Menolak Pengkaburan Sejarah Islam
Sejarah ditulis
oleh para pemenang, tetapi kebenaran adalah milik TUHAN..begitulah kata
para ahli..contohnya selama 32 Orba berkuasa menuliskan sejarah Bahwa
Bung karno menyerahkan Mandat dan kekuasaanya lewat Supersemar yang
sampai saat ini menjadi misteri dan dibantah. Dan Dokumen otentik
Supersemar sampai kini pun hilang entah kemana.
Demikian juga dengan
sejarah Islam yang bahkan berkuasa selama berabad-abad silam. Api
perpecahan dikalangan muslim terpercik sepeninggal Rasul SAW. Ada yang
meyakini bahwa Ali Ibn Abi tholib telah ditunjuk oleh nabi sebagai
penggantinya. Klaim seperti ini bukan klaim abal2. Tetapi ditopang oleh
Hadist2 yang masyhur dan bertebaran dikalangan Sunni maupun syiah.
Contohnya Hadist Tsaqolain, hadist Ghadir gum dsb. Setelah terbunuhnya
Amirilmukminin Utsman Bin Affan, dilanjutkan Imam Ali..perpecahan
berubah menjadi perang besar diantara para sahabat yaitu perang jamal
dan perang shiffin. Setelah terbunuhnya Ali, muawiyah berkuasa ditengah
kondisi kaum muslim yang berselisih dan Hasan bin Ali sebagaimana
dinubuahkan Nabi sebagai pendamai kaum muslimin, bersepakat mengikat
perjanjian untuk tidak mengangkat dirinya sebagai Khalifah, tetapi ia
akan menjadi khalifah setelahnya..akhirnya Hasan dibunuh..agar Kekuasaan
yang dipegang bisa berlanjut ke Dinasti. Selama berabad2 dunia islam
dikuasai oleh Dinasti Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah sehingga kerangka,
konstruksi sejarah dan pemikiran islam saat ini terbentuk berabad-abad
lamanya pada jaman tersebut. Ulama dan Fuqaha yang menjadi Rujukan kaum
muslim juga hidup dijaman2 tersebut. Tentu saja bila berani membahayakan
Dinasty akan mengalami nasib Seperti Sahabat Nabi Hujr ibn Adhy yang
dibunuh oleh penguasa bani Ummayyah. Lalu apakah kita musti menolak
ulama2 dan ahli hadist semisal Bukhori Muslim yang hidup dijaman
tsb??tidak sama sekali, justru atas jasa ulama2 tersebut kita mengenal
tatacara sholat, ibadah dan muamalah islam saat ini..Justru dari
ulama-ulama Panutan kita ini kita melihat adanya hal yang sama dalam
Sunni Syiah sekaligus mengkritisi distorsi2 sejarah yang ada. Sejak dulu
sampai kini Banyak Ulama bersepakat Syiah bagian Islam seperti Dr. Din
Syamsuddin, Dr. Azumyardi Azra, Prof Dr. Quraish Shihab dll, bahkan DR.
Said Aqil mengatakan NU dan Syiah sama, yang membedakan adalah pada soal
Imamah..apakah ini artinya??artinya adalah Imamah=kekuasaan, Khalifah,
Dinasti
Bahkan dikuatkan oleh
risalah Amman,.Tapi masih banyak juga yang menolak risalah Amman dengan
alasan itu penyelesaian politik..ada2 saja Para ulama menggagas
perdamaian islam kok ditolak, mau politik kek mau bukan kek, intinya
dilarang saling mengkafirkan, dilarang dihukumi kafir berarti sama2
muslim tho??Justru yang mengingkari perjanjian itu kan bisa disebut
sebagai ciri2 muna sesuai hadist: 1. Bila berkata Dusta 2. Bila berjanji
Tidak ditepati 3. Bila diberi amanah Khianat.
Artinya sunni
syiah cenderung bersepakat dalam banyak hal agama, tetapi ketika
menyangkut masalah Hak Kekuasaan, Imam, Pemimpin, Khilafah, Perang Ali
VS Muawiyah dll pasti akan saling bertikai, Saling kabur dan tumpang
tindih akhirnya merembet saling mengkafirkan, mayoritas umat islam
merujuk pada ahli sejarah yang hidup pada Dinasty yang berkuasa saat
itu. Sehingga Dalil2 Hak Keutamaan dan Kekhalifahan Ali yang bisa
mengancam kekuasaan Dinasty ikut kabur. seperti contoh Hadist Terang
benderang tentang nasib Ammar Bin Yasir berikut ini
Telah menceritakan kepada kami [Musaddad]
berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Mukhtar]
berkata, telah menceritakan kepada kami [Khalid Al Hadza'] dari
['Ikrimah], Ibnu ‘Abbas kepadaku dan kepada Ali, anaknya, “Pergilah
kalian bedua menemui [Abu Sa'id] dan dengarlah hadits darinya!” Maka
kami pun berangkat. Dan kami dapati dia sedang membetulkan dinding
miliknya, ia mengambil kain selendangnya dan duduk ihtiba`. Kemudian ia
mulai berbicara hingga menyebutkan tentang pembangunan masjid. Ia
mengkisahkan, “Masing-masing kami membawa bata satu persatu, sedangkan
‘Ammar membawa dua bata dua bata sekaligus. Saat Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam melihatnya, beliau berkata sambil meniup debu yang ada
padanya: “Kasihan ‘Ammar, dia akan dibunuh oleh golongan durjana. Dia
mengajak mereka ke surga sedangkan mereka mengajaknya ke neraka.” Ibnu
‘Abbas berkata, “‘Ammar lantas berkata, “Aku berlindung kepada Allah
dari fitnah tersebut.”
Tanpa kita minta bantuan pendapat Ulama yang ahlipun kita akan tahu artinya
Mereka yang membunuh Ammar bin Yasir (pengikut Ali) dikatakan Rasul SAW sbg Durjana.
Tetapi masih banyak ahli sejarah yang menafsirkan itu bukan dalil bahwa Pihak yang memusuhi Ali membunuh Ammar bin Yasir bersalah, (ya kalau ulama jaman dulu bilang Dinasty Ummayah bersalah, pasti dihukum mati to jal??)
Dikuatkan oleh hadist lanjutanya dimana Amr Bin Ash RA sangat terkejut atas kematian Ammar;
Telah menceritakan
kepada kami [Abdurrazaq] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami
[Ma'mar] dari [Thawus] dari [Abu Bakar bin Muhammad bin Amru bin Hazm]
dari [Bapaknya] ia berkata, “Ketika Ammar bin Yasir di bunuh, [Amru bin
Hazm] menemui Amru bin Ash dan berkata, “Ammar telah dibunuh! Padahal
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: ‘Yang akan
membunuhnya adalah kelompok pemberontak.’” Amru bin Ash berdiri dengan
penuh keterkejutan seraya mengucapkan kalimat tarji’ (Inna Lillahi Wa
Inna Ilaihi Raaji’uun), lalu ia mendatangi Mu’awiyah. Mu’awiyah pun
bertanya padanya, “Apa yang terjadi denganmu?” [Amru bin Ash] menjawab,
“Ammar telah dibunuh!” Maka Mu’awiyah berkata, “Ammar telah dibunuh,
lalu apa masalahnya?” Amru bin Ash menjawab, “Saya mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Yang akan membunuhnya adalah
kelompok pemberontak.’” Mu’awiyah berkata, “Kamu berpihak pada anakmu!
Apakah kami yang membunuhnya? Yang membunuhnya adalah Ali dan para
sahabatnya, mereka membawanya lalu melemparkan di tengah-tengah
tombak-tombak kami, -atau ia mengatakan, “di antara pedang kami.”
kalau menuruti logika ini berarti Rasul SAW membunuh paman Hamzah karena mengajaknya di perang uhud??
Mohon maaf saya
tidak mencela atau mengkafirkan Sahabat atau sesiapapun yang
bersyahadat, tetapi hanya menukil hadist Rasul SAW, Hanya Allah SWT yang
berhak menghakimi.
Anak keturunan dan cucu Rasul SAW selalu menjadi target pembunuhan dinasty yang berkuasa karena dianggap membahayakan mereka,
- Imam Ali dibunuh kaum Khawarij
- Imam Hasan Diracuni oleh istrinya di Madinah, Arab Saudi atas perintah dari Penguasa
- Hussain Ibn Ali Syahid di Karbala.[14] Dimakamkan di Makam Imam Husain di Karbala, Irak
- Ali bin Husain diracuni oleh orang suruhan Khalifah al-Walid di Madinah
- Muhammad al-Baqir diracuni oleh Ibrahim bin Walid di Madinah, Arab Saudi, atas perintah Khalifah Hisyam bin Abdul Malik
- Ja’far ash-Shadiq beliau diracuni atas perintah Khalifah al-Mansur di Madinah
- Musa Al Kadzim Dipenjara dan diracuni oleh Penguasa di Baghdad, Irak
- Ali Arridha beliau diracuni oleh Khalifah al-Ma’mun di Mashhad, Iran. Dimakamkan di Makam Imam Reza
- Muhammad Al Jawad Diracuni oleh istrinya, anak dari al-Ma’mun di Baghdad, Irak atas perintah Khalifah al-Mu’tashim.
- Ali Al hadi beliau diracuni di Samarra atas perintah Khalifah al-Mu’tazz
- Hasan Al Asykari, beliau diracuni di Samarra, Irak atas perintah Khalifah al-Mu’tamid
Keturunan Rasul
yang seharusnya mewarisi kepemimpinan beliau, selalu dikejar-dikejar,
dikuyo2 selama jaman Dinasty2. kelak mereka akan kembali ke tanah
kelahiran Kakek mereka Nabi Muhammad SAW, Bersama para pengikutnya
sebagaimana yang dinubuahkan dalam hadist dari Abu Hurairah, ia berkata,
“Ketika turun ayat: “dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini).”
Salman ada di samping Rasulullah saw., lalu para sahabat berkata,
‘Wahai Rasulullah! Siapakah mereka yang jika kami berpaling Allah akan
menggantikan kita dengan suatu kaum itu? Maka beliau menepuk pundak
Salman seraya bersabda, ”dari orang ini dan kaumnya. Demi Dzat yang
jiwaku di Tangan-Nya, andai keimanan itu bergantung di bintang Sturayya
pastilah akan digapai oleh manusia-manusia hebat dari bangsa Persia.”
dari tsauban,ia
berkata: rosulullah bersabda: ”akan berperang tiga orang disisi
perbendaharaanmu.mereka semua adalah putra khalifah.tetapi tak
seorangpun diantara mereka yang berhasil menguasainya.kemudian munculah
bendera bendera hitam dari arah timur,lantas mereka membunuh kamu dengan
suatu pembunuhan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelumu”. Tsauban
berkata: kemudian beliau menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal,lalu
bersabda: ”maka jika kamu melihatnya,berbaiatlah walaupun dengan
merangkak diatas salju, karena dia adalah khalifah allah al
mahdi”HR.ibnu majah imam hakim mengatakan ‘ini adalah hadis shahih
menurut syarat syaikhani’ perkataan ini juga disetujui oleh adz dzahabi
Semoga Imam mahdi
menyatukan Bangsa Persia (Syiah?) dan Bendera Hitam Khurasan (pejuang
afganishtan?) yang selama ini saling bertikai, dalam pembebasan Tanah
suci Makkah dan diteruskan ke tanah elia (Jerusalem)
Riwayat-riwayat tentang hadits ini dapat Anda baca langsung dalam”- Tafsir ath Thabari,26/42.
- Tafsir al Qurthubi,16/258.
- Tafsir Fathu al Qadîr,5/43.
- Ad Durr al Mantsûr,6/55-56.
- Tafsir Ma’âlim at Tanzîl; Imam al Bangawi,6186.
- Tafsir Lubâb at Ta’wîl; Imam al Khâzin,6/186.
No comments:
Post a Comment