Keota, Si Kota Hantu

136776203032001920
Menara air Keota 
(rockymountainprofiles.com)

Beberapa bulan lalu saat mendapatkan beasiswa mengikuti kursus singkat di Colorado State University, saya mengunjungi sebuah museum bernama History Colorado Museum yang berada di kota Denver, tepatnya di Broadway Street. Museum ini bukan hanya menampilkan sejarah demi sejarah negara bagian Colorado, namun juga menjadi tempat pertunjukkan seni budaya. Kebetulan, saat mengunjungi museum itu bertepatan dengan penampilan kebudayaan Indonesia yang digagas pangguyuban WNI di Colorado, dan salah satu penampilnya ialah sang maestro penari topeng Didi Nini Thowok.
Selain menikmati pentas kebudayaan Indonesia, saya juga tertarik dengan salah satu ruangan di lantai dasar museum tersebut. Di ruangan tersebut terdapat pelbagai macam barang-barang di masa lalu, seperti peralatan rumah tangga, mobil, hingga perlengkapan perkebunan. Di tambah lagi beberapa video dokumenter yang menambah penjelasan tentang satu kota di negara bagian Colorado. Kota itu tentu bukanlah kota biasa karena dari total 5 lantai di gedung museum, kota itu ditampilkan secara penuh di lantai dasar. Kota itu bernama Keota, sebuah kota makmur di masa lalu yang kini menjadi sebuah kota hantu, ghost town.
Keota berada di sisi utara Colorado yang berbatasan langsung dengan negara bagian Wyoming. Kota ini pertama kali ditempat pada akhir abad ke 19. Seiring berkembangnya waktu, Keota berangsur-angsur menjadi salah satu pusat produksi agrikultur dan peternakan sapi yang menyebarkan hasil produksi ke seluruh Colorado. Dengan besarnya peternakan yang ada di Keota di awal abad 20, sehingga dibuatlah jalur kereta khusus untuk memobilisasi produksi peternakan sapi tersebut ke kota-kota lain. Hal ini pula lah yang memikat ratusan orang untuk mendiami kota kecil ini, terutama ketika produksi pertanian dan peternakan itu mencapai puncak kejayaan di dekade 1920-an.
Mulai berkembangnya perkembangan populasi itu menyebabkan hadirnya sekolah, gereja, dan surat kabar lokal. Di bidang jasa, hadir pula praktek dokter, pengacara, pemadam kebakaran, serta kantor pos. Akan tetapi, saat dan seusai Perang Dunia Kedua kota ini perlahan ditinggal oleh pemuda-pemudinya. Mereka ada yang bergabung dengan angkatan bersenjata dan mengikuti perang, ada juga yang memiliki berimigrasi ke kota-kota lain terutama di Wyoming guna mendapatkan fasilitas dan kesempatan pertanian yang jauh lebih baik dibandingkan di kampung halamannya.
1367762134957641276
Sisa banguna sekolah di Keota (ghosttowns.com)

Semakin berkurangnya populasi menyebabkan ditutupnya sekolah di Keota pada tahun 1950-an. Lalu, kota ini benar-benar menjadi ghost town saat kantor pos berhenti beroperasi pada 1973, selanjutnya diikuti oleh jalur kereta yang dihilangkan dua tahun kemudian. Sebenarnya, belum ada catatan resmi mengenai penyebab utama imigrasi ratusan penduduk kota kecil ini. Salah satu spekulasi yang mengemuka, hal itu disebabkan cuaca ekstrim yang meliputi kota tersebut ketika musim dingin dan musim panas menjelang.
Ironisnya, Keota juga sempat menghilang dari peta negara bagian Colorado. Pada awal 2000, kakak beradik Margaret dan Evelyn Stanley, saat itu telah berusia sekitar 70 tahun, memprakarsai lahirnya pertemuan tahunan di kota kelahirannya itu. Pertemuan yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali di bulan Mei, bukan hanya menjadi ajang reuni atau napak tilas kehidupan masa kecil mereka, tetapi mereka juga mencoba mengumpulkan orang-orang yang memiliki sejarah kehidupan dengan Keota. Maka, tidak heran bila pertemuan ini dipenuhi kakek-kakek dan nenek-nenek yang sempat hidup, lahir, atau memiliki leluhur di Keota. Di pertemuan tersebut selain mereka berkumpul di ruang pertemuan kota, yang sudah sempat direnovasi demi menunjang ajang tahunan tersebut, juga diadakan kunjungan ke rumah-rumah, ladang peternakan, gereja, pemakaman, dan sekolah mereka di Keota yang masih berdiri kokoh meski sebagian hanya meninggalkan fondasi bangunan.
Usaha Stanley bersaudara untuk menghidupkan kembali Keota terbilang berhasil. Dari tahun ke tahun, peserta pertemuan itu terus bertambah hingga mencapai ratusan orang. Kini, di peta pun keberadaan Keota kembali diakui, apalagi setelah History Colorado Society memberikan satu lantai dan ruangan khusus sebagai media eksebisi sejarah kota Keota di museum mereka.
13677622091351127326
Jalan utama Keota (ghosttowns.com)

Keota di era modern ini hanya dihuni lima orang; satu pasangan Carol Edwards dan Ned Sprague yang kembali menghidupkan usaha bercocok tanam di Keota, selain mereka masih ada satu pasang lain dan seorang pertapa. Jalanan tanah yang berlumpur di kala hujan datang tidak menyurutkan mereka untuk mendiami ghost town tersebut.
Keota hanyalah satu contoh kota kecil di Amerika Serikat yang menghilang daya pikatnya saat urbanisasi menggelora di negara maju. Ancaman ‘kota hantu’ menjadi cermin buruk atas ketidakmerataan kemajuan kota-kota di dunia modern. Keota juga telah menunjukkan nafsu orang-orang untuk meraih kehidupan lebih baik dengan meninggalkan daerah asalnya menuju daerah baru yang dianggap lebih maju yang memberikan harapan kehidupan lebih baik, menyebabkan menghantunya kota tersebut. Hingga Stanley bersaudara kembali ke tanah masa kecilnya untuk menunjukkan kepada para sanak taulan Keota-nya bahwa ‘hujan batu di negeri sendiri masih lebih baik dari hujan emas di negeri orang’.
Iksan M

No comments: