Islam Pecah setelah 1 Hari Rasulallah Wafat

Assalamualaikum wr.wb

Al Hadist: “Demi Tuhan yang menguasai jiwa Muhammad, sungguh umatku nanti akan pecah menjadi 73 golongan, satu masuk surga dan yang 72 golongan akan masuk neraka,…” (H.R Imam Thobroni)
Kenapa muslim di dunia tidak bersatu? Kenapa kaum muslim ada yang berperang sesama muslim? Pertanyaan-pertanyaan ini muncul sejak saya masih kecil. Saya coba telusuri kenapa semua ini bisa terjadi.
Pada tahun 1967 terjadi perang 6 hari Negara-Negara Arab dengan Israel yang dimenangkan oleh Israel. Tahun 1990-an terjadi perang teluk antara Irak melawan Amerika serikat dan sekutunya yang mengakibatkan kekalahan Irak. Sebelum melawan tentara sekutu pimpinan Amerika, Irak berperang terlebih dahulu dengan negara tetangga, Iran. Kita mungkin masih ingat tahun 2006 ketika pecah perang Hizbullah dangan Israel. Tahun 2009 di jalur Gaza, Palestina, terjadi pertempuran hebat antara Hammas melawan tantara Yahudi Israel. Sekarang kita masih menyaksikan perjuangan-perjuangan rakyat Palestina dari penindasan bangsa Yahudi Israel yang hingga kini belum terwujud. Dan masih banyak perang dan penindasan yang dilakukan oleh kaum kafir, dan semua perjuangan kaum muslim kalah telak.
Oh, ternyata! Di dalam Agama Islam sendiri telah terjadi perang keyakinan sesama penganutnya. Kita tahu bahwa Islam sudah pecah menjadi dua golongan mayoritas, yakni Sunni dan Syiah. Berdasarkan data sejarah di atas, Penulis coba menelusuri kenapa ini bisa terjadi, Saya awali dari 4 kejadian penting yang mana kejadian-kejadian itu terkesan ditutup-tutupi:
  1. 1 hari setelah Nabi Muhammad SAW wafat, terjadi ketegangan dan perselisihan antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin, mengenai siapa yang pantas menggantikan kepemimpinan Nabi.

  2. Era 4 khalifah, suhu politik mulai panas; beberapa golongan yang mendukung Ali Bin Abi Thalib terus menggugat setiap Khaifah, mereka menggunakan Hadis Ghadir Khum sebagai landasan gugat.

  3. Terjadi pemberontakan hingga terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan. Peristiwa pembunuhan terhadap Khalifah Utsman bin Affan mengakibatkan kegentingan di seluruh dunia Islam yang waktu itu sudah membentang sampai ke Persia dan Afrika Utara. Pemberontak yang waktu itu menguasai Madinah tidak mempunyai pilihan lain selain Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah.

  4. Insiden Karbala di Irak (47 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW), yakni tragedi pembunuhan cucu Nabi Muhammad SAW, Hussein bin Ali, atau yang biasa dikenal Imam Hussein, pada tanggal 10 Muharam tahun 61 H atau bertepatan dengan tahun 680 M. Pembunuhan dilakukan oleh orang Islam sendiri yang di latar belakangi pengaruh politik kekuasaan, “Muhammad dibunuh oleh umat Muhammad”. Kejadian itu telah memecah belah umat Islam menjadi 2 golongan, Sunni dan Syiah. Kaum Syiah menggugat kaum Sunni sebagai pembunuh cucu Nabi dan menganggapnya telah murtad. Kaum Sunni pun menuduh kaum Syiah telah sesat. Saling tuding inilah yang hingga kini belum terselesaikan dan menjadi akar permusuhan kedua sekte tersebut.


Di era modern, Jazirah Arab sudah terkotak-kotak menjadi beberapa negara. Hubungan negara-negara Arab tidak harmonis, karena masing-masing didasari sekterian, Sunni dan Syiah. Bahkan tahun 1980-an, terjadi perang Irak-Iran (Irak mayoritas penduduknya kaum Sunni sedangkan Iran mayoritas Syiah) yang dilatar belakangi kecurigaan satu sama lain. Contoh lain, Hizbullah adalah kelompok pejuang kaum Syiah. Ketika kelompok ini berperang melawan kaum kafir, hanya kaumnya saja mendukung yakni negara yang mayoritas Syiah seperti Suriah dan Iran. Bahkan antara kaum Syiah dan Sunni terjadi saling serang seperti Hammas melawan kelompok pejuang Sunni yang sama-sama dari Palestina, yakni kelompok Fattah. Di Irak terjadi perang saudara antar sekte pasca jatuhnya rezim Saddam Hussein. Akhirnya, masing-masing sekte berjuang sendiri-sendiri melawan kaum kafir. Negara-negara mayoritas Syiah tidak ingin berperan serta dalam perjuangan kaum Sunni dan juga sebaliknya. Kita bisa lihat contoh, negara Iran (mayoritas Syiah) tidak mendapatkan solideritas dari negara-negara Islam lain ketika Iran mendapatkan tekanan dari Amerika Serikat.
Dari kilas balik diatas, benar bahwa politik kekuasaan telah memecah belah persatuan umat Islam. Sejak 1 hari setelah Rasulallah wafat, perselisihan kekuasaan pun sudah dimulai. Hingga hari ini Sunni dan Syiah tidak dapat di satukan. Satu sama lain merasa paling benar, saling curiga, Al-Quran masing-masing diklaim yang paling asli, wallahualam. Di Indonesia, walaupun mayoritas penganut Islam Sunni bukan berarti kita yang paling berkuasa. Marilah hadapi perbedaan ini dengan semangat Ukhuwah Islamiyah, bersatulah wahai kaum Muslimin walaupun kita berbeda.
Terima kasih sudah membaca, hanya itu yang saya tahu. Saya membaca kemudian saya menulis.
Wassalamualaikum wr.wb

SG

No comments: