, hasil survei geolistrik, georadar, geomagnet dan pemboran menunjukan bahwa di bawah situs megalitik Gunung Padang yang terlihat di puncak bukit ternyata ada struktur bangunan, paling tidak, sampai kedalaman 20 meteran. Dari data geolistrik diduga kuat bahwa struktur bangunan ini sampai memenuhi seluruh bukit dari puncak hingga level tempat parker, atau kurang lebih 100 meteran tingginya
Keempat, hasil penelitian di Gunung Padang menunjukkan bahwa peradaban Indonesia pada masa 4700 SM sudah demikian tinggi. Ini adalah bukti nyata yang pertama kalinya ditemukan di Indonesia. Hal ini diharapkan menjadi pionir untuk menguak masa Pra-Sejarah Indonesia yang masih gelap tapi sepertinya sudah divonis primitif oleh banyak orang termasuk para ahli arkeologi.
Kelima, temuan Gunung Padang ini sejalan dengan hasil riset Stephen Oppenheimer, profesor Oxford University, bahwa bangsa Nusantara sejak sebelum 10.000 tahun lalu merupakan pusat teknologi pertanian, peternakan, dan pelayaran untuk wilayah Asia-Pasific, dan bahkan dunia.
Keenam, dari aspek mitigasi bencana, temuan adanya hamparan pasir di kedalaman 3-5 meter di bawah situs bagian atas boleh jadi merupakan warisan kearifan masa lalu dalam mengantisipasi bencana akibat goncangan gempa.
Ketujuh, ada kesamaan karakter dan geometri dari struktur resistivity Gunung Sadahurip dan Gunung Padang. Selain banyak fenomena unik di Sadahurip yang masih sukar untuk dijelaskan oleh proses dan bentukan geologi. Oleh karena itu penelitian di sana perlu dilanjutkan untuk memperoleh hasil yang lebih terang.
Penulis: Ulin Yusron
No comments:
Post a Comment