Musik Dalam Islam ,Yunani dan Hindhu

Panji Trisula
Musik Dalam Islam ,Yunani dan Hindhu
Tidak ada isyarat dalam al Quran secara eksplisit untuk menjelaskan musik. Dalam hadits pun tidak ada yang melarang atau mendukung praktek musik. Para penafsir Musik sebagai hal spiritual adalah Ikhwan al Shafa’ (persaudaraan Kesucian) yang memiliki satu ensklopedia tebal tentang filsafat, ilmu pengetahuan dan seni yang dihimpun pada abad ke 4 M/ 10 Hijriah.

Dalam bukunya Ikhwan al Shafa menjelaskan bahwa dalam suara musik duniawi terdapat gema suara musik langit yang merupakan kediaman malaikat Tuhan dan para pembantu khususnya, Karya mereka ” Risalah Musik ” dibuka dengan kalimat berikut: ” Setelah menyelesaikan kajian tentang teori seni spiritual yang berada dalam jalur ilmiah dan kajian tentang praktik musik yang sifatnya material dan berada dalam jalur seni, ” Kami mengajukan dalam risalah yang berjudul ”musik” ini untuk mengkaji seni yang terdiri atas aspek material dan spiritual. Ini adalah seni tentang harmoni (ta’lif) yang bisa didefinisikan melalui fungsi proporsi”
Dengan demikian dasar hukum harmoni yang terdapat dalam semua tingkatan eksistensi yang saling berhubungan berdasarkan satu ketertiban yang hierarkhis dan analogis. Dari sini disimpulkan bahwa not-not musik duniawi itu merupakan imitasi dari musik surgawi.
Para pemikir besar seperti Ya’kub al Kindi, Muhammad al Ghozali pengarang kitab Ihya Ulumuddin, Abu bakar al Razi , Abu Nashr al Farabi, Ibn Bajjah, Ibnu Sina juga menulis tentang Musik. Seorang murid Ibnu Sina, yaitu Ibnu Zailah (440 H/1048 M) berkata ”suara memberikan pengaruh pada jiwa dalam dua jalur yang pertama adalah berhubungan dengan komposisi dan berhubungan dengan keadaan jiwa/muatan spiritual”.
Risalah Musik oleh Al Kindi dan Ibnu Sina menyebutkan bahwa musik berkembang selaras dengan jiwa sebab musik merupakan vibrasi/ getaran dari asal usul spiritual seperti kata ”Kun”. Ikhwan al Shafa menyimpulkan risalahnya dengan satu justifikasi terhadap musik yang paling indah dan paling sempurna yang tidak lain adalah seni pembacaan kitab suci, tradisi mengakarkan bahwa melodi paling manis yang dirindukan para penghuni surga dan lagu paling indah yang mereka dengarkan adalah perkataan Alloh swt. Dalam salah satu pengalaman mistis Imam Ja’far as bahwa di saat beliau membaca al Qur’an, seolah-olah al Qur’an sendiri yang turun dan membacakan ke dalam hatinya.
Ketika ilmu Kitab merupakan bagian nama-nama Alloh yang tersusun atas huruf dan setiap huruf adalah susunan bunyi/ irama. Imam Ja’far , Imam Syi’ah berkata bahwa sesungguhanya Nama-Nama Alloh yang maha besar terdiri dari tujuh puluh tiga unit huruf, Asif bin Barkhiya, asisten Nabi Sulaiman, yang memindahkan istana Balqis memiliki satu unit huruf, Ahlul Bait Nabi memiliki tujuh puluh dua unit Nama-nama Alloh, dan satu unit Nama Alloh yang lain di simpan secara khusus di dalam ilmu ghoibNya ”. Tafsirnya adalah satu unit yang tersembunyi itu dimiliki oleh bangsa Yunani dan India yang menyukai musik spiritual sebagai peribadatan. Karena Tuhan memiliki 124 000 nabi yang disebar ke seluruh bangsa dan tiap nabi merupakan representasi tiap huruf unit Nama alloh yang ismul adhom, sehingga tidak salah Nam/Nad/Irama Ilahi merupakan bagian satu unit huruf yang ketujuhpuluhtiga.
Budaya Yunani seperti filosof Nichomaeus, Ptolemaeus, Euclid, Pythagoras memiliki kebiasaan menyanyi diiringi musik instrumen perkussi yang menghasilkan paduan nada dari kata-kata dan melantunkan syair-syair yang disusun untuk menekankan kehidupan spiritual dan menggambarkan kesenangan surgawi. Sebagaiman Pythagoras yang mendengarkan musik yang dihasilkan oleh rotasi langit dan bintang-bintang karena kesucian substansi jiwanya dan kebijaksanaan hatinya. Pada akhirnya, mendengarkan musik berarti membuka diri seseorang terhadap suatu pengaruh, kepada suatu vibrasi dari asal-usul suprahuman”yang menghasilkan suara” untuk membangkitkan gaung suara dari wilayah primordial (alastu birobbikum). Abu Hamid al Ghazali dalam kitab Ihya Ulum al Din, membahas hukum-hukum yang mengatur pertunjukkan spiritual/ sama’ :
“..Hati dan isi bathin, lagu dan ekstasi adalah khazanah-khazanah rahasia tambang permata. Didalamnya termuat mutiara-mutiara seperti api yang termuat dalam besi dan batu,serta tersembunyi seperti air yang tersembunyi dibawah tanah dan lempung.Tidak ada jalan untuk menggali muatan tersembunyi dalam batu api dan baja kecuali dengan mendengarkan musik dan menyanyi.Tidak ada jalan masuk kepada hati yang tersembunyi kecuali oleh lubang telinga. Maka nada-nada musik yang teratur dan menyenangkan akan memunculkan apa yang ada didalamnya.begitu juga dengan hati..”
Tokoh Sufi Zun al Nun dari Mesir (861 M): ” Mendengrkan/ sama’ adalah pengaruh ketuhanan yang menggerakana hati untuk melihat Alloh, mereka yang mendengarkannya secara spiritual akan samapai pada Alloh dan mereka yang mendengarkan secara sensual akan jatuh ke dalam kesesatan ”.
Menurut ahli Hikmah India ” ia yang ahli dalam ilmu rasa, jeda, ukuran serta yang tahu irama akan berjalan dengan mulus di jalur pembebasan dan pada saat sama’, seorang sufi mendengarkan suara yang lain yaitu alastu birobbikum dari singgasana Tuhan. Musik adalah alat efektif untuk mencapai kesempurnaan batin .
Bagi para penganut komuniitas agama musik bukan hanya seni pertama yang dibawa oleh Syiwa ke dunia, seni yang dengannya Asrar i alastu birobbikum atau perjanjian primordial antara manusia dengan Tuhan pada hari terjadinya manifestasi alam. Munduka Upanisad menjelaskan pengertian AUM yaitu: Aum adalah kata yang tidak bisa musnah, aum adalah alam semesta dan mecakup apa yang lalu, sekarang dan yang akan datang, apa yang sudah pernah ada dan apa yang akan ada, itu semua adalah aum. Demikian juga apa yang ada di luar jangkauan waktu adalah aum. Raga yang kita kenal adalah hasil kombinasi dari kelima unsur (panca mahabhutta yaitu tanah, air, api, udara dan ether). Unsur halus dari lima unsur adalah suara, raba, bentuk, rasa, dan bau. Dari yang kelima, yang pertama adalah suara. Jadi alam semesta terjadi bermula dari suara ( islam : Kun fayakun).

hal 65 Bab 15: Musik Dalam Islam ,Yunani dan Hindhu

Source 

No comments: