7 “Kudeta Merangkak”
Dalam sejarah Nusantara – Indonesia Raya terdapat beberapa peristiwa yang mirip dengan kudeta merangkak (perebutan kekuasaan, saling membunuh, tindakan secara pelan-pelan, penuh intrik), di antaranya:
1). Ken Arok membunuh Tunggul Ametung. Ken Arok kemudian jadi Raja Singasari yang meneruskan kepemimpinan pada wilayah kekuasaan Tunggu Ametung.
2). Raden Patah menjadi Raja Demak Bintara dengan dukungan Walisanga setelah Majapahit melemah dan mengamankan Brawijaya V dari serangan pembenci Majapahit dan Demak Bintara. Demak Bintara meneruskan kepemimpinan di wilayah Majapahit.
3). Danang Sutawijaya (pendiri Mataram) “melawan” Raja Pajang (Sultan Hadiwijaya). Sutawijaya meneruskan kepemimpinan di bekas wilayah Pajang.
4). Soekarno – Hatta (Nasionalis) “mengalahkan” faksi Islam dalam Piagam Jakarta. Kemudian duo proklamator itu disetujui sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. Sejak itulah Orde Lama berkuasa di wilayah yang nyaris sama dengan Majapahit.
5). Soeharto ”mengkudeta” Soekarno melalui G 30 September 1965 dan Super Semar 1966. Sejak itulah Soeharto berkuasa dengan rezimnya yang bernama Orde Baru di wilayah NKRI yang diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta.
6). Orde Baru ditumbangkan oleh Orde Reformasi (penggerak Amien Rais, dkk).
7). Orde Reformasi menghadapi ”serangan” ilusi adanya Negara Islam yang diduga diinisiasi oleh faksi dan atau partai Islami dalam rangka meminta kembali haknya sebagaimana telah dicuri melalui penghilangan kalimat pada sila 1 Piagam Jakarta.
Sebenarnya masih cukup banyak
peristiwa-peristiwa bersejarah yang kelam, tetapi untuk sementara 7 itu
dahulu sebagai gong pembukanya. Tujuh peristiwa tersebut pun masih bisa
dikupas secara detail. Semoga bisa …..
(Tulisan terinspirasi dari diskusi, membaca, dan lain-lain)
No comments:
Post a Comment