Kelompok Teroris Zionis Sebelum Berdirinya Israel: Hashomer sang Pelindung Yahudi (1)

Dalam perayaan HUT Israel di Indonesia, bulan lalu, Unggun Dahana menyatakan bahwa Israel adalah sebuah Negara penuh toleransi dan cinta damai. Tentu kita mengetahui ucapan itu tidak lebih dusta. Sebab dalam rekam jejak sejarahnya, sebelum berdirinya Israel pun tentara Zionis sudah menyiapkan seperangkat kelompok teroris yang akan bertugas membasmi rakyat Palsetina dan mendirikan Negara ilegal Israel.
Data dan fakta mengenai mereka sendiri pun tidak banyak terungkap. Padahal milisi-milisi kelompok teroris Zionis memliki andil penting dalam memuluskan jalan berdirinya Israel kelak pada tahun 1948.
Oleh karenanya, berikut kita akan mengupas lebih jauh sepak terjang kelompok-kelompok teroris sebelum berdirinya negara penjajah Zionis Israel.
Kelompok Hashomer
Dalam bahasa Ibrani atau bahasa resmi Zionis Israel, Hashomer berarti penjaga atau pelindung. Kelompok ini termasuk organisasi teroris zionis pertama dan terpenting sebelum pembentukan rezim Zionis. Aktivitasnya tidak lebih menjalankan aksi untuk melindungi koloni-koloni pemukiman Yahudi di Palestina.

Amos Perlmutter dalam bukunya Militer dan Politik di Israel menulis, “Unit Pertahanan pertama Yahudi di pengungsian dibentuk di penghujung abad ke 19 di Eropa Timur. Pada 1905, partai Puali Zion- yang didirikan sebelum gerakan Sosialis Zionis-mengawasi pembentukan kelompok-kelompok pertahanan di Palestina. Pada 1909, tempat mereka diambil alih, oleh kelompok Hashomer.
Menurut Madjid Sahafa dalam bukunya Negara Fiktif, mulanya Hashomer bukanlah merupakan kumpulan orang-orang Zionis yang sepaham, melainkan gabungan para aktifiz Zionis dari Eropa Timur, Ukraina, dan Kaukasus. Belakangan, orang-orang Yahudi Marxis dari Rusia bergabung dan menciptakan spirit militerisme di dalam tubuh Hashomer.
Sedangkan Leonerd Mosely dalam bukunya Gideon Goes To War mengatakan bahwa pada 1907, imigran zionis membentuk sebuah organisasi militer bernama Bar Guevara (Komunitas Rahasaia Yahudi). Bar Guevara sendiri adalah cikal bakal Hashomer yang di antara tugas yang dibebankan kepadanya adalah mengumpulkan informasi-informasi rahasia. Setelah dua tahun berljalan, reorganisasi pun dilakukan dan nama Bar Guevara kemudian diubah menjadi Hashomer. Sedangkan, para imigran Yahudi yang membentuk Bar Guevara adalah Yitzhak Ben Tarvi, Alexander Zeid, serta seorang bernama Israil Shuhet.
Meski mulanya Hashomer dibentuk untuk melindungi koloni-koloni pemukiman Yahudi, namun belakangan kelompok ini bermetamoforsis menjadi kelompok teroris, militer, dan spionase Zionisme. Hashomer memiliki pengaruh kuat pada sebagian besar organisasi-organisasi sosialis Zionis dan melancarkan aksi teror bagi warga palestina.
Selain menjaga dan melindungi koloni-koloni Zionis di bumi para nabi itu, Hashomer juga membangun beberapa koloni pemukiman Yahudi untuk ditempati oleh para imigran Yahudi yang datang dari Eropa Timur.
Koloni pertama yang dibangun Hashomer adalah koloni Marjabia yang terletak di lembah Bisan. Setelah itu Hashomer pun kembali membangun dua koloni lagi. Salah satunya bernama Tel Hadshim di lembah Bisan dan lainnya bernama Kofr Jaladi di desa Mithlah, sekitar kawasan Jalil.
Pada permulaan Perang Dunia Pertama, Hashomer sempat dikejar-kejar oleh pihak Turki. Khususnya setelah penangkapan Lisanisky-salah seorang anggota kelompok spionase bernama Neili-. Rahasia-rahasia kelompok Hashomer pun akhirnya terbongkar. Hal ini pun berujung pada penangkapan 12 anggota Hashomer.

Kendati demikian, orang-orang Turki tidak bisa memperoleh informasi lengkap perihal aktivitas anggota Hashomer dalam jaringan Zionis. Oleh karennya, Hashomer selamat dari pengejaran pejabat-pejabat Turki, tapi tidak bisa terbebas dari dampak spionase yang dilakukannya, yaitu pendeknya masa aktivitas organisasi dan pembubarannya.
Setelah Palestina jatuh ke tangan Pasukan Britania (Inggris), terbongkarlah bahwa beberapa pemimpin Hashomer bekerja pada sebuah jaringan spionase. Dan menjadi penghubung antara jaringan itu dengan komite politik Pishof. Meskipun belakangan diketahui bahwa sebagian bantuan dana itu tidak sampai ke tangan komite melainkan masuk ke kantong beberapa pengurus Hashomer.
Sepanjang periode kekuasaan Inggris atas Palestina, Hashomer meningkatkan aksi teror dan militernya terhadap warga Palestina dan Inggris.
Akhirnya pada permulaan dekade abad ke 20, ketika kaum Zionis merasakan kebutuhan mendesak untuk membentuk sebuah kekuatan militer besar, Hashomer pun mengusulkan pembentukan organisasi Haganah dan segera berinisiatif mendirikannya. Namun beberapa anggota Hashomer menolak usulan tersebut dan lebih memilih membentuk kelompok perang kecil bernama Brigade-Brigade-Perang. Kelompok ini pun tetap berbentuk seperti ini, hingga revolusi terhadap orang-orang Palestina meletus tahun 1929. Namun setelah itu mereka terpaksa bergabung dengan Haganah.
Hingga pada akhirnya, Yutzhak Ben Tarvi, salah seorang pengurus Hashomer menjadi presiden Israel dan Ben Gurion yang menjadi perdana menteri pertama Zionis Israel adalah salah seorang pendukung utamanya. (pz/bersambung)

No comments: