Kenapa Harus Kartini?

Ya, kenapa harus kartini ? Jika saya boleh bertanya, apa yang dilakukan Kartini dianggap kemajuan berpikir oleh Belanda, negara yang bertahan hidup karena satu bangsa Indonesia. Tetapi ya, Kartini begitu disayang oleh Belanda, dengan pikirannya melalui surat-surat untuk sahabatnya di Belanda yang kemudian diterbitkan dengan judul Door Duisternis tot Licht atau kemudian kita kenal dengan Habis Gelap, Terbitlah Terang. Ya judul yang penuh harap dari seorang Kartini. Hanya HARAPAN, tanpa usaha nyata.

Pada zamannya mungkin mereka yang tinggal di Belanda hanya mengenal R.A Kartini, apalagi darah “biru” sebagai bentuk justifikasi kalo Kartini lebih bernilai dibandingkan dengan Cut Nyak Dien ataupun Dewi Sartika atau bahkan nama yang jarang orang kenal Rohana Kudus.
Cut Nyak Dien berjuang bahu membahu bersama rakyat Aceh dalam melawan penjajahan, penjajahan yang telah merengut kebebasan bangsa Indonesia. Tetapi ya, Cut Nyak Dien kemudian hanya dikenal karena berani mengangkat senjata melawan Belanda. Tetapi beliau adalah seorang wanita yang melawan menjadi pejuang tangguh dan dibenci oleh Belanda. Namanya tenggelam dan bukan merupakan pejuang emansipasi wanita, mungkin jika beliau yang dipilih tidak ada GAM saat ini, Mungkin.
Dewi Sartika, yang MENDIRIKAN sekolah tidak duduk dirumah meraju kepada sahabat-sahabatnya dalam bentuk surat. Dewi Sartika mendirikan Sakola Kautamaan Istri (1910) yang berdiri di berbagai tempat di Bandung dan luar Bandung. Rohana Kudus (1884-1972) melakukan hal yang sama di kampung halamannya. Selain mendirikan Sekolah Kerajinan Amai Setia (1911) dan Rohana School (1916), Rohana Kudus bahkan menjadi jurnalis sejak di Koto Gadang sampai saat ia mengungsi ke Medan. Ia tercatat sebagai jurnalis wanita pertama di negeri ini.
Catatan seorang Rohana Kudus yang menjadi jurnalis pertama wanita di Indonesia, yang melangkah lebih maju dibandingkan Kartini, namun ya Rohana Kudus terlupakan dibandingkan Kartini yang dianggap memiliki pikiran maju pada saat itu oleh Belanda.
Melirik kebelakang akan kejayaan Kesultanan Aceh, yang mungkin tidak dikenal oleh bangsa Indonesia Malayahati seorang Panglima dan bahkan Aceh juga memiliki Sulthanah (Sultan Wanita) yang memimpin selama empat periode (1641-1699). Jika dicatat, Posisi Sulthanah dan Panglima itu bukan yang bisa dianggap remeh.
Pun jika bangsa Indonesia sadar diri dengan sejarahnya tidak hanya mau dicocok hidungnya membaca propaganda Belanda dan melupakan Pahlawan Wanita yang melakukan langkah konkrit dalam bentuk nyata dibandingkan dengan Kartini yang tetap pada posisinya sebagai wanita Jawa diam dirumah dan menikah dengan Raden yang telah memiliki 3 (tiga) istri. Ironis.
Jika saja ada yang membukun tulisan-tulisan Rohana Kudus, apa yang dipikirkan Rohana jauh lebih hebat dari yang dipikirkan Kartini. Bahkan jika ada yang menulis sejarah pahlawan-pahlawan wanita lainnya, yang menentang Penjajahan Belanda. Sedangkan Kartini, merupakan pilihan dari Abendanon orang Belanda dan ya mungkin karena inilah bangsa Indonesia adalah bangsa latah dengan kemudian mengikuti kebijakan pilihan Belanda.
Seroang Kartini hanya berpikir dengan “Habis Gelap Terbitlah Terang” hanya menunggu, sedangkan seorang Dewi Sartika, Rohana Kudus, Cut Nyak Dien ataupun pahlawan wanita lainnya selangkah lebih maju. Mereka tidak mengutuk kegelapan, melainkan menyalakan pelita untuk cahaya terang bagi kaum wanita lainnya.
“Perputaran zaman tidak akan pernah membuat wanita menyamai laki-laki. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan dan kewajibannya. Yang harus berubah adalah wanita harus mendapat pendidikan dan perlakukan yang lebih baik. Wanita harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan, begitu kata Rohana Kudus.”
Tulisan saya tutup dari kalimat Rohana Kudus yang melangkah maju tetapi tidak lupa bahwa wanita tetap saja wanita, dan itulah wanita berharga disetiap sisinya. Akhir kata, jika boleh saya ucapkan. Selamat Hari Emansipasi Wanita.

Azhar

No comments: