Sejarah terbentuknya Aceh Selatan hingga legenda Putri Naga

Aceh Selatan juga memiliki tempat-tempat wisata menarik seperti air terjun di Gampong Lhok Pawoh, Kecamatan Sawang.
Salah satu pantai di Aceh Selatan
GUBERNUR Aceh Zaini Abdullah hari ini melantik pasangan HT Sama Indra dan Kamarsyah hari ini dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Aceh Selatan, Senin 22 April 2013.
Pasangan ini akan dilantik oleh Gubernur Aceh Zaini Abdullah di gedung DPR Kabupaten Aceh Selatan. HT Sama Indra dan Kamarsyah akan memimpin Aceh Selatan hingga 2018.
Aceh Selatan salah satu kabupaten di Aceh. Sebelum berdiri sendiri sebagai kabupaten otonom, wilayah Aceh Selatan bagian dari Kabupaten Aceh Barat. Pembentukan Kabupaten Aceh Selatan ditandai dengan disahkannya Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 pada 4 November 1956.
Letak Aceh Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara di sebelah utara dan Kabupaten Aceh Barat Daya di sebelah barat. Sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan di sebelah timur berbatasan dengan Kota Subulussalam dan Kabupaten Singkil. Letak astronomisnya antara 20 dan 40 lintang utara dan antara 960 dan 980 bujur timur.
Luas wilayah Aceh Selatan sebesar 6,91 persen dari total luas daratan Provinsi Aceh. Pada 10 April 2002, Kabupaten Aceh Singkil dan Aceh Barat Daya dimekarkan dari Aceh Selatan.
Kini, Aceh Selatan memiliki 18 Kecamatan dan 248 desa. Kecamatan yang berbatasan dengan Kota Subulussalam di sisi selatan yaitu Kecamatan Trumon Timur dan Kecamatan Labuhan Haji barat yang berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya di sisi utara.
Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Labuhan Haji. Sementara jumlah penduduk tersedikit adalah Kecamatan Sawang. Sebagian penduduk terpusat di sepanjang jalan raya pesisir.
Kondisi topografi Aceh Selatan bervariasi, terdiri dari dataran rendah, bergelombang, berbukit, hingga pegunungan dengan tingkat kemiringan sangat terjal.
Seperti dikutip dalam situs resmi kabupaten itu, penduduk Aceh Selatan didominasi oleh etnis Aceh, mencapai 60 persen. Selain itu juga banyak didiami etnis Aneuk Jamee. Mereka merupakan para perantau Minangkabau, yang telah bermukim di sana sejak abad ke-15.
Walau sudah tidak lagi menggunakan sistem adat matrilineal, namun mereka masih menggunakan bahasa Minangkabau dialek Aceh atau bahasa Aneuk Jamee dalam percakapan sehari-hari.
Aceh Selatan sejak zaman Belanda dikenal kaya akan hasil alam. Nilam, Cengkeh dan Pala merupakan tumbuhan yang dominan di sana. Bahkan pala hingga kini menjadi komoditi unggulan daerah itu.
Untuk fasilitas transportasi, Aceh Selatan memiliki Bandar Udara Teuku Cut Ali. Bandara ini memiliki ukuran landasan pacu 1.270 meter dengan lebar 23 meter. Jarak bandara dari pusat kota sekitar 21 kilometer.
Bandara ini berada di Jalan Tapaktuan Desa Teupin Gajah Kecamatan Pasie Raja. Bandara dikelola oleh Unit Pelaksana Tugas Direktorat Jenderal Perhubungan dan termasuk dalam bandar udara kelas IV. Pesawat terbesar yang bisa mendarat berjenis C-212.
Aceh Selatan juga memiliki tempat-tempat wisata menarik seperti air terjun di Gampong Lhok Pawoh, Kecamatan Sawang. Air terjun ini mengalir dari Gunung Leuser salah satu gunung tertinggi di Aceh yang menjadi cagar alam dan paru-paru dunia. Tinggi air terjun ini sekitar 20 meter.
Ada pula tujuan wisata menarik lainnya seperti Panorama Hatta, Pulau Dua, Genting Buaya, Ia Sejuk Panjupian, Air Terjun Twi Lhok, Batu Berlayar, atau Gua Kalam.
Ibu Kota Aceh Selatan, Tapaktuan, dikenal dengan sebutan Kota Naga. Sebutan ini berasal dari legenda Putri Naga dan Tuan Tapa yang sudah menjadi sejarah lisan masyarakatnya secara turun temurun. Saat memasuki kota ini, sekitar seratus meter dari arah timur kantor Bupati Aceh Selatan maka akan melihat gambar naga tepat di dinding pinggir jalan.
Legenda Naga mengisahkan tentang sepasang naga jantan dan betina yang mendiami teluk Tapaktuan. Keduanya diusir dari negeri Tiongkok karena tidak memiliki anak. Suatu ketika kedua naga ini mendapati sesosok bayi perempuan terapung di lautan kemudian dipelihara dengan penuh kasih sayang. Beranjak dewasalah bayi tersebut menjadi gadis cantik yang disayangi pasangan naga tersebut.[]

No comments: