Muhammad Al-Fatih, Sang Penakluk Konstatinopel
Sedikit keluar dari rutinitas berita tentang kasus impor daging sapi dan permasalahan lainya dinegeri ini, saya ingat sebuah kisah yang pernah diceritakan oleh guru sejarah saya tentang penaklukan Kontantinopel oleh Muhammad Al- Fatih, Sebuah kisah epic dan heroik serta bersejarah yang menjadi pembuktian akan sebuah hadits Rasulullah SAW :
Dari Abdullah bin Bisyr Al-Khats’ami , dari ayahnya. Bahwasanya ia mendengarkan Nabi SAW bersabda : “Sungguh Konstantinopel akan ditaklukkan. Sebaik-baik pemimpin adalah penakluknya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya.” (HR. Ahmad)
Bulan Mei ini memang layak untuk mengenang kisah heroic yang telah diperlihatkan Muhammad Al – Fatih, karena pemimpin besar itu wafat pada tanggal 3 Mei 1481 dalam usia 49 tahun 1 bulan 5 hari dengan masa pemerintahannya selama 31 tahun, 2 bulan dan 28 hari.
Dan sedikit dala artikel saya yang singkat membahas tentang tokoh yang telah berhasil membuktikan ucapan Rasulullah SAW tentang penaklukan Kota Konstantinopel.
Karena kabar gembira yang diucapkan oleh Rasulullah SAW membuat para khalifah serta pemimpin kaum muslimin berlomba sepanjang masa untuk menaklukan Konstantinopel, dan tercatat dalam sejarah telah 11 kali upaya dilakukan sepanjang 800 tahun sebelum masa kepemimpinan Muhammad Al-Fatih datang.
Bahkan seorang sahabat yang mulia, Abu Ayyub Al- Anshari ra dikubur di atas pagar Konstantinopel berdasarkan wasiatnya sendiri, agar pandangan kaum muslimin selalu bergantung pada kota yang diberikan kabar gembira penaklukannya oleh Rasulullah SAW yang waktu itu dikuasai oleh imperium Bizantium yang berkuasa selama beberapa abad lamanya.
Sejarah Kota Konstantinopel
Kota ini berdiri pada tahun 658 SM, yang pada awalnya merupakan sebuah desa bagi kaum nelayan dan dikenal dengan nama Bizanthah. Oleh Kaisar Constantine pada tahun 335 M dijadikan sebagai ibukota Imperium Romawi Timur (Imperium Bizantium), sehingga digunakan nama Konstantinopel untuk kota tersebut yang mengikuti nama sang kaisar dan di Konstantinopel inilah terdapat pusat kepastoran Gereja Ortodoks Timur, Gereja Aya Shopia.
Sejak itu Konstantinopel berkembang menjadi pangkalan utama Imperium Bizantium hingga akhirnya ia ditaklukkan oleh Bangsa Turki Utsmani pada tahun 1453 M, sehingga sejak saat itu para sultan berdomisili di kota tersebut hingga kedatangan Mustafa Ataturk yang memindahkan ibukota Turki ke Ankara pada 1923 M.
Konstantinopel bagaimanapun merupakan kota yang sangat kuat dan kokoh perlindungannya, dengan disekelilingnya berdiri menara dan benteng membuat semua orang bermimpi untuk menaklukannya. Perlindungan Konstantinopel terdiri dari berbagai hal : Kota yang berbentuk segitiga dengan posisi dua sisi dikelilingi air laut serta dijaga 400 kapal dan sisi yang ketiga diliputi dua lapis pagar dengan ketinggian 25 kaki tebal 10 meter dan 40 kaki tebal 15 meter tetapi mememiliki menara penjaga yang tingginya 60 kaki dan parit air dengan lebar 60 kaki dan kedalaman 10 meter
Sebelum detik-detik bersejarah penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih, sang pemimpin menyampaikan khutbah yang berisi arahan kepada semua petinggi militernya :
“Apabila penaklukan Konstantinopel terwujud untuk kita, maka terbuktilah salah satu hadits Rasulullah dan salah satu kemukjizatannya kepada kita.Akan menjadi sebuah keberuntungan bagi kita mendapatkan penghormatan dan pemuliaan yang ada dalam hadits ini. Karenanya sampaikanlah kepada semua prajurit kita, satu persatu, bahwa kemenangan besar yang akan kita raih akan menambah kemuliaan dan keagungan Islam. Setiap prajurit harus selalu meletakkan ajaran syariat agama kita didepan matanya.Jangan sampai ada seseorangpun yang melakukannya hal yang bertentangan dengan ajaran-ajaran ini.Hindarilah gereja dan tempat-tempat ibadah, jangan sampai ada yang mengganggunya! Biarkanlah para pendeta dan orang-orang lemah yang tidak berdaya yang tidak ikut berperang!”
Dan jam 1 pagi hari Selasa, 20 Jumadil Awal 857 H/ 29 Mei 1435 M, dimulailah penyerangan umum atas Konstantinopel dengan disertai takbir yang berkumandang kencang, serangan dilakukan secara serempak lewat darat dan laut sesuai dengan perencanaan detail yang telah dipersiapkan dengan begitu baik. Dengan fokus penyerangan dikawasan lembah Lycus, yang dipimpin langsung oleh Muhammad Al-Fatih.
Berbagai teknik pertempuran termasuk dengan serangan meriam dilancarkan oleh pasukan Muhammad Al-Fatih sehingga membuat Kaisar Constantine pun terdesak, yang langsung melepas pakaiannya agar tak dikenali lalu turun dari kudanya dan bertempur hingga terbunuh dimedan perang.
Kematian sang kaisar Constantine semakin menambah semangat pasukan Utsmani dan meruntuhkan mental pasukan Kaisar Constantine sehingga akhirnya Muhammad Al-Fatih bersama pasukannya mampu menaklukan Konstatinopel.
“Segala puji bagi Allah. Semoga Allah merahmati para syuhada dan mengkaruniakan kemuliaan dan kehormatan kepada para mujahidin. Dan aku sampaikan kebanggaan dan terima kasih kepada rakyatku,” ungkap Muhammad Al Fatih.
Pada hari itu juga, 29 Mei 1453 M sebelum matahari berada diatas kepala, Muhammad Al-Fatih sudah berada ditengah kota Konstantinopel diiringi oleh pasukan dan komandanna sambil berucap “Masya Allah!” sembari berkata :
“Kalian benar-benar telah menjadi para penakluk Konstantinopel yang pernah dikabarkan oleh Rasulullah SAW.”
Lalu Sultan Al-Fatih memerintahkan mengubah gereja Aya Sophia menjadi mesjid dan mempersiapkan semuanya dengan baik agar dapat melaksanakan shalat jum’at pertama dinegeri yang baru ditaklukan, Konstantinopel.
Setelah itu Kaisar Constantine pun dikuburkan dengan cara yang layak, dan Sultan member kebebasan bagi kaum Kristen utnuk menjalankan ajaran agamanya dan memilih pemimpin yang berhak memberikan keputusan dalam persoalan-persoalan sipil.
Demikianlah akhirnya Konstantinopel ditaklukan oleh Sultan Muhammad Al-Fatih dalam usia nya yang masih muda, 25 tahun setelah melakukan pengepungan selama 50 hari terhadap kota yang saat itu berjumlah 300 ribu jiwa.
Meninggalnya Sultan Muhammad Al-Fatih
Akhir April 1481 tampak kesibukan melanda Istana Sultan Utsmani, para menteri dan komandan pasukan berkumpul dihadapan Sultan Al-Fatih untuk menyiapkan laporan terkait kesiapan para pasukannya. Jelas sekali Sultan Al-Fatih sedang mempersiapkan sebuah rencana besar yang akan dipimpinnya langsung.
Pada 25 April 1481, Sultan Al-Fatih berhasil menyeberang Teluk Bosporrus bersama para pengawalnya dan bermalam disebuah tempat antara Maltabah dan Kabzah, tempat yang kemudian dikenal dengan “Sultan Jairi” /tempat merumput kuda sultan.
Hanya saja rencana yang sedang dipersiapkan Sultan Al-Fatih tidak dapat dilanjutkan karena sakit luar biasa yang diderita oleh Sultan, didampingi oleh Dokter pribadinya, Ya’qub Basya yang memberikan obat-obat yang ternyata tidak mampu menyembuhkan penyakit Sultan tetapi malah semakin memperburuk keadaannya.
Akhirnya setelah beberapa hari sakit yang diderita tidak menampakkan tanda-tanda kesembuhan akhirnya Sultan meninggal secara mendadak dan secepat itu tanpa tanda-tanda dan karena rasa sakit diperutnya?
Itulah yang memunculkan praduga bahwa Dokter Ya’qub Basya berada dibalik kematian Sultan, Dokter Ya’qub awalnya bukanlah muslim dan berasal dari Venesia, Italia dengan nama asli Maestro Lacob dan nama Ya’qub diambilnya setelah masuk Islam.
Sebenarnya kota Venesia sendiri sudah melakukan hampir 14 kali percobaan pembunuhan terhadap sang sultan tetapi tidak pernah berhasil, hal itulah yang memunculkan skenarion iming-iming uang 17 juta dollar kepada Dokter Ya’qub, sehingga membuat Dokter Ya’qub memberikan racun sedikit demi sedikit kepada Sultan sehingga belian menghembuskan nafas yang terakhir.
Sedang Dokter Ya’qub belum sempat menikmati hadiah uang yang dijanjikan sudah keburu dibuh oleh para pengawal Sultan Al-Fatih.
Wasiat Sultan Al-Fatih kepada Putranya
Sebelum Sultan Muhammad Al-Fatih meninggal dunia, beliau sempat menyampaikan wasiat kepada putranya tentang prinsip menjalani hidup, nilai-nilai dan keyakinan yang diyakininya.
“Tidak lama lagi aku akan mati. Tetapi aku tidak pernah menyesal karena telah meninggalkan calon penerus sepertimu.Jadilah seorang yang adil, shaleh dan penyayang.
Lindungilah seluruh rakyatmu tanpa membeda-bedakan dan bekerjalah untuk menyebarkan agama Islam.
Karena ini adalah kewajiban semua raja diatas muka bumi.Dahulukan perhatianmu kepada agama atas urusan apapun.
Jangan berhenti untuk terus melakoninya.Jangan memilih orang yang tidak memperhatikan urusan agama … tidak menjauhi dosa-dosa besar dan tenggelam dalam maksiat.Jauhilah bid’ah yang merusak.
Jauhi orang yang mengajakmu melakukan bid’ah itu.Perluaslah negerimu dengan berjihad dan jagalah jangan sampai harta Baitul Mal itu agar tidak dihambur-hamburkan.
Jangan mengambil harta seorang pun dari rakyatmu kecuali dengan aturan Islam.Berikan jaminan makanan bagi orang-orang lemah.Muliakanlah sebaik-baiknya orang-orang yang berhak ..
Ketahuilah bahwa para ulama itu seperti kekuatan yang tersebar dalam tubuh negeramu.Maka muliakan kehormatan mereka dan motivasilah mereka (dengan yang kau miliki)
Jika engkau mendengarkan seorang ulama dinegeri yang jauh. Maka undanglah ia datang dan muliakanlah ia dengan hati ..
Waspada dan hati-hatilah, jangan sampai engkau terlena dengan harta dan pasukan yang banyak. Jangan sampai engkau menjauhi para ulama syariat.
Jangan sampai engkau cenderung melakukan amalan yang menyelisihi syariat.
Agama adalah tujuan kita, hidayah adalah jalan hidup kita, dan dengan itulah kita akan menang.
Ambillah pelajaran ini dariku.
Aku datang ke negeri ini seperti seekor semut yang kecil.Lalu Allah memberiku semua nikmat yang besar ini.
Karenanya ikutilah jalanku dan jejakku.Bekerjalah untuk meneguhkan agama ini dan memuliakan para pengikutnya. Jangan menggunakan uang Negara untuk kemewahan dan kesi-siaan atau menggunakannya lebih dari yang seharusnya, karena itu adalah penyebab terbesar kebinasaan.”
Yach kaum muslimin harus kehilangan sosok pemimpin yang mampu mewujudkan perkataan Rasulullah SAW, yaitu penaklukan kota Konstantinopel yang sudah dilakukan selama 8 abad belum dapat dikalahkan hingga akhirnya datang Muhammad Al-Fatih.
Setelah memimpin selama 30 tahun dan membawa kemakmuran dan kejayaan akhirnya pada 4 Rabiul Awal 886 H atau 3 Mei 1481 M di Askodra, Sang Sultan Al-Fatih akhirnya meninggal dunia ditengah para prajuritnya dengan meninggalkan sebuah misteri strategi militer yang sedang ia jalankan (beberapa analisa menjelaskan bahwa Al-Fatih akan menyerang Italia sebelum dirinya meninggal dunia), Sultan Al-Fatih memang tidak pernah mengatakan setiap kali ditanyakan mengenai strategi militer yang akan dijalankan.
“Jika saja aku memberitahu kepada salah satu lembar jenggotku, maka pasti aku akan mencabutnya,” ungkap AL-Fatih.
Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat-Nya untuk pemimpin besar yang mampu menundukkan Konstantinopel dan oleh Rasulullah SAW disebut sebagai sebaik-baiknya pemimpin.
“Sungguh Konstantinopel akan ditaklukkan. Sebaik-baik pemimpin adalah penakluknya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya.” (HR. Ahmad)
Salam Kompasiana,
Wefi
Sumber rujukan :
Buku “Muhammad A-Fatih, Penakluk Konstantinopel” karya Syaikh Ramzi A-Munyawi, Penerbit Pustaka Al-Kautsar
Ahmad S
No comments:
Post a Comment