Bagaimana Menghitung Jumlah Hari Di Bulan Sya’ban?

islampos_bulan_sya'ban
BULAN Ramadhan hampir tiba, bulan yang dinantikan oleh berjuta umat Muslim di dunia. Semuanya berlomba-lomba mempersiapkan ruh dan fisik supaya beribadah pun tak terganggu di bulan dilipatgandakannya semua pahala kita. Namun kini, seringkali timbul perbedaan perhitungan jumlah hari bulan Sya’ban dan pastinya akan berpengaruh terhadap permulaan bulan Ramadhan dan pelaksanaan shaum.
Umat Islam seyogyanya menghitung bulan Sya’ban sebagai persiapan memasuki Ramadhan. Karena satu bulan itu terkadang dua puluh sembilan hari dan terkadang tiga puluh hari, maka berpuasa (itu dimulai) ketika melihat hilal bulan Ramadhan. Jika terhalang awan hendaknya menyempurnakan bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari.
Karena Allah Swt. menciptakan langit-langit dan bumi serta menjadikan tempat-tempat tertentu agar manusia mengetahui jumlah tahun dan hisab. Satu bulan tidak akan lebih dari tiga puluh hari.
  1. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Puasalah kalian karena melihat hilal, dan berbukalah karena melihat hilal. Jika kalian terhalangi awan, sempurnakanlah bulan Sya’ban tiga puluh hari.” (Hadits Riwayat Bukhari 4/106 dan Muslim 1081).
  2. Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma, (bahwasanya) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Janganlah kalian puasa hingga melihat hilal, jangan pula kalian berbuka hingga melihatnya (hilal). Jika kalian terhalangi awan, hitunglah bulan Sya’ban.” (Hadits Riwayat Bukhari 4/106 dan Muslim 1080).
  3. Dari Adi bin Hatim Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: Jika datang bulan Ramadhan puasalah tiga puluh hari, kecuali kalian melihat hilal sebelum hari ke tiga puluh.” (Hadits Riwayat At-Thahawi dalam Musykilul Atsar No. 501, Ahmad 4/377, At-Thabrani dalam Al-Kabir 17/171. Dalam sanadnya ada Musalin bin Sa’id, beliau dhaif sebagaiamana dikatakan oleh Al-Haitsami dalam Majma Az-Zawaid 3/146, akan tetapi hadits ini mempunyai banyak syawahid, lihat Al-Irwaul Ghalil 901, karya Syaikhuna Al-Albany Hafidhahullah).
Ketiga hadits ini menyebutkan bahwa jumlah setiap bulan hijriyah itu antara dua puluh sembilan hari sampai tiga puluh hari, tidak lebih. Dan Rasulullah Saw. telah memesankan kepada kita umat Muslim untuk memperhatikan hilal, jika hilal sudah terlihat maka laksanakanlah shaum tapi jika langit terhalangi awan dan menyebabkan hilal tidak terlihat maka sempurnakanlah jumlah harinya menjadi tiga puluh hari.
Mari persiapkan ruh dan fisik menuju bulan yang dinanti, bulan Ramadhan.  

Wallahu A’lam Bishshawwaab. [hf/islampos/almanhaj]

No comments: