Nabi Muhammad Menyontek Bibel? (Menangkis Tuduhan Penginjil-1)
Untuk mengkristenkan umat Islam, para penginjil kembali merilis website kristenisasi berkedok Islam dengan alamat domain yang sangat menipu: www.####quran.com. Tipuan ini disempurnakan dengan memajang slogan islami dua bahasa di headernya: “Read A Qur’an Day, La Tahriquu bal iqra’u al-Qur’an was-siirah wal-hadits!”
Dengan kedok Islam itulah mereka mengobral postingan yang seluruhnya melecehkan, menghujat, mengadili dan menodai Al-Qur’an dan Nabi Muhammad. Anehnya, penodaan agama ini dilakukan untuk mengagung-agungkan Yesus, Bibel dan doktrin Kristen. Dalam nama Yesus mereka membabi buta menghina agama lain demi misi kristenisasi.
Tidak jelas, teologi planet mana yang mereka anut, padahal Yesus dalam Injil mengajarkan bahwa Hukum Yang Terutama (the Great Commandment in the Law) setelah mengasihi Allah (bertauhid) adalah mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri (Matius 22:37-40). Jangankan berbuat jahat, menghina, melecehkan dan mengadudomba, melawan kejahatan saja dilarang keras oleh Yesus (Matius 5:39).
…Penodaan agama dilakukan penginjil untuk mengagung-agungkan Yesus, Bibel dan doktrin Kristen…
Salah satu trik murahan penginjil untuk meyakinkan kebenaran Bibel adalah menuduh Nabi Muhammad melakukan plagiat (mencontek) ayat-ayat Bibel. Dalam artikel berjudul “Muhammad Nyontek Doa Yesus,” mereka menuduh Nabi Muhammad memplagiat doa Bapa Kami dalam Injil Matius, ketika bersabda dalam sebuah hadits. Demikian kutipannya:
“Yesus mengajarkan kita untuk berdoa demikian: “Bapa kami yang ada di Sorga, dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di Sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya kerajaan, dan kuasa dan kemuliaan, selam-lamanya. Amin” (Matius 6:9-13).
Beberapa abad kemudian Muhammad berkata: “Jika ada di antara kamu yang menderita atau saudaranya menderita maka ia harus berkata: Allah Tuhan kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu. Perintah-perintahMu bertahta di surga dan di bumi. Kiranya kemurahan-Mu ada di bumi seperti di surga. Ampunilah kesalahan dan dosa kami, Engkaulah Tuhan atas orang-orang yang baik.”
Muhammad beruntung karena pada waktu itu undang-undang hak cipta belum diberlakukan. TERBUKTI! Wahyu Muhammad tidak lain tidak bukan hanyalah sebuah kitab plagiat!”
Postingan itu kemudian dikomentari dengan cibiran ngawur: “Kalau ada sarjana yang nulis thesisnya dengan plagiat begini, dan kepergok, maka tentu otomatis thesisnya gugur, dan kesarjanaannya dicopot.”
…Dalam nama Yesus para penginjil membabi buta menghina agama lain demi misi kristenisasi…
Tudingan penginjil itu salah kaprah semua, baik dalam pandangan Islam maupun Kristen sendiri.
PERTAMA, tuduhan Nabi Muhammad menjiplak Bibel juga mengada-ada. Sejarah yang sudah diakui di seluruh dunia bahwa Rasulullah SAW adalah Nabi yang Ummiy (tidak bisa membaca), otomatis menyangkal tuduhan para penginjil.
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang ummiy (buta huruf) seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah” (Qs Al-Jumu’ah 2; bdk: Al-A’raf 157, Al-’Ankabut 48).
“Yaitu orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka” (Qs Al-A’raf 157).
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang ummiy (buta huruf) seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah” (Qs Al-Jumu’ah 2).
Karena tidak bisa baca-tulis, otomatis Rasulullah SAW tidak pernah membaca Bibel dalam versi manapun.
“Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu Kitab pun dan kamu tidak pernah menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkarimu” (Qs Al-’Ankabut 48).
Kemustahilan Nabi Muhammad menjiplak Bibel ini diperkuat fakta historis bahwa Rasulullah yang wafat pada 8 Juni 632 M, sedangkan Injil Matius dalam Bibel Perjanjian Baru baru diterbitkan pada tahun 1271 M, atau sekitar 639 tahun pasca wafatnya Nabi.
...Kesan menjiplak Bibel dilakukan secara culas dengan menerjemahkan hadits sedemikian rupa, hanya sebagian dan dimirip-miripkan dengan ayat Bibel...
KEDUA, Kesan menjiplak Bibel dilakukan secara culas dengan menerjemahkan hadits sedemikian rupa, hanya sebagian dan dimirip-miripkan dengan ayat Bibel. Perhatikan kutipan lengkap hadits berikut:
Dari Abu Darda ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa di antara kalian mengeluhkan sesuatu atau saudaranya mengeluhkannya, maka hendaknya ia berdoa: ‘Tuhanku adalah Allah yang berada di langit, Maha Suci nama-Mu, urusan-Mu berada di langit dan bumi. Sebagaimana rahmat-Mu berada di langit, maka jadikanlah rahmat-Mu juga di bumi! Ampunilah dosa dan kesalahan kami! Engkau Tuhan orang-orang yang baik, turunkan rahmat di antara rahmat-Mu, serta kesembuhan di antara kesembuhan-Mu kepada penyakit ini,’ maka ia akan sembuh.” (HR Abu Dawud dari Abu Darda’ RA, kitab Ath-Thibb bab Tata cara Ruqyah, hadits nomor 3892).
Bandingkan nas hadits Nabi tersebut dengan ayat Injil edisi Arab:
Memang, ada persamaan pembuka doa antara Bibel dan hadits tersebut. Dalam Bibel disebutkan: “Bapa kami yang ada di Sorga, dikuduskanlah nama-Mu,” sedangkan dalam hadits Nabi disebutkan: “Tuhanku adalah Allah yang berada di langit, Maha Suci nama-Mu.”
…Dengan banyaknya perbedaan antara ayat Bibel dan hadits Nabi, maka sungguh keblinger orang yang menuduh Rasulullah SAW sebagai tukang plagiat…
Nas Arab pun sangat mirip. Bibel versi Arab: “Abanalladzii fis-samawat, liyataqaddas ismuka,” mirip dengan nas hadits Nabi: “Rabbanallahulladzii fis-sama’I, taqaddas ismuka.”
Tapi tidak tepat bila Nabi Muhammad dituding menjiplak doa Bapa Kami dalam Bibel hanya karena ada kemiripan antara hadits Nabi dengan ayat Bibel. Karena banyak perbedaan dalam kedua nas tersebut.
1) Doa Bapa Kami dalam Injil adalah doa harian, berbeda konteks dengan doa Nabi untuk kesembuhan suatu penyakit.
2) Dalam doa Bapa Kami ada permohonan minta makanan, yang tidak diajarkan dalam doa Nabi untuk kesembuhan.
3) Dalam doa Bapa Kami ada permohonan agar dihindarkan dari pencobaan dan dilepaskan dari yang jahat, yang tidak diajarkan dalam doa Nabi untuk kesembuhan.
4. Beda nas istigfar. Bibel: “Ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Sedangkan doa dalam hadits sangat singkat tapi komprehensif: “Ampunilah dosa dan kesalahan kami.”
5. Beda penutup doa. Bibel: “Karena Engkaulah yang empunya kerajaan, dan kuasa dan kemuliaan, selam-lamanya.” Sedangkan doa dalam hadits Nabi lebih panjang karena ada permohonan kesembuhan dari penyakit: “Engkau Tuhan orang-orang yang baik, turunkan rahmat di antara rahmat-Mu, serta kesembuhan di antara kesembuhan-Mu kepada penyakit ini.”
Dengan lima perbedaan dan hanya satu persamaan antara ayat Bibel dan hadits Nabi, maka sungguh keblinger orang yang menuduh Rasulullah SAW sebagai tukang plagiat. Bersambung
ahmad Hizbullah
Voa Islam
ahmad Hizbullah
No comments:
Post a Comment