Janganlah Kamu Cari 4 Hal Pada Akhir Zaman?
Belajar sejarah dan biografi tokoh-tokoh yang menggerakan sejarah adalah hal yang penting. Karena dari sana banyak mengalir nilai-nilai kebajikan dan kearifan. Salah satu tokoh bangsa yang gagasanya cukup mewarnai perjalanan bangsa Indonesia adalah KH. A Wahid Hasyim, ayah dari almarhum Gus Dur.
Kontrubusi mantan menteri Agama tiga periode ini sangat besar dalam perjalanan bangsa ini. Mulai dari kiprahnya di PPKI, dimana bersama dengan beberapa tokoh Islam lainya ia tak keberatan mencoret tujuh kata dalam Piagam Jakarta, berupa pernyataan yang menegaskan “menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.” Sikap ini menunjukan kualitas kenegarawanan KH. A Wahid Hasyim.
Kontribusi Wahid Hasyim yang tak kalah pentingnya juga adalah ide pendirian IAIN, Yayasan Perjalanan Haji dan hakim wanita di Peradilan Agama (PA). Beliau juga yang menggagas mempertemukan pendidikan Islam dan pendidikan umum di pesantren.
Ada satu hal yang membuat saya selalu ingat dengan tokoh ini. Yakni petuahnya yang sarat dengan kontemplasi. Menurut KH. A Wahid Hasyim, janganlah kamu mencari 4 hal pada akhir zaman, sebab kamu tak akan pernah menemuinya:
1) Janganlah kamu cari orang yang mengamalkan semua ilmunya, sebab kamu akan tetap bodoh.
2) Janganlah kamu cari makanan yang tak ber-syubhat, sebab kamu akan kelaparan.
3) Janganlah kamu cari teman yang tiada cacat-cela, sebab kamu akan terpencil seorang diri.
4) Janganlah kamu cari kerja yang tiada bercampur riya’ sama sekali, sebab kamu pasti tak akan beramal.
Petuah KH. A Wahid Hasyim ini patut untuk kita renung di tengah karut-marut kondisi bangsa ini. Meminjam wejangan Socrates, Hidup yang tak pernah direfleksikan adalah hidup yang tidak pantas dijalani.
Referensi: Buku=Nalar Kekuasaan Kaum Pergerakan (2008)
Harian Republika (3 Mei 2011)
Muhammad Hamka
Kontrubusi mantan menteri Agama tiga periode ini sangat besar dalam perjalanan bangsa ini. Mulai dari kiprahnya di PPKI, dimana bersama dengan beberapa tokoh Islam lainya ia tak keberatan mencoret tujuh kata dalam Piagam Jakarta, berupa pernyataan yang menegaskan “menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.” Sikap ini menunjukan kualitas kenegarawanan KH. A Wahid Hasyim.
Kontribusi Wahid Hasyim yang tak kalah pentingnya juga adalah ide pendirian IAIN, Yayasan Perjalanan Haji dan hakim wanita di Peradilan Agama (PA). Beliau juga yang menggagas mempertemukan pendidikan Islam dan pendidikan umum di pesantren.
Ada satu hal yang membuat saya selalu ingat dengan tokoh ini. Yakni petuahnya yang sarat dengan kontemplasi. Menurut KH. A Wahid Hasyim, janganlah kamu mencari 4 hal pada akhir zaman, sebab kamu tak akan pernah menemuinya:
1) Janganlah kamu cari orang yang mengamalkan semua ilmunya, sebab kamu akan tetap bodoh.
2) Janganlah kamu cari makanan yang tak ber-syubhat, sebab kamu akan kelaparan.
3) Janganlah kamu cari teman yang tiada cacat-cela, sebab kamu akan terpencil seorang diri.
4) Janganlah kamu cari kerja yang tiada bercampur riya’ sama sekali, sebab kamu pasti tak akan beramal.
Petuah KH. A Wahid Hasyim ini patut untuk kita renung di tengah karut-marut kondisi bangsa ini. Meminjam wejangan Socrates, Hidup yang tak pernah direfleksikan adalah hidup yang tidak pantas dijalani.
Referensi: Buku=Nalar Kekuasaan Kaum Pergerakan (2008)
Harian Republika (3 Mei 2011)
Muhammad Hamka
No comments:
Post a Comment