Kembalinya Negara Kesatuan Tumapel

PUPUH 41 bait 2 sampai 5 kakawin Negarakertagama menulis: Batara Wisnuwardhana, putera Baginda, berganti dalam kekuasaan. Beserta Narasinga bagai Madawa dengan Indra memerintah serta segenap pengikutnya. Takut semua musuh kepada beliau, sungguh titisan Siwa di Bumi. Tahun Saka Rasa Gunung Bulan, 1176 saka, Batara Wisnu menobatkan puteranya. Segenap rakyat Kediri Janggala berduyun-duyun ke pura mangastubagia. Raja Kertanegara nama gelarannya, tetap demikian seterusnya. Daerah Kutaraja bertambah makmur, berganti nama Praja Singasari. Tahun Saka Awan Sembilan Mengebumikan Tanah, 1192 saka, raja Wisnu berpulang. Dicandikan di Waleri berlambang arca Siwa, di Jajago arca Budha. Sementara itu Batara Narasingamurti pun pulang ke Surapada. Dicandikan di Wengker, di Kumeper  diarcakan bagai Siwa Mahadewa.
*     *     *
PADA 1254M, Sri Maharaja Seminingrat menobatkan putra sulungnya, Nararya Murdhaya sebagai yuwaraja di Panjalu Daha bergelar Sri Kertanagara. Mengapa putra sulung Anusapati itu mengeluarkan kebijakan menempatkan putranya di Daha, sementara pada waktu itu, sejak 1250M yang berkuasa di sana Sang Narasingamurti?
Rupanya pada tahun itu Mapanji Seminingrat mengadakan perombakan besar-besaran dalam tata kepemerintahan. Setelah bertemu dan bermusyawarah dengan Narasingamurti, Mapanji Seminingrat berkeinginan menyatukan kembali kerajaan Tumapel. Pada 1222M sang kakek, Ranggah Rajasa membentuk negara kesatuan Tumapel, menyatukan Panjalu dan Jenggala dalam naungan panji-panji Tumapel. Pada 1227M, negara kesatuan Tumapel pecah menjadi Panjalu dan Jenggala. Negara kesatuan Tumapel lenyap selama hampir 30 tahun.
Telah dilihat bahwa pemecahan negara kesatuan Tumapel menimbulkan pergolakan dalam keluarga keturunan Ranggah Rajasa. Menimbulkan korban terutama setelah peristiwa pemberontakan Tohjaya. Sangat penting kiranya menyatukan kembali Tumapel, menguatkan kembali wangsa Rajasa. Apalagi mendengar kabar dari Swarnabhumi tentang perkembangan kerajaan Malayu. Bukan tidak mungkin kekuatan Malayu bakal bergerak menggempur tanah Jawa. Maka penyatuan kekuatan panjalu dan Jenggala menjadi sangat penting.
Singkat kata, Mapanji Seminingrat dan Narasingamurti sepakat bulat melepas kepentingan pribadi, menjunjung kepentingan negara secara luas, membangun pemerintahan bersama di Tumapel. Karena itulah kemudian Narasingamurti meninggalkan keraton Daha, menuju ibukota di Kutaraja. Sementara keraton Daha ditempati Nararya Murdhaya, keponakannya. Jadi penobatan Nararya Murdhaya di Daha dilakukan setelah Narasingamurti bersemayam di Kutaraja.
Masih dalam 1254M, Mapanji Seminingrat mengeluarkan kebijakan bersama dengan adiknya yaitu mengubah nama keraton Kutaraja menjadi Singasari. Untuk membangun kekuatan di wilayah utara, keduanaya juga sepakat membangun pelabuhan di Canggu. Pembangunan pelabuhan penyeberangan di Canggu merupakan upaya Tumapel menyiapkan armada lautnya. Pelabuhan Canggu menjadi jembatan penghubung antara Tumapel yang terletak di pedalaman dengan daerah pesisir utara. Pelabuhan Canggu memiliki peran penting dalam upaya Tumapel membangun pangkalan lautnya di Tuban dan Hujung Galuh. Pada tahun inilah, Tumapel mulai membangun armada laut. Pembangunan armada laut itu merupakan langkah pengamanan dini dari kemungkinan datangnya kekuatan asing Mongolia. Pada sekitar  tahun tersebut, sepak terjang pasukan penakluk Mongolia sudah didengar Seminingrat. Tentu berita bahwa Mongolia berhasil menaklukkan Tiongkok pada 1234M terdengar sampai tanah Jawa. Setelah Tiongkok jatuh ke tangan Mongolia, terjadi pengungsian besar-besaran bangsa Chin. Itulah saat dimana istilah Cina mulai dikenal. Cina adalah istilah bagi para pengungsi bangsa Chin. Tentunya para pengungsi itu banyak pula yang berlayar ke Jawa dan berkisah tentang ketangguhan pasukan penakluk Mongol. Dan ketika Seminingrat membangun armada laut Tumapel, Sri Kertanagara mulai mengerti betapa kekuatan asing Mongolia harus selalu diwaspadai. Apalagi dikabarkan bahwa peralatan perang pasukan Mongolia sudah menggunakan bubuk mesiu, menggunakan panah api terbang, bom granat. Panah disertai asap beracun. Dengan peralatan inilah, Kerajaan Chin jatuh 1234M. Bukan tidak mungkin mereka bakal menuju Jawa. Karena itu sangat tepat jika Seminingrat mulai giat membangun angkatan lautnya serta membangun pelabuhan Canggu.
Setahun setelah penobatan Sri kertanagara sebagai raja muda di Daha, Sri Maharaja Seminingrat mengukuhkan anugerah sima perdikan Desa Mula dan Malurung yang sebelumnya ditetapkan Mahisa Wonga Teleng. Penetapan sima perdikan dua desa di utara ibukota Daha itu diberikan kepada Sang Pranaraja sebagai bentuk penghargaan atas segala jasa besarnya, terutama pada keturunan Ranggah Rajasa. Karena belum dikukuhkan dalam piagam kerajaan semasa pemerintahan Mahisa Wonga Teleng, maka Mapanji Seminingrat yang sangat berhutang budi pada Sang Pranaraja, segera mengeluarkan pengukuhan itu, dan melimpahkan wewenang pada Sri Kertanagara. [Siwi Sang]

No comments: