NOAH [Manu]: The Prophet of the Hindu Race
Dikatakan bahwa setelah selama berada di London Krishna Menon sedang bersama teman-temannya ketika tiba-tiba seorang temannya memanggilnya demikian:. “Ini teman, duduk di depan Anda adalah seorang Yahudi. Dia menegaskan bahwa ia memiliki Kitab Suci ilahi yang disebut Taurat dan buku teologi ini diberikan kepada mereka oleh Tuhan melalui Nabi Musa. “”Aku tahu itu,” jawab Kresna Menon.
Selanjutnya, ini teman dekatnya menunjuk ke arah seorang Kristen dan berkata, “Dia adalah seorang Kristen dan dia juga mengaku punya khazanah dari Kitab Suci ilahi, yaitu Injil yang Allah telah mengirimkannya kepada mereka melalui Yesus.”
“Saya juga tahu hal itu”, Kresna Menon menjawab sambil tersenyum seolah-olah ia terkejut oleh pengulangan fakta-fakta universal dikenal. Tapi pembicara itu serius dan, menunjuk ke arah seorang Muslim, mulai topiknya lagi. “Di sini adalah teman Muslim kami Dia juga mengaku menjadi memiliki sebuah Kitab Suci ilahiah yaitu al-Qur’an, dan tokoh yang melaluinya Tuhan mengirim buku teologi tersebut adalah Nabi Muhammad..”
“Saudaraku, saya sepenuhnya menyadari hal ini”, Kresna Menon menjawab dalam suasana hati yang sangat ingin tahu. ”exactly kata si teman yang sama,” setiap orang dari kita adalah benar-benar menyadari fakta ini. Tapi teman baikku, tidak satupun dari kita yang tahu siapakah merupakan manusia pertama yang terinspirasi oleh Kitab suci Veda (Wedha), yang Anda sebut Adi Granth -. Yang paling awal, yang paling kuno dan Kitab besar teologi dari Tuhan untuk umat manusia.
“Jika dikatakan bahwa di tengah-tengah senyuman ingin tahu dan kejutan dalam semua yang ada dalam pertemuan , Krishna Menon, untuk pertama kalinya, sempat benar-benar penasaran ingin tahu. Dia jatuh dalam keheningan penuh pemikiran, seolah-olah ia menyadari untuk pertama kalinya validitas pertanyaan. Seolah-olah untuk pertama kalinya ia merasakan kekosongan dalam kesarjanaan yang dianut para filsuf Weda. Para Rasul yang melaluinya Allah mengirim Taurat, Injil dan Al-Qur’an adalah orang yang kita kenal. Jika Veda juga seperti ini, merupakan firman Allah SWT dan dengan demikian, maka siapakah Nabi yang membawa Kitab Suci Veda dari Tuhan YME tersebut. Kejadian ini mungkin merupakan fakta atau fiksi tapi, tak diragukan lagi, pertanyaan yang muncul di sini akan telah mengintai di dalam pikiran para pengikut agama Veda selama ribuan tahun terakhir ini. Hindu menerima bahwa Ramayana dan Mahabharata ditulis oleh manusia namun sebagian dari mereka menganggap Weda sebagai firman Allah. Namun, mereka gagal untuk mengetahui siapakah nabi mereka tersebut yang dikirim Tuhan Allah ke dunia. Mereka telah kehilangan nabi mereka dalam mitologi. Setiap komunitas agama dunia menganggap tokoh yang terkait dengan Kitab Suci sebagai Nabi, tetapi orang Hindu adalah ras manusia telah melupakan nabi asli agama mereka.
Peliharalah fakta ini dalam pikiran dan mari berkonsentrasi pada Hadist berikut [Nabi Muhammad SAW berkata] dari Mishkat (buku Hadist).”Diceritakan Abu Sa’ad, Rasulullah berkata:? Nuh dan umat-Nya akan datang (pada hari kiamat) dan Allah akan meminta (Nuh), ‘Apakah Anda telah menyampaikan (Pesan)” Dia akan menjawab,’ Ya, saya Tuhan! ” Kemudian Allah akan bertanya kepada kaum Nuh, ‘Apakah Nuh menyampaikan pesan Saya kepada Anda? ” Dia akan menjawab, ‘Muhammad dan para pengikutnya (akan bersaksi untuk saya). ” Jadi saya dan pengikut saya (akan bersaksi untuk saya). ” Jadi saya dan pengikut saya akan berdiri sebagai saksi baginya (bahwa ia menyampaikan pesan Allah) “1.
Berikut ini adalah poin untuk kita renungkan: Di satu sisi, Hadis mengatakan kepada kita bahwa kaum Nuh akan menolak untuk mengakuinya sebagai nabi mereka, dan, di sisi lain kita tahu bahwa dari semua komunitas agama, hanya umat Hindu yang tidak tahu Nabi mereka . Sekali lagi, di satu sisi kita tahu bahwa setelah orang-orang Hindu akan berubah menjadi pengikut Muhammad, umat Islam saat ini menjadi sarana untuk membawa perubahan ini dan di sisi lain, Hadis juga menyatakan bahwa setelah kaum Nuh menolak untuk mengakui Nuh, para pengikut Muhammad (saw) akan bersaksi bahwa Nuh telah menyampaikan pesan Tuhan kepada mereka. Dengan kata lain, para saksi, di antara pengikut Muhammad, akan mengetahui hubungan antara Nuh dan umat-Nya. Bukankah kita menyimpulkan dari bukti-bukti yang jelas bahwa orang Hindu ini adalah kaum pengikut Nabi Nuh?
Orang-orang Hindu adalah Kaum Noha [Manu]
Walaupun demikian, adalah fakta yang mapan bahwa agama Weda adalah yang tertua dari semua agama dunia dan Nabi Nuh adalah yang paling awal dari semua nabi dengan Syari’at (hukum yang terungkap). Tapi, sebelum mengambil kesimpulan begitu saja, sangat penting bagi kita untuk menyelidiki hal itu dari agama Veda itu sendiri. Untuk sementara marilah kita tidak menerima klaim Hindu bahwa Veda adalah Firman Tuhan tetapi kita setidaknya harus menyelidiki bahwa menurut kitab suci mereka, siapakah nabi yang membawa atau mengungkapkan kitab Weda. Seorang penulis Prancis, A.J.A. Dubois, yang mempelajari agama Hindu dan Peradaban India selama empat puluh tahun kemudian menulis sebuah buku tebal dan paling otentik dari jenisnya tentang Ritual Hindu, adat istiadatnya, tata krama dan tradisinya. Beberapa fakta yang terkait dalam hal ini tentu penting akan menarik untuk pembaca kami:
“Cukuplah untuk berkomentar bahwa tokoh terkenal, yang dirujuk oleh umat Hindu, dan dikenal sebagai mahanuvu, lolos dari bencana dengan sebuah bahtera, di mana juga tujuh Penitens (tokoh suci) terkenal dari India … The Sebutan/istilah mahanuvu adalah senyawa dari dua kata – Maha, besar dan Nuvu, yang pasti adalah tokoh yang sama dengan Nuh “.
“Hal ini secara praktis diakui bahwa India dihuni segera setelah Banjir besar/Air Bah, yang membuat gurun di seluruh dunia …
“Hal ini jelas dinyatakan dalam kitab Purana Markandeya dan dalam Bhagavata bahwa kejadian ini menyebabkan kehancuran umat manusia, dengan pengecualian tujuh Resi terkenal atau Peniten, yang saya sering sebutkan pada berbagai kesempatan, dan yang diselamatkan dari kehancuran universal melalui sebuah bahtera, di mana Wisnu sendiri menjadi pilotnya/nakhodanya. Tokoh besar lain yang disebut Manu, yang telah saya coba tunjukkan di tempat manapun, tidak lain adalah Noah yang Agung itu sendiri, juga terselamatkan bersama dengan tujuh Peniten besar …. Banjir universal, sepengetahuan saya, adalah tidak lebih jelas disebut dalam tulisan-tulisan bangsa kafir yang telah melestarikan tradisi peristiwa besar ini, atau dijelaskan dengan cara yang lebih sesuai dengan kisah Musa, yang dalam buku-buku Hindu yang saya telah dirujuk.
Hal ini tentu merupakan kesaksian luar biasa tersebut, yang harus diberikan kami oleh orang-orang yang jaman dahulu yang tidak pernah disebut dalam pertanyaan …
Rincian tentang peristiwa Nuh dan Banjir Besar juga telah diberikan dalam Purana Bhavishya Purana dan Matsya Purana, referensi yang akan diberikan dalam bab-bab berikut.
Istilah/kata Manu telah digunakan untuk sejumlah tokoh agama Hindu, tapi Manu adalah tokoh yang paling utama dalam Purana, Weda dan naskah Hindu suci lainnya, adalah Nuh yang tidak diragukan lagi. Bahkan dalam kitab suci Weda yang menyebut Nuh dengan nama Manu pada 75 tempat. Para komentator penerjemah bahasa Inggris dari Veda, Griffith menulis dalam menjelaskan kata Manu, di salah satu mantra (doa): “Manu adalah pria unggulan, atau orang perwakilan dan Bapak dari umat manusia, yang dianggap sebagai pelembaga pertama ritual pengorbanan dan upacara agama .
(Dari kata Manu, lah istilah Manusia (dalam bahasa Nusantara/Indonesia) berasal: Ahmad Samantho).
“Selain itu referensi tentang Nuh dalam KItab Weda dan purana, saya sajikan di sini satu lagi bukti otentik dari afiliasi ras Hindu dengan Nabi Nuh. Secara umum, hubungan antara ras HIndu dan nabinya, dapat ditetapkan oleh kalender yang, dalam satu cara atau yang lain, dimulai dengan kehadiran nabinya sendiri. Sebagai contoh, umat Islam menghitung kalender mereka dari nabi Muhammad Hijrah (Migrasi dari Mekah ke Madinah), dan orang-orang Kristen, dari kepergian Yesus (Nabi Isa). Seperti umat Hindu yang bijaksana menghitung waktu kejadian utama mereka dari zaman Nuh, dan, dengan demikian, menghitung periode kalender Hindu itu berlalu sejak Air Bah (Banjir Besar) dalam hal enam puluh tahun sebagai satu tahun. Dubois menulis “… mulainya era sebenarnya dari Hindu, yaitu, dari Kali-yuga mereka, berasal dari sekitar waktu yang sama dengan zaman Kejadian Banjir Besar, peristiwa yang jelas diakui oleh mereka dan sangat jelas disebutkan oleh penulis mereka, yang memberikan nama Jala-pralayam, atau BanjirBesar Air …. Dan cukup aneh, dalam semua transaksi biasa kehidupan mereka, di pengundangan semua tindakan mereka, dalam monumen mereka, orang Hindu menandai segalanya dari tanggal hari surutnya banjir … peristiwa publik mereka, maupun peristiwa pribadi, selalu diperhitungkan dengan tahun dari berbagai siklus enam puluh tahun yang telah berlalu sejak banjir besar.
Ini adalah beberapa contoh afiliasi unik Nabi Nuh dengan sejarah Hindu dan kitab-kitab sucinya: Kita juga melihat dari sabda NabiMuhammads SAW (dalam Hadits Al-Bukhari), yang dikutip pada awal bab ini, bahwa rakyat Nabi Nuh tidak akan mengakui dia sebagai Nabi mereka dan kita juga tahu bahwa meskipun memiliki hubungan erat dengan Nuh, Kebanyakan umat Hindu saat ini tidak mengenalnya. Hal ini juga jelas dari hadits ini bahwa pada hari kiamat orang Muslim akan bersaksi bahwa Nuh telah membawa pesan Allah kepada umat-Nya. Kita juga tahu bahwa Hadis lain juga mengisyaratkan berbagai pada ras yang akhirnya muncul sebagai pengikut sejati nabi Muhammad.
Dari semua kesaksian jelas bahwa setelah mendapatkan kesaksian termasuk dari antara para pengikut Nabi Muhammad, mereka (Hindu) sendiri akan menjadi saksi pada hari kiamat. Namun, meskipun semua ini kesaksian ini, bukti terakhir dan yang paling otentik perlu dibahas itu adalah Al-Qur’an.
Bukti dari Al-Qur’an
Semua manusia di dunia telah terbagi menjadi dua ras: ras Semit dan Non-Semit ras. Ras non-Semit termasuk bangsa Arya, ras Semit Yahudi, Kristen dan Bani Ismail dari semenanjung Arab.
Al Qur’an juga menerima pernyataan ini tentang pembagian manusia sedunia menjadi dua ras, dan atribut asal dari salah satu ras kepada Nuh:
أُوْلَئِكَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنْ النَّبِيِّينَ مِنْ ذُرِّيَّةِ آدَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِنْ ذُرِّيَّةِ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْرَائِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَا إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُ الرَّحْمَانِ خَرُّوا سُجَّدًا وَبُكِيًّا (مريم/58
“Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi ni’mat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. ( Al-Qur’an, Surah Maryam, 19: 58 )
Ayat Al-Qur’an menyiratkan bahwa pada anak cucu Adam yang dapat ditemukan dua ras yang berbeda: satu Nuh dan para sahabatnya, yang lain bahwa Nabi Ibrahim dan Israel atau apa yang dapat disebut sebagai anak-anak Ismael (Bani Islamil), dan Anak-anak Israel (Bani Israil). Kita tahu bahwa anak-anak dari keduanya Ismael dan Israel adalah ras Semit. Jelas, karena itu, bahwa sahabat Nuh dan keturunan mereka harus milik Non-Semit atau ras Arya. Ras Arya mendiami sebagian besar di India, selain berbagai negara lain di dunia.
Pertanyaannya, bagaimana untuk melabeli anak-cucu keturunan dari sahabat Nabi Nuh AS sebagai “umat” seharusnya tidak muncul, karena untuk menjadi “umat” dari seorang nabi tertentu itu tidak wajib berasal dari keturunannya. Kami adalah Muslim, “umat” dari Muhammad meskipun kebanyakan dari kita bukan dari silsilah keturunannya. Kami adalah ‘umat’ karena kita menerima dia sebagai nabi kita. Di antara Yahudi mereka yang menerima Yesus sebagai nabi mereka disebut “umat” dari yesus Kristus (Kristen). Bersama dengan Nabi Nuh AS hanya sedikit dari teman-temannya yang diselamatkan dari bencana Air Bah (Banjir Besar) sebagai umat yang percaya (beriman) maupun yang jadi pengikutnya. Karena cucu dari sahabat Nuh atau orang-orang Hindu sekarang dari keturunan Arya tidak menerima nabi setelah Nabi Nuh sebagai nabi mereka, kami telah menyebut mereka sebagai umat Nabi Nuh atau orang-orang dari ras Nabi Nuh dalam esai ini. Ini adalah pertanyaan yang berbeda bahwa orang-orang tidak mengenali bahkan Nuh dalam kapasitasnya yang sejati, yang saya maksudkan dengan mengatakan bahwa mereka telah kehilangan nabi mereka di dalam mitologi.
Penyebutan Ras Hindu di dalam Al-Quran
Tuduhan terhadap Al Qur’an: Saya telah mendengar sejumlah besar umat Hindu yang tulus, yang sangat terkesan oleh Islam dan mengakui kehebatan Al-Qur’an, mengeluh bahwa meskipun ada yang menyebutkan tentang ras lain dalam Al Qur’an, tidak ada yang menyebutkan umat (Ras) Hindu. Ketika kita mencoba untuk menjawab keluhan mereka melalui penjelasan yang sukar dipahami berbagai, apakah kita tidak menjadi tidak sadar atau tidak sengaja suatu pihak yang meratakan tuduhan ini terhadap Al-Qur’an?
Saya kutip di sini dari buku Masabihul Islam ditulis dalam bahasa Urdu oleh Shri Ganga Prashad Upadhyai: “Pada banyak tempat dalam Al-Qur’an telah dinyatakan bahwa Allah telah mengirim nabi yang berbeda untuk memandu berbagai umat, tapi tidak ada yang telah disebutkan secara khususnya. Yang aneh adalah, bahwa ras yang paling kuno seperti Hindu dan Cina, dll, yang peradabannya berusia ribuan tahun, bahkan tidak di-isyaratkan. Tampaknya seolah-olah ini inspirasi ilahi yang disebut Al-Qur’an, Firman Allah tidak ada hubungannya dengan ras (umat) manusia di dunia pada umumnya.
Sesungguhnya orang-orang pertama berbicara dengan Al-Qur’an adalah orang Arab. Tapi jika al-Qur’an tidak hanya sebuah buku tua berusia 1400 tahun,tetapi sebuah buku yang mempertimbangkan seluruh kejadian dan keadaan yang akan datang, maka bagaimana mungkin bahwa al-Qur’an itu tidak menyebutkan tentang umat (ras) yang tertua dari semua umat agama yang telah hidup di dunia ribuan tahun sebelum Al-Qur’an diturunkan, dan masih terus ada dalam jumlah yang besar. Ini adalah tuduhan (fitnah) terhadap Al-Qur’an!
Apakah kita pernah mencoba untuk menelusuri nama atau referensi umat Hindu di Al-Qur’an? Kata ‘Hindu’ adalah tidak ada dalam Quran tetapi adakah kata ‘Kristen’ ada di sana? Haruskah kita menyimpulkan, karena tidak ada disebutkan orang Kristen dalam Al Qur’an, maka orang Kristen itu tak ada? Al-Qur’an, di sisi lain, menggunakan kata nasara meskipun, kita tahu pasti bahwa orang-orang yang menyebut diri mereka Kristen diutarakan sebagai nasara oleh Quran. Tidak ada orang Kristen di dunia menyebut dirinya nasara oleh Quran. Sepertinya , orang-orang yang menyebut diri mereka orang Hindu mungkin telah disebutkan oleh dalam Quran dengan beberapa nama lain.
Belum ada penelitian yang dilakukan tentang nama-nama dari semua ras yang disebutkan dalam Quran. Ada sejumlah ras yang disebutkan dalam Al Qur’an yang identitasnya belum ditelusuri oleh komentatornya. Antara lain, ini adalah As’habur Rass dan Qaum-e-Tubb’a. The Sabean khususnya telah disebutkan (dalam Qur’an) di berbagai tempat bersama dengan Yahudi dan Kristen (Nashrani) seolah-olah mereka adalah umat yang besar dan salah satu ras (umat) yang paling menonjol di dunia.
Sebagai contoh,
“Sesungguhnya mereka yang beriman (kepada Al-Qur’an) dan mereka yang mengikuti kebenaran Yahudi (Alkitab) dan orang Kristen dan Sabean, siapa pun percaya pada Tuhan dan hari kemudian (hari kiamat) dan beramal saleh! akan menerima pahala dari Tuhan mereka: Tidak akan datang rasa takut, tidak pula mereka bersedih hati ” pada diri mereka. (2:62)
Dalam ayat ini umat Sabeans (Shabi’in) telah disebutkan bersama dengan umat Islam, Yahudi dan Kristen. Selain itu, di manapun Sabean telah disebutkan dalam Al Qur’an, itu adalah bersama dengan ras-ras (umat-umat) yang besar. Kami telah ada masih mampu menelusuri umat (ras) ini yang paling penting, sedangkan, seperti Muslim, Yahudi dan Kristen, mereka harus ada saat ini dan untuk masa yang akan datang, sebagai salah satu komunitas agama terkemuka di dunia. Jika kita berkonsentrasi kita akan tahu bahwa bidang penelitian kami telah sangat menfokus. Berapa banyak umat beragama masih menonjol di dunia selain Muslim, Yahudi dan Kristen? The Sabean sesungguhnya harus menjadi salah satu dari mereka. Mari kita melihatnya dari sudut yang berbeda.
Di antara para Nabi yang Agung , yang paling penting berulang kali disebut dalam Al Qur’an adalah Nuh, Abraham, Musa, Yesus, dan terakhir Nabi Muhammad (saw). Lihat misalnya:
i) “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.” (QS 33:7)
ii) “Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)”. (QS 42:13)
Kita melihat dalam ayat-ayat Al-Qur’an bahwa umat yang besar disebutkan bersama adalah Muslim, Kristen, Yahudi dan Sabean. Demikian pula, para nabi yang Agung yang disebutkan di sini bersama-sama dan juga di tempat lain, Muhammad, Yesus, Musa dan Nuh. Di antara ini umat Islam menganggap Muhammad sebagai nabi mereka, Yesus untukorang Kristen , dan Musa kepadaYahudi. Namun soal Sabean? Kita tidak tahu.
Pertimbangkan lagi: umat Muhammad disebut Muslim, umat Yesus disebut orang Kristen, dan dan umat Musa disebut orang Yahudi. Tapi bagaimana dengan umat Nabi Nuh? Tidak ada yang tahu. Apakah mungkin bahwa orang Nuh telah disebut Sabean?
The Sabean adalah Umat Nabi Nuh [Manu]
Tafsir Ibne Kasir (komentar Al-Qur’an oleh Ibne Kasir) juga mengacu pada pernyataan Abdul Rahman bin Zaid bahwa Sabean diklaim sebagai umat atau kaum Nabi Nuh.
Saya telah mengumpulkan di bawah ini pernyataan bersama dengan catatan saya serta penjelasan, mengenai Sabean, yang diberikan oleh Hazrat Umar, Imam Abu Hanifah, Imam Ishaq, Abu Alzanad, Qartabi, Allamah Ibne Taimiya, Imam Gazali, Imam Raghib, Mua’alim , Ibne Jarir, Ibne Kasir, Imam Suheli, Allamah Showkani, Qazi baizavi, Abdul Majid Daryabadi dan Syed Sulaiman Nadvi.
1. Mereka adalah penghuni tempat yang sama di Irak dimana Nabi Ibrahim dilahirkan [yang telah ditegaskan oleh penggalian reruntuhan Orr, tempat kelahiran Abraham, dan peradaban India di Harappa dan Mesopotomia bahwa telah terjadi hubungan yang erat antara kedua peradaban terszebut.
2. Mereka adalah 'Ahlul Kitab'. [Hal ini dapat disimpulkan dari referensi dari Sabean dalam Al Qur'an karena mereka selalu disebutkan bersama dengan mereka yang adalah orang-orang Ahli Kitab. Di mana buku atau Alkitab Suci Nuh yang dibawa kepada kaum Sabean akan dibahas kemudian.
3. Mereka biasa mengucapkan La ilaha illallah (tidak ada Tuhan selain Allah) tetapi masih musyrik (politheis). [Tentang Kalimat orang Hindu juga La ilaha illallah akan dianalisis di halaman berikutnya.
4. Mereka biasa melantunkan doa-doa (Namaz) menghadap Yaman. [Hal ini juga telah dibenarkan oleh studi peradaban bahwa sejumlah besar umat Hindu telah menetap di Yaman. Kami masih menemukan ada benteng-benteng yang disebut Shyam dan Hind.
5. Sabean adalah non-Arab, bukan nama Arab.
6. Mereka adalah penyembah para malaikat. [Dalam agama Hindu para dewa adalah versi menyimpang dari Angels (para malaikat). Mereka menyembahnya.
7. Mereka memiliki keyakinan yang teguh dalam Astronomi. [Di antara semua ras di dunia hampir tidak ada ras yang memiliki suatu minat dalam Astronomi sebagai mana umat Hindu India memiliki.
8. Mereka adalah para penyembah bintang. [Penyembahan bintang adalah bagian dari adat istiadat umat Hindu ini.]
9. Mereka adalah para penyembah api . [Penyembahan api pada saat Havan, pernikahan dan ritus kematian sekarang masih dipraktekkan dalam Hindu.]
10. Mereka Zoroaster ras Persia keturunan. [Zoroastrianisme juga -penyembah api seperti Hindu. Mereka adalah bangsa Arya dan bangsa Arya datang ke India hanya dari Persia sana .]
11. Mereka biasa untuk melakukan Wudhu beberapa kali di siang hari. [Di dunia pentingnya wudhu atau mandi dengan cara seremonial yang paling menonjol adalah dalam agama Hindu. Tak satu pun dari doa-doa mereka dapat sempurna tanpa upacara mandi. Selain itu, pada beberapa kesempatan mandi bersama adalah wajib pada bagian mereka.]
12. Mereka adalah penganut agama [Bahwa ras Hindu yang sama akan menerima Kebenaran telah terbukti dalam bab sebelumnya.]
13. Mereka menaklukkan dan mudah percaya. [Tentang penggantian lomba ini ada referensi terhadap mereka dalam Hadis, seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya.)
Hal tersebut adalah konsepsi beragam, dan bahkan saling bertentangan, dari para sarjana dan komentator mengenai The Sabean dan, cukup mengejutkan, semua menjadi kebeneran tentang umat Hindu. Bahkan jika para komentator yang berbeda di usia yang berbeda memiliki pendapat yang berbeda mengenai Sabean, saat ini semua kualitas yang ditemukan dalam lomba ini (Hindu) saja. Mungkin saja di masa lalu semua kelompok memiliki kualitas di atas dan konsepsi sudah migrasi ke dan dirakit di India. Saya tidak berpikir masih ada tempat tersisa keraguan mengenai siapa yang adalah kaum Sabean. Ada kemungkinan bahwa di usia dini definisi Sabean bisa saja diterapkan untuk kelompok yang berbeda tetapi dalam zaman sekarang, sangat jelas mengenai siapa yang dimaksud dengan Sabean.
Diskusi akan tetap tidak lengkap jika kita tidak menyebutkan di sini bahwa bahkan Hazart Shah Waliullah menganggap Sabean sebagai bangsa Arya seperti dapat dibuktikan oleh referensi berikut. "Kristus adalah sesungguhnya orang suci yang berusaha untuk membawa ajarannya untuk kaum non-Israel atau, dengan kata lain, kepada kaum Sabean atau ras Arya." 3
"Iran pada waktu itu adalah pusat Arya atau Sabean. Sebelumnya itu India menikmati status sebagai pusat. 4
"Selain itu, lihat juga pernyataan Maulana Syed Sulaiman Nadvi, di mana ia juga menganggap Sabean sebagai penduduk India kuno: "Seperti halnya ada sebagai Magdub (penerima azab) dan dal (orang-orang yang sesat) di kalangan Ahli Kitab, ada komunitas lain yang serupa, menurut pendapat kami, dengan kondisi temperamental serupa di antara mereka yang menyerupai Ahli Kitab. Kedua masyarakat yang Qur'an perkenalkan kita dengannya, adalah Zoroastrian dan Sabean yang meliputi penduduk Persia Kuno dan India Kuno (Termasuk India Timur atau Indo-Nesia /Nusantara: thesis Ahmad Samantho).
"Pada akhirnya marilah kita juga mempertimbangkan bahwa ada sebuah sekte kecil ditemukan di Irak dan Suriah yang menyebut dirinya 'SUBI'. Orang-orang ini tidak mengakui nabi setelah Hazrat Yahya (Yunus dari Alkitab Bible) dan kemungkinan besar bahwa Quran mungkin menyebut mereka Sabean juga. Namun para peneliti terkenal dan pemikir cerdas seperti Sulaiman Nadvi dan Maulana U'baidullah Sindhi telah mengidentifikasi Sabean sebagai umat Hindu saja. Sesungguhnya mereka akan mengetahui tentang sekte 'SUBI'. Selain itu, hampir tidak ada kualitas seperti dalam sekte 'SUBI', selain mereka menjadi orang-orang Ahli Kitab, sebagai komentator telah dikaitkan dengan Sabean - ini telah saya sebutkan di atas.Menurut pemahaman saya, terminologi yang berbeda yang digunakan dalam Al Qur'an telah diterapkan untuk komunitas yang berbeda pada satu waktu, dan beberapa kali untuk komunitas yang berbeda pada waktu yang berbeda. Oleh karena itu, adalah mungkin bahwa istilah, 'The Sabean' yang digunakan dalam Al-Qur'an juga mungkin berlaku untuk sekte 'SUBI' (sebut di atas) tetapi, tidak diragukan lagi, ras Hindu juga termasuk dalam definisi Sabean
Dalam Kitab Suci Hindu: [http://www.islamawareness.net/Hinduism/]
Islam untuk dunia
Mengapa Islam?
Negus, Penguasa Kristen Ethiopia Ditanyakan tentang Imigran pengikut Nabi Muhammad ..
Jafar bin Abi Thalib menjawab ..”Dia memanggil kita ..untuk menyembah Allah saja … ia memerintahkan kita untuk mengatakan kebenaran, untuk menghormati janji kita, untuk bersikap baik dalam hubungan kita, untuk membantu sesama kita, untuk menghentikan semua tindakan terlarang, untuk menjauhkan diri dari pertumpahan darah, untuk menghindari kata-kata kotor dan kesaksian palsu … “
[dikutip darii pidato Jafar Ibnu AbuTalib kepada Raja Abyssinia tentang Nabi Muhammad, Negus dan para pendeta (partiarch) itu meneteskan air mata menyadari kebenaran dari pidato Jafar - Negus kemudian masuk Islam dalam menanggapi surat undangan Nabi Muhammad untuk masuk Islam. Setelah imigran (Muhajirin) meninggalkan Ethiopia; Negus wafat . Ketika Nabi Muhammad SAW mendengar kematian Negus, ia memerintahkan para sahabatnya untuk berdoa baginya dan Nabi memimpin doa, Nabi belum pernah berdoa bagi jenazah-doa yang tak hadir (absence), kecuiali untuk Negus saja]
Diterjemahakan Ahmad Yanuana Samantho dari Naskah aslinya:
NOAH [Manu];
The Prophet of the Hindu Race
By: S. Abdullah Tariq
http://www.islam4all.com/the_prophet_of_the_hindu_race.htm
It is said that once during his stay in London Krishna Menon was with his friends when suddenly a friend of his addressed him thus: “This friend, sitting in front of you is a Jew. He asserts that he possesses a divine Scripture called The Torah and this book of theology was given to them by God through Moses.”
“I know it,” answered Krishna Menon.
Next, this very friend of his pointed towards a Christian and said, “He is a Christian and he too professes to be in possessions of a divine Scripture, namely, The Gospel which God has sent unto them through Jesus.”
“I know that too”, Krishna Menon answered with a smile as if he was astonished by the repetition of these universally known facts. But the speaker was serious and, pointing towards a Muslim, started his topic again. “Here is our Muslim friend. He too professes to be in possession of a divine Scripture The Qur’an and the personage through whom God sent this book of theology is Prophet Mohammad.”
“Dear brother, I am fully aware of these things”, Krishna Menon answered in an extremely wonder-struck mood “exacely said the same friend, “every one of us is absolutely aware of these facts. But my dear friend, none of us knows who was the first human being to be inspired by The Vedas, which you call Adi Granth – the earliest, the most ancient and the great Book of theology from God to the mankind.”
If is said that in the midst of the inquisitive smile and surprise in the entire gathering, Krishna Menon, for the first time, got genuinely wonder-struck. He fell in a thoughtful silence as if he had realized for the first time the validity of the question. As if for the first time he felt a vacuum in the professed scholarship of the Vedic philosophers. The Messengers through whom God sent The Torah, The Gospel and the Qur’an to men are known. If the Vedasare also, like these, word of God and thereby, Holy Scriptures then who was the prophet who brought them from God. The event may be a fact or a fiction but, undoubtedly, the questions raised here will have been lurking in the minds of the followers of the Vedic religion for the last thousands of years.
Hindus accept that Ramayana and Mahabharataare written by human beings but the majority of them regard the Vedas as the word of God. However, they fail to tell through which prophet these were sent to the world. They have lost their prophets in mythologies. Each religious community of the world regards the personage associated with its scripture as its prophet but Hindus are the only religious race who have forgotten their original prophet. Keep this fact in mind and concentrate upon the following Hadith [Prophet saying] of the Mishkat (a book of the Hadiths).
“Narrated Abu Sa’d; Allah’s Messenger said: Noah and his people will come (on the Day of Resurrection) and Allah will ask (Noah), ‘Did you convey (the Message)’? He will reply, ‘Yes, my Lord!’ Then Allah will ask Noah’s people, ‘Did Noah convey My Message to you?’ He will reply, ‘Mohammad and his followers (will stand witness for me).’ So I and my followers (will stand witness for me).” So I and my followers will stand as witnesses for him (that he conveyed Allah’s Message).”1
Here are the points to ponder upon: On the one hand, Hadith tells us that the people of Noah will refuse to recognise him as their prophet, and, on the other hand we know that of all the religious communities only Hindus do not know their prophet. Again, on the one hand we know that after the change the Hindu people will be the followers of Mohammad, the present Muslims being a means of bringing about this change and on the other hand, the Hadithalso states that after Noah’s people refuse to recognise Noah, the followers of Mohammad (PBUH) will bear witness that Noah had conveyed the message of God to them. In other words, the witnesses, among the followers of mohammad, will be knowing the relation between Noah and his people. Shouldn’t we infer from these obvious proofs that the present Hindus are the people of Noah?
Hindus are the people of Noha [Manu]
Even otherwise, it is an established fact that the Vedic religion is the oldest of all the religions of the world and Noah the earliest of all the prophets with Shari’at (the revealed law). But, before taking it for granted, it is very essential to investigate it from the Vedic religion itself. For the time being let us not accept this claim of Hindus that The Vedas are the Word of God but we should at least investigate that who, according to their scriptures, was the prophet to whom they were revealed. A French writer, A.J.A. Dubois, who studied the Hindu religion and Indian Civilization for forty years subsequently wrote a voluminous and most authentic book of its kind on Hindu rituals, customs, manners and traditions. Some of the facts, he related in this will certainly be of vital interest to our reader:
“Suffice it to remark that a celebrated personage, reverred by the Hindus, and known to them as mahanuvu, escaped the calamity in an ark, in which were also the seven famous Penitents of India… The appellation mahanuvu… is a compound of two words – Maha, great and Nuvu, which undoubtedly is the same as Noah.”
“It is practically admitted that India was inhabited very soon after the Deluge, which made a desert of the whole word…
“It is definitely stated in the Markandeya Purana and in the Bhagavata that this event caused the destruction of all mankind, with the exception of the seven famous Rishis or penitents whom I have often had occasion to mention, and who were saved from the universal destruction by means of an ark, of which Vishnu himself was the pilot. Another great personage called Manu, who, as I have tried elsewhere to show, was no other than the great Noah himself, was also saved along with the seven great penitents…. The universal flood is not, to my knowledge more clearly referred to in the writings of any heathen nation that has preserved the tradition of this great event, or described in a manner more in keeping with the narrative of Moses, that is in the Hindu books to which I have referred.
It certainly remarkable that such testimony should be afforded us by a people whose antiquity has never been called in question…
The details about the event of Noah and Deluge have also been given in the Bhavishya Purana and the Matsya Purana,the references of which will be given in the chapters to follow.
The word Manu has been used for a number of Hindu religious personages6 but Manu who figures most in the Puranas, the Vedas and other Hindu scriptures is Noah undoubtedly. Even in the Vedas the mention of Noah by the name Manu is at 75 places. The English translator commentator of the Vedas, Griffith writes in explaining the word Manu, in one of the mantras : “Manu is the man par excellence, or the representative man and father of the human race, regarded as the first institutor of sacrifices and religious ceremonies.”
Besides these references of Noah in the Vedas and the purans, I am presenting here yet another authentic proof of the affiliation of Hindu race with Noah. Generally speaking, the relation between a race and its prophet can be established by the calender which, in one way or the other, starts with the prophet himself. For example, Muslims count their calender from prophet Mohammad’s Hijrah (Migration from Mecca to Madina), and the Christians theirs, from the departure of Jesus. Like-wise the Hindu people count the time of their main events from Noah’s times, and, thereby, count the period that elapsed since the Deluge in terms of sixty years as one year. Dubois writes “…the commencement of the true era of the Hindus, that is to say, of their Kali-yuga, dates from about the same time as the epoch of the Deluge—an event clearly recognised by them and very distinctly mentioned by their authors, who give it the name of Jala-pralayam, or the Flood of waters…. And curiously enough, in all their ordinary transactions of life, in the promulgation of all their acts, in the their monuments, the Hindus date everything from the subsidence of the flood… Their public and private events are always reckoned by the year of the various cycles of sixty years which have elapsed since the Deluge.
These are a few examples of Noah’s unique affiliation with Hindu history and scriptures: We have also seen from the Prophet’s saying ( Hadith of Al Bukhari), quoted in the beginning of this chapter, that the people of Noah will not recognise him as their Prophet and we also know that in spite of having a close relation with Noah, the entire Hindu race at present does not know him. It is also clear from this Hadith that on the Day of Resurrection the Muslims will testify that Noah had brought the Message of God unto his people. We also know that various other Hadiths also hinted at the race emerging finally as the true followers of prophet Mohammad.
From all these testimonies it is obvious that after getting included amongst the followers of Prophet Mohammed they (Hindus) alone will be the witnesses on the day of Resurrection. However, in spite of all these testimonies the final and the most authentic proof needs to be discussed it is theHoly Qur’an.
Evidence from the Quran
All the people of the world have been divided into two races: Semitic races and Non-Semitic race. in non-semitic races are included the Aryans, and in Semitic race the Jews, the Christians and the Children of Isma’il from Arabic peninsula.
The Qur’an also bears testimony to this division of the world into two races, and attributes the origin of one of these races to Noah:
“Those were some of the prophets on whom Allah did bestow His Grace,- of the posterity of Adam, and of those who We carried (in the Ark) with Noah, and of the posterity of Abraham and Israel of those whom We guided and chose. Whenever the Signs of (Allah) Most Gracious were rehearsed to them, they would fall down in prostrate adoration and in tears.” Al-Qur’an, 19:58 (Maryam [Mary])
This verse of the Qur’an implies that in the posterity of Adam are to be found two different races: one of Noah and his companions, the other that of Abraham and Israel or what can be termed as the children of Ismael, and the Children of Israel. We know that the children of both Ismael and Israel are semitic races. It is obvious, therefore, that Noah’s companions and their posterity should belong to Non-Semitic or Aryan race. The Aryan races inhabit largely in India , besides various other countries of the world.
The question, how to label the posterity of Noah’s companions as Noah’s “Ummah” should not arise because in order to be an “Ummah” of a particular prophet it is not obligatory to be from his posterity. We are Muslims, the “Ummah” of prophet Mohammad even though most of us are not from his pedigree. We are his ‘ Ummah’ because we accept him as our prophet. Among the jews those who accepted Jesus as their prophet were called“Ummah” of jesus Christ (Christians). With Noah only few of his companions were saved from the Deluge who were believers as well as his followers. Since the posterity of Noah’s companions or the present Hindus of Aryan ancestry do not accept the prophets after Noah as their prophets, we have termed them as Noah’s Ummah or the people of Noah or Noah’s race in these essays. It is a different question that these people do not recognise even Noah in his true capacity, which is what I meant by saying that they have lost their prophet in mythologies.
Mention of Hindu Race in Quran
An allegation against the Qur’an: I have overheard a large number of sincere Hindus, who are greatly impressed by Islam and acknowledge greatness of the Qur’an, complaining that though there is mention of other races in the Qur’an, there is no mention of the Hindu race. When we attempt to answer their complaints through various elusive explanations, aren’t we becoming unknowingly or unintentionally a party to the leveling of this allegation against the Qur’an?
I quote here from the book Masabihul Islam written in urdu by Shri Ganga Prashad Upadhyai: “At so many places in the Qur’an it has been stated that God had been sending different prophets to guide the different races but none of these has been mentioned in particular. The strange thing is that the most ancient races like Hindus and Chinese etc., whose civilization is thousands of years old, are not even hinted at, It seems as if this divine inspiration called the Qur’an the Word of God has nothing to do with human races of the world in general.
Verily the first people spoken to the Qur’an were Arabs. But if it is not merely a 1400 year old book but a book that accounts for all the events and circumstances to come then how is it possible that it makes no mention of the oldest of all religious races which had been living in this world thousands of years before the Qur’an! was revealed and still continues to exist in a large number. It is an allegation against the Qur’an!
Did we ever try to trace out the name or reference of the Hindu race in the Qur’an? The Word ‘Hindu’ is nowhere in the Quran but is the word ‘Christian’ there? Shall we conclude, there by that there is no mention of Christians in the Qur’an. The Qur’an, on the other hand, uses the word Nasara though, we know for certain that those people who call themselves Christians are phrased as Nasara by Quran. No Christian of the world calls himself Nasara byQuran. Like wise, the people who call themselves Hindus may have been mentioned by some other name in the Quran.
No research has yet been done about the names of all the races mentioned in the Quran. There are a number of races mentioned in the Qur’an whose identity is yet to be traced by its commentators. These are As’habur Rass and Qaum-e-Tubb’a. The Sabean in particular have been mentioned (in theQur’an) at various places along with the jews and the Christians as if they are a big and one of the most prominent races of the world.
For example; “Lo! of those who believe (in the Qur’an) and those who follow the Jewish (Scriptures) and the Christians and the Sabeans , whoever believe in God and the Last Day (the Day of Resurrection) and work righteousness shall have their reward with their Lord: up on them shall come no fear, nor shall they grieve.” (2:62)
In this verse the Sabeanshave been mentioned along with the Muslims, the Jews and the Christians. Besides, wherever the Sabeans have been mentioned in the Qur’an, it is along with these big races. We have no still been able to trace out this most important race, whereas, like the Muslims, the Jews and the Christians, they must at present and for the times to come, be as one of the prominent religious communities of the world. If we concentrate we will know that the field of our research has extremely narrowed. How many prominent religious communities are still in the world besides the Muslims, the Jews and the Christians? The Sabeans verily should be one of them. let us look at it from a different angle.
Among the prophets of great stature the most important ones repeatedly referred to in the Qur’an are Noah, Abraham, Moses, Jesus, and lastly Prophet Mohammad (PBUH). See for example:
i)“And remember we took from the prophets their covenant, as (We did from the (O’ Mohammed), from Noah, Abraham, Moses, and Jesus the son of May. We took from them a solemn covenant”. (Quran 33:7).
ii)‘The same religion has He established for you as the one which He enjoined on Noah-That which we have sent by inspiration to thee—and that which we enjoined on Abraham, Moses, and Jesus…’ (Quran 42:13).
We notice in these Qur’anic verses that the big races mentioned together are the Muslims, the Christians, the Jews and the Sabeans. Similarly, the prophets of great stature mentioned here together and also at other places, are Mohammad, Jesus, Moses and Noah. Amongst these the Muslims regard Mohammad as their prophet, the Christians to Jesus, and Jews to Moses. But about the Sabeans? We do not know. Consider again: the people of Mohammad are called the Muslims, of Jesus the Christians, and of Moses the Jews. But what about the people of Noah? No one knows. Is it probable that the people of Noah have been called the Sabeans?
The Sabeans are the People of Noah [Manu]
Tafsir Ibne Kasir (the commentary of the Qur’an by Ibne Kasir) also refers to the statement of Abdul Rahman bin zaid that the Sabeans claimed to be the people of Noah.
I have gathered below the sayings along with my notes as well as the explanations, regarding the Sabeans, given by Hazrat Umar, Imam Abu Hanifa, Imam Ishaq, Abu Alzanad, Qartabi, Allama Ibne Timiya, Imam Gazali, Imam Raghib, Mua’alim, Ibne Jarir, Ibne Kasir, Imam Suheli, Allama Showkani, Qazi baizavi, Abdul Majid Daryabadi and Syed Sulaiman Nadvi.
1. They were the inhabitants of the same place in Iraq where Abraham was born. [It has been affirmed by the excavation of the ruins of Orr, the birth place of Abraham, and the Indian civilization at Harappaand Mesopotomia that there has been a close relation among these two civilizations.]
2. They were ‘the people of the Book’. [It can be inferred from the references of the Sabeans in the Qur'an because they have always been mentioned along with those who were the people of the Book. Which book or Scripture Noah brought to the Sabeans will be discussed later.]
3. They used to recite La ilaha illallah (there is no God but Allah) but were still polytheists. [that the kalma of the Hindus is also La ilaha illallah will be analysed in the following pages.]
4. They used to offer prayers (Namaz) facing Yemen. [It has also been established by the studies of civilizations that a large number of the Hindu race had settled in Yemen. We still find there the forts called Shyam and Hind.]
5. The Sabean is a non-Arabic, rather than an Arabic name.
6. They were the worshippers of the Angels. [In Hindu religion most of the gods are the distorted versions of Angels. They worship them.]
7. They had a firm faith in Astronomy. [Among all the races of the world there is hardly any race which has such a keen interest in Astronomy as the Indian Hindu race has.]
8. They were the worshippers of the stars. [The worship of stars is part of the customs of the present Hindu race.]
9. They were the worshippers of the Fire. [The fire worship at the time of Havan, marriage and death rites is still in vogue in the Hindus.]
10. They were Zoroastrian race Persian descent. [Zoroastrians are also fire-worshippers like Hindus. They are Aryans and the Aryans came to India from there only.]
11. They used to perform Ablution a number of times during the day. [In the world the importance of ablution or bathing in a ceremonial way is most prominent in Hinduism. None of their prayers is complete without bathing. Besides, on some occasions the collective bath is obligatory on their part.]
12. They were proselytes [That the same Hindu race will accept the Truth has already been proved in the previous chapter.]
13. They were subjugating and credulous. [About the substitution of this race there is a reference towards them in Hadith, as has been pointed out in the previous chapter.)
Such are the diverse, and even contradictory, conceptions of our scholars and commentators regarding The Sabeans and, surprisingly enough, all these come true about the Hindu race. Even if the different commentators in different ages had different opinions regarding the Sabeans, at present all these qualities are found in this (Hindu) race alone. It might be that in the past all the groups having the above qualities and conceptions had migrated to and assembled in India. I do not think there is still any place of doubt left as to who are the Sabeans. It is possible that in early ages the definition of the Sabeans could have been applied to different groups but in the present age, it is crystal clear as to who are meant by the Sabeans.
The discussion will remain incomplete if we do not mention here that even Hazart Shah Waliullah regarded the Sabeans as Aryans as can be attested to by the following references. "Christ was verily a saint who attempted to carry his teachings to non-Israel people or, in other words, to the Sabeans or the Aryan races."3 "Iran at that time was the center of Aryans or the Sabeans. Prior to it India enjoyed the status of being the center. 4"
Besides, see also Maulana Syed Sulaiman Nadvi's assertion, in which he too regard the Sabeans as the inhabitants of the ancient India: "Just as there as Magdub (Wrath earners) and dal (the people who went astray) among the people of the Book, there are similar other communities, in our opinion, with similar temperamental conditions among those who resemble the People of the Book. The two communities that the Qur'an familiarizes us with, are the Zoroastrians and the Sabeans which include the inhabitants of the Ancient Persia and India ."
At the end let us also take into account that a small sect is found in Iraq and Syria which calls itself 'Subi' . These people do not acknowledge any prophet after Hazrat Yahya (Jonah of the Bible) and it is most likely that the Qu'ran may have called them the Sabeans too. But renowned researchers and discerning thinkers like Sulaiman Nadvi and Maulana U'baidullah Sindhi have identified the Sabeans as the Hindu race only. Verily they will be knowing about the sect 'Subi'. Besides, there is hardly any such quality in this 'Subi' sect, in addition to their being the people of the Book, as commentators have attributed to the Sabeans – these I have already mentioned above.
According to my understanding, the different terminologies used in the Qur'an have been applied to different communities at a time, and some times to different communities at different times. Therefore, it is possible that the term, 'The Sabeans' used in the Qur'an may also be applicable to the 'Subi'sect (referred to above) but, undoubtedly, the Hindu race is also included in the definition of the Sabeans.
In Hindu Scriptures; [http://www.islamawareness.net/Hinduism/ ]
Why Islam?
Negus, the Christian Ruler of Ethiopia Asked the Immigrant followers of Prophet Mohamed..
Jafar Ibn Abu Talib replied..
- “He called us..
- to worship God alone… he commanded us
- to speak the truth,
- to honor our promises,
- to be kind to our relations,
- to be helpful to our neighbors,
- to cease all forbidden acts,
- to abstain from bloodshed,
- to avoid obscenities and false witness…”
[From speech of Jafar Ibn AbuTalib to the King of Abyssinia about Prohpet Muhammad, Negus and his patriarchs shed tears realizing the truth from the speech of Jafar - Negus reverted to Islam later in response to Prophet's invitation letter to Islam. After immigrants left Ethiopia; Negus dead. While Prophet heard the death of Negus, he ordered his companions to pray for him and Prophet led the prayer- Prophet never prayed janaza-prayer in abscense, but for Negus only]
By: S. Abdullah Tariq
No comments:
Post a Comment