Selepas 23 Tahun Runtuhnya Tembok Berlin
Mengembara memberikan kita banyak pengetahuan dan pengalaman tentang bangsa-bangsa yang besar di belahan dunia lain. Jerman adalah bagian dari bangsa yang maju di dunia melalui penguasaan mereka dalam berbagai industri yang berteraskan sains dan teknologi. Sejarah panjang bangsa Jerman membuat mereka kuat bekerja untuk survival. Karakter bangsa Jerman ini hampir sama dengan bangsa Jepang di Asia Pasifik. Setelah mengalami kekalahan dalam Perang Dunia Kedua, Jepang bangkit kembali sebagai raksasa ekonomi dunia dengan semangat dan disiplin yang kuat. Jerman juga mengalami hal yang sama. Kota-kota besarnya musnah dan ekonominya terpuruk akibat utang perang yang besar. Akhirnya Jerman berhasil mengembangkan industri yang kokoh terutama dalam bidang automatif. Saya sering mengagumi kerja keras bangsa Jerman dan inovasi teknologi yang mereka miliki.
Seorang rekan saya yang berkebangsaan Belanda dari Rotterdam bercerita tentang negara Jerman yang musnah sama sekali dalam Perang Dunia Kedua. Kota-kota besarnya seperti Frankfurt dan Cologne hancur dibom oleh tentara Berikat (Inggris, Soviet, Amerika dan Perancis). Jika Anda ke Frankfurt, bangunan yang Anda lihat sekarang hanya gedung pasca perang yang modern. Gedung lama yang tinggal sebagai saksi sejarah hanya bisa dilihat di Romer Square.
Kota Berlin masih beruntung karena masih banyak gedung-gedung lama yang masih berdiri teguh. Setidaknya ia bisa dijadikan sebagai bukti kepada generasi akan datang tentang kehebatan orang-orang Jerman sejak lama. Salah satu ‘landmark’ yang ikonik di kota Berlin adalah Gerbang Brandenburg yang memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur. Brandeburg Gate inilah juga yang menjadi saksi kepada penyatuan kembali Jerman pada tahun 1989.
Ketika perpisahan negara Jerman kepada dua bagian yaitu barat dan timur dari tahun 1945-1989, Brandeburg Gate ini ditutup pada publik dan ia tidak bisa dilalui karena dihalang oleh Tembok Berlin. Gerbang Brandenburg mulai mendapatkan publisitas pada tahun 1989 setelah runtuhnya Tembok Berlin sehingga ia dijadikan sebagai ikon penyatuan 2 wilayah yang terpisah hampir 45 tahun.
Tidak jauh dari gerbang bersejarah ini adalah tinggalan Tembok Berlin sepanjang 155 km yang dibangun pada tahun 1961 untuk mencegah rakyat Berlin Timur menyeberang perbatasan ke Berlin Barat. Banyak yang tewas dalam cobaan untuk melintasi tembok batu ini. Lebih 5.000 orang yang mencoba nasib melintasi tembok itu dari tahun 1961 hingga 1989 dan diperkirakan 100 - 200 orang tewas ditembak oleh tentara Jerman Timur. Kesempitan hidup menyebabkan rakyat di Berlin Timur sanggup menggadai nyawa hanya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di sebelah barat.
Meskipun tembok itu telah diruntuhkan pada tahun 1989 setelah beberapa seri perubahan radikal yang dilakukan oleh kedua pemerintah Jerman Timur dan Barat, tetapi sebagiannya masih terawat sebagai tatapan generasi akan datang. Generasi berikutnya harus belajar dari sejarah perpecahan bangsa Jerman yang akhirnya membawa kepada kehancuran bangsa mereka.
Tembok Berlin yang tersisa bisa dilihat di Niederkirchnerstrasse. Di sini telah didirikan museum Topography of Terror untuk mengingat sejarah keganasan dan Tembok Berlin. Reruntuhan Tembok Berlin juga dipamerkan untuk tatapan umum. Di beberapa bagian tembok kita bisa melihat grafitti dan lubang-lubang yang jelas terlihat rangka besi di dalamnya. Tembok Berlin juga sering disebut sebagai ‘iron curtain’ yaitu tirai besi. Saya mengambil waktu yang lama di museum terbuka ini dan membaca setiap sejarah yang terjadi di zaman Nazi sampai komunis. Sesungguhnya bangsa Jerman cepat belajar dari kesalahan lampau dan terus maju meskipun diblokir dengan berbagai perjanjian setelah kalah dalam peperangan. Satu semangat yang harus diteladani oleh kita semua.
No comments:
Post a Comment