Tuanku Imam Bonjol, Pejuang dan Pembaru Islam dari Ranah Minang (4-habis)

Tuanku Imam Bonjol, Pejuang dan Pembaru Islam dari Ranah Minang (2) Bersatunya kaum Adat dan kaum Padri dimulai dengan adanya kompromi yang dikenal dengan nama Plakat Puncak Pato di Tabek Patah.

Kesepakatan ini yang mewujudkan konsensus adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah (adat berdasarkan agama, agama berdasarkan Kitabullah/Alquran).

Tuanku Imam Bonjol yang saat itu telah menjadi panglima utama Perang Padri juga merasakan penyesalan itu. Ia menyesali tindakan kaum Padri atas sesama orang Minang, Mandailing, dan Batak.

Penyesalan itu tergambar dari ucapannya, “Adopun hukum Kitabullah banyaklah malampau dek ulah kito juo. Baa dek kalian?” (Adapun banyak hukum Kitabullah yang sudah terlangkahi oleh kita. Bagaimana pikiran kalian?)

Ditangkap Belanda

Tak kurang 15 tahun, Tuanku Imam Bonjol mengerahkan segenap daya upaya dalam memimpin perlawanan atas pasukan Belanda. Pada saat yang sama, pihak Belanda pun terus melancarkan perlawanan sengit.

Pada 28 Oktober 1837, Belanda akhirnya berhasil menangkap Tuanku Imam Bonjol lewat tipu muslihat berdalih ajakan perundingan. Setelah ditangkap, pemimpin kaum Padri ini diasingkan ke Cianjur, Jawa Barat.

Pemindahan penahanan ini terus berlanjut hingga ke Sulawesi Utara, tepatnya di Lotak, Pineleng, sebuah kota kecil berjarak sembilan kilometer dari Manado. Di kota kecil ini pulalah, Tuanku Imam Bonjol mengembuskan napas terakhirnya dalam usia 92 tahun.

Masih dalam bukunya, Masoed menulis, Tuanku Imam Bonjol wafat pada 17 November 1854 di Lotak, Pineleng. Namun, informasi mengenai wafatnya Imam Bonjol baru disebarluaskan 10 tahun kemudian. “Sehingga kematiannya tercatat pada tahun 1864,” tulisnya.

Pada akhirnya, Belanda memang berhasil menghentikan Perang Padri dan meringkus panglimanya. Namun, sepak terjang Tuanku Imam Bonjol dalam melawan penjajah, terlebih dalam membela syariat Islam, tak lekang oleh masa.

Dari fakta-fakta sejarah yang terungkap di muka, tampak jelas betapa Tuanku Imam Bonjol telah melancarkan perjuangan politik agar masyarakat dapat menjalankan syariat Islam secara utuh.





Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Mohammad Akbar

No comments: