Makam Pangeran Diponegoro di Madura?

“Tugas teori sejarah adalah menyusun kepingan masa lalu, hingga kita bisa mengenal kembali wajahnya”. F.R. ANKERSMIT
Berawal dari sebuah perbincangan tentang sejarah Jawa, tepatnya sejarah Pangeran Diponegoro, rasa penasaran tiba-tiba merasuk di dalam otak. Saya penasarann perihal sejarah pangeran Diponegoro.
Pembicaraan saya dengan seorang redaktur di sebuah penerbit di Yogyakarta tentang distorsi sejarah Indonesia.
Dari pembicaraannya, aku sedikit disadarkan untuk lebih teliti dan kritis dalam mengkaji sejarah. Seseorang itu hanya sedikit mendeskripsikan beberapa distorsi sejarah yang berkembang di buku-buku sejarah yang kita konsumsi sebagai sebuah kebenaran sejarah.
Baginya kebenaran sejarah perihal perang jawa, Pangeran Diponegoro harus dikaji ulang, terutama tentang letak batu nisannya (baca; kuburan). Sejarah umum yang dikonsumsi saya dan mungkin semua orang indonesia berbicara bahwa kuburan Pangeran Diponegoro berada di Makasar.
Ya, itulah sejarah yang ditulis pemerintah berdasar data dari masa kolonial. Tetapi bagi orang itu, kuburan asli Pangeran Diponegoro berada di Madura, tepatnya Sumenep, yaitu di Makam Raja-raja Sumenep.
Orang itu hanya bertanya; “apa di makam raja-raja Sumenep ada tulisan makam berbunyi; “ini makam pangeran dari Jawa?” temanku hanya berkata; “iya”. Sebagai orang sedang menempuh studi sejarah, rasa penasaran akan kebenaran sejarah semakin membuncah.
Rasa panasaran saya berdasarkan sebuah argument bahwa dalam sejarah tidak ada kebenaran mutlak dan kesalahan mutlak dalam sebuah penelitian. Semuanya memiliki kadar kebenaran tersendiri berdasarkan data yang disajikan. Walau pun, distorsi tentu sangat memungkinkan terjadi.
Baiklah, untuk sementara biarlah distorsi sejarah berjalan dulu, karena pada waktunya ketika data dan fakta baru ditemukan, orang akan punya perspektif baru dalam melihat kebenaran sejarah, terutama indonesia. Sampai hari ini, aku belum menemukan kuburan itu, aku akan menyimpan rasa penasaran terhadap sejarah Pangeran Diponegoro berada di otakku. Hingga sampai waktunya, aku benar-benar menemukan kebenaran sejarah dan perspektif untuk menelaah lebih lanjut perihal kematian, sejarah perjalanan hinggu tempat bersemayamnya. Saat ini, biarlah cerita ini menjadi misteri dalam diriku, karena aku sendiri belum bisa membuktikan kebenarannya.

JUma D

No comments: