Bila Kapten Perry tak datang ke Jepang


Agama dan Bangsa

Saya sering berpikir apakah ada hubungan antara agama dan nasionalisme itu. Apakah agama membuat banyak membawa hal yang negatif. Sebagai seorang yang menganut agama. Saya pribadi mengatakan tidak, agama bukan sesuatu yang memunyai nilai negatif. Namun, disisi lain, perkembangan sejarah-sejarah bangsa di dunia. Agama dan nasionalisme sering membawa pertumpahan darah. Agama adalah hal yang baik, begitu pula cinta pada Negara. Bila agama adalah berkaitan dengan keyakinan yang katanya membabi buta, kepercayaan buta dan ajaran tataran hidup yang sangat idealis. Apakah harus bertentangan dengan semangat kebangsaan.

Benarkah, sebuah kepercayaan akan melukai rasa kebangsaan.

Begitu banyak peperangan dan pertumpahan darah karena agama dan nasionalisme buta. Nasionalisme ibarat dua sisi mata koin, sisi pertama adalah politik,dan sisi lainnya adalah agama. Tak ada nasionalisme tanpa elemen politik dan substasinya adalah agama.

Membaca kasus oda obunaga dan hideyoshi, dimana Oda Nobunaga membunuh umat budha, membakar tempat beribadahnya dan menekan perkembangan budha, dan disisi lain ia menerima kedatangan umat Kristen. Selanjutnya, keputusan yang kontradiktif, hideyoshi menghukum martyl para penganut Kristen serta menekan perkembangannya namun disisi lain pula ia menerima budha untuk berkembang.

Apakah itu bentuk keresahan public tentang kepercayaan, atau sebuah bentuk legetimasi hegemoni yang sangat kuat. Hubungan top down yang begitu kental atau adanya senyawa politik untuk mempertahankan kekuasaan. Francis fukuyama menyatakan bahwa, legitimasi yang diktaktor muncul dari berbagai sebab; dari kesetiaan personal sebagai satu bagian dari kekuatan militer, untuk menguraikan maksud atau misi politiknya ke dalam sebuah perundangan yang terlegitemasi.

Sehingga, semua peraturan dibuat untuk memperkokoh kedudukan seorang pemimpin. Meskipun, tidak menutup kemungkinan hal tersebut juga mampu menyatukan semua perbedaan dan friksi antar golongan. Namun, hal ini selalu memakan banyak korban.
Dari katana ke senapan.

Jepang memiliki tentara berkuda, pemegang tombak dan panah, serta tentara cadangan dari barisan petani dan pedagang. Tetapi, belum memiliki tentara bersenjata laras panjang. Namun, tiba-tiba terdengar suara senapan dari pasukan Oda Nobunaga, yang membantu pasukan Tokugawa Ieyasu melawan pasukan Takeda di perang nagashino.

Senapan adalah bentuk dari kemajuan dan peradapan baru dalam peperangan di Jepang. Besi panas ini menembus arogansi samurai, menuju peradaban baru. Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana kecepatan besi panas ini menembus katana para samurai hingga kekuatan ekonomi baru muncul. Wujud peperangan menjadi berubah. Strategi perang pun pasti berubah. Arah pemikiran pun berubah. Kecepatan senapan untuk membunuh secepat proses sejarah berjalan dan keinginan manusia akan perubahan yang lebih baik. Namun, mengapa ada senapan? Bagaimanakah harga diri pemegang katana?

Hubungan atasan dan bawahan yang kaku, hegemoni pemimpin yang begitu kuat. Menurut, Hegel, manusia seperti binatang mempuyai kebutuhan alami. Untuk bertahan manusia membutuhkan makanan, minuman, pakaian dan lainnya. Namun, manusia secara mendasar berbeda dengan hewan, manusia berhasrat untu menguasai hasrat orang lain, yaitu sebuah pengakuan. Pengakuan itu berupa kekayaan atau martabat. Kekayaan hanyalah bentuk awal dari keinginan manusia untuk berjuang atas harga diri. Namun, lebih dari pada itu, manusia yang memiliki kekuatan lebih dari yang lain, dia akan berjuang untuk mendapatkan penghormatan yang lebih tinggi, mencapai prinsip dan tujuan hidup yang abstrak. Untuk mendapatkan pengakuan itu manusia, secara primordial akan berperang sampai titik penghabisan (mortal battle). Lalu ketakutan akan kematian muncul, maka hubungan atasan dan bawahan pun mucul.

Bagaimana harga diri para pemegang Katana? Saat dunia berubah menjadi agresif dan ekonomis, menjadi lebih cepat seperti peluru. Saat, sejarah tidak bisa dikendalikan dengan katana. Saya menafsirkan, katana merupakan harga diri. Sedangkan peluru adalah waktu dan pergerakan hidup manusia.

Masyarakat Jepang, dari golongan pedagang mulai bergerak. Kekuatan ekonomi baru memaksa feudal untuk lebih berendah hati. Begitu cepat alur perubahan, saat setiap individu mulai menginginkan perubahan dalam hidup secara ekonomi. Pergantian katana menjadi peluru pun, berangsur merubah keadaan menjadi masa damai. Masa berkompetisi secara keseluruhan, ekonomi, pendidikan dan menuju ke teknologi. Dunia masa edo, gairah jepang menuju masa pencerahan. Saat katana mulai berubah fungsi, masyarakat menggeliat menuju ekonomi baru.
peran samurai

katana tergantung dan semua berperan dalam peran masing-masing. Bagi masyarakat Awam, mereka berperan setidaknya untuk keluarga dan diri sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bagaimana agar bisa tercukupi dan terus bertahan hidup dengan peran yang telah ditetapkan. Dipihak lain, samurai yang memiliki peran lebih menanggung pertanggung jawaban yang lebih besar. Memiliki kesadaran yang lebih pula dari masyarakat awam. Berpikir bukan hanya untuk keluarga tetapi lebih besar yaitu bangsa.

Terlepas dari harga diri sebagai kelompok samurai, lebih dari kepentingan kecil namun bagaimana bisa berguna bagi bangsa. Kesadaran yang terilhami dari pengetahuan yang lebih. Bukan hanya sebuah kepuasan materi, namun adalah pengakuan. Pengakuan yang terus ada, karena manusia hanya sementara hidup di dunia.

Kesadaran para samurai membentuk sebuah ide yang terkomulatif menjadi sebuah kekuatan besar. Motoori norinaga, seorang dokter yang menghasilkan karya yang besar. Yang menyatukan pandangan tentang keberadaan kaisar. Menumbuhkan kesadaran kolektif sebagai orang Jepang. kesadaran yang membangun kekuatan untuk bersatu.

Lahirnya ekonom ekonom baru dari kelas samurai, gendai dengan ide sederhana namun membuat semua orang terinspirasi membuat karya yang indah dan bernilai ekonomis. Mitsui dengan ide ekonomi yang sangat inspiratif. Memulai ide perdagangan baru dan menawarkan ide yang belum pernah dilakukan pada masa itu.

Kekuatan-kekuatan dari peran setiap individu mengispirasi untuk menjadi kekuatan yang besar. Yaitu, kebangkitan Jepang. ditambah dengan, perbaikan taraf pendidikan. Fukuzawa yukichi memulai system pendidikan baru di Jepang system 学制. Memperuncing pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Dalam dunia pendidikan segala martabat menjadi terlepas, semua berkompetisi dengan pengetahuan. Peran-peran samurai bertitik temu menjadi satu kekuatan yang besar untuk menyambut masa meiji.

Terlepasnya Katana, bukan akhir melainkan awal transformasi menjadi Jepang yang sekarang. Samurai berperan besar dalam penyatuan dan penyadaran kolektif sebagai orang Jepang. lebih dulu, daripada Kapten peri yang datang dengan kapal hitamnya. Kapal peri adalah bentuk stimulant dari luar, yang menyentik kesadaran para samurai atas eksistensi dan harga diri.
Namun, muncul lagi pertanyaan saya Bagaimana bila Kapten Peri tidak datang. Bagaimana bila tidak ada senapan?, masihkah ada perang?

Bebadraka

No comments: