Dulunya Kawasan Ini Pusat Penyebaran Agama Sekarang Jadi Sarang Narkoba
Jika anda
melakukan perjalanan ke Kalimantan Barat,khususnya Kota Pontianak maka
singgahlah barang sebentar ke Keraton Kadariyah yang terletak di
Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur atau yang sering disebut
sebagai Kampung Beting.Keraton yang telah berusia 242 tahun ini
merupakan destinasi sejarah yang sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan
lokal maupun mancanegara.Walaupun telah berusia sepuh namun bangunan
Keraton yang didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman ini masih terlihat
kokoh dan kuat,kecuali ada beberapa bagian saja yang terlihat mulai
rapuh.Dengan luas 60 x 25 meter Keraton Kadariyah ini bisa tetap kokoh
sampai saat ini karena terbuat dari kayu belian pilihan.Dari segi bentuk
dan arsitekturalnya masih kental bernuansa lokal dan klasik,samasekali
belum tersentuh gaya asing.Seperti pada umumnya kesultanan melayu yang
ada dinegeri ini,warna yang mendominasi keraton tersebut juga berwarna
kuning.Begitu juga dengan ornamen-ornamen dan pintu gerbang yang ada
disekitarnya.Tak jauh dari itu,masih didalam komplek Keraton terdapat
sebuah masjid tua yang masih berdiri dengan megah sampai saat ini.Masjid
itu adalah masjid jami’ kesultanan Pontianak atau yang sering disebut
Masjid Jami’ Sultan Syarif Abdurrahman.Di masjid inilah penyebaran agama
Islam dimulai sekaligus menjadi tonggak awal dimulainya sejarah kota
Pontianak.
Sultan Syarif
Abdurrahman yang merupakan sultan pertama dari kesultanan Pontianak
adalah seorang keturunan Arab.Ayahnya bernama Al-Habib Husein seorang
penyebar agama Islam dari Negeri Hadramaut (Yaman Selatan).Ayahnya
menikah dengan putri Raja Matan ( sekarang daerah Ketapang ) yang
bernama Nyai Tua.Dari pernikahannya inilah lahir Syarif
Abdurrahman.Dikerajaan ini ayahnya bertindak sebagai mufti
kerajaan.Kemungkinan Syarif Abdurrahman sendiri menimba ilmu keagamaan
dari ayahnya.Al-Habib Husein sendiri adalah seorang yang bermazdhab
Syafii namun sangat kental tasawufnya.Oleh karena itu sampai saat ini
praktik-paraktik ibadah kalangan tasawuf masih sangat kental terasa
dimesjid-mesjid kota ini.Walhamdulillah beberapa tahun terakhir ini
dakwah ahlussunah mulai marak di Kota Pontianak dan sedikit demi sedikit
praktik-praktik ibadah yang tidak mengacu kepada tuntutan Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam mulai ditinggalkan dan beralih kepada
sunnah.Kembali kepada kehidupan Syarif Abdurrahman,pada perkembangannya
terjadi perselisihan antara ayahnya dengan Sultan Matan yang memaksa
Syarif Abdurrahman dan ayahnya untuk meninggalkan kerajaan Matan dan
pindah ke Kerajaan Mempawah.Setelah ayahnya Al-Habib Husein meninggal
dunia Syarif Abdurrahman memutuskan untuk meninggalkan kerajaan Mempawah
dengan tujuan menyebarkan agama Islam.Sampailah kelak beliau berhasil
mendirikan kesultanan Pontianak dan mulai menyebarkan Islam disana.Yang
pertama kali beliau bangun adalah sebuah masjid yang telah disebutkan
diparagraf diatas.Sejak awal didirikan pertama kali masjid yang aslinya
beratap rumbia dan konstruksinya dari kayu ini telah menjadi basis
penyebaran agama Islam dikawasan tersebut.Beberapa nama yang pernah
mengajarkan ilmu agama dimesjid ini antara lain : Muhammad al-Kadri,
Habib Abdullah Zawawi, Syekh Zawawi, Syekh Madani, H Ismail Jabbar dan
H. Ismail Kelantan.Dari sinilah Islam yang ada saat ini di kota
Pontianak menyebar hingga kekawasan-kawasan pelosok ibukota Kalimantan
Barat,wallahu’alam.
Lain dulu lain
sekarang,kawasan yang banyak menyimpan sejarah dan menjadi basis
penyebaran agama pada masanya kini telah menjadi sarang narkoba terbesar
dikota Pontianak.Sudah menjadi rahasia umum dari dulu sampai sekarang
daerah yang sebagian dari kami menyebutnya sebagai daerah “texas” ini
telah menjadi surga bagi penikmat barang setan ini.Segala macam jenis
narkoba ada dikawasan ini.Stigma negatif ini sudah kadung melekat,bahkan
Badan Narkotika Nasional (BNN) menganggap kampung Beting ini sebagai
Kampung Ambon-nya Kalbar.Menjual narkoba dikawasan ini sudah menjadi
mata pencaharian sejumlah oknum warga disana.Jangan bayangkan semua
bandar disana adalah preman-preman bertato dan sangar,bahkan ibu rumah
tangga pun ada yang berprofesi sebagai bandar narkoba didaerah
tersebut.Ini merupakan pengalaman saya sendiri diwaktu silam (sekarang
gak lagi…hehe),dulu pernah pergi bersama teman untuk membeli narkoba
disana.Alangkah kagetnya saya ketika melihat bandarnya adalah seorang
ibu rumah tangga biasa yang samasekali kita tidak akan menduganya
sebagai bandar narkoba jika bertemu dijalan.Bahkan anak-anak yang putus
sekolah juga dimanfaatkan oleh para pelaku narkoba sebagai kurir
mereka.Untuk mengelabui polisi,anak-anak dibawah umur ini biasanya
diminta untuk mengantarkan bungkusan plastik yang isinya narkoba sampai
ketujuan barang tersebut.Setelah berhasil anak-anak tersebut akan diberi
upah uang 50-100 ribu.Anak-anak ini pasti senanglah setelah menerima
uang sebanyak itu bagi mereka.Jika kita ingin menikmati barang tersebut
langsung ditempat,maka ada tempat khusus disediakan oleh para bandar
bagi pemakainya.Cara ini lebih aman,karena didalam kawasan tersebut
hampir dipastikan sangat susah sekali untuk digerebek.Mereka disana
sangat kompak,jika ada gerak-gerik mencurigakan dari petugas yang
memasuki kawasan itu,maka secepat kilat berita itu akan sampai kepada
bandar-bandar narkoba yang ada didaerah tersebut.Jangan harap untuk
mendapatkan barang bukti,karena semuanya telah diamankan dengan rapi
oleh mereka.Tentu melimpah ruahnya segala jenis narkoba disana pasti ada
pemasok utamanya.Jaringan diantara bandar dan pemasoknya sangat
profesional,tidak mudah untuk melacak rantai peredaran barang setan
ini.Setiap kali bandar dari luar kawasan ini yang berhasil ditangkap
oleh kepolisian kebanyakan mereka mengaku sendiri kalau narkoba tersebut
didapatnya dari kampung Beting.Tapi pemasok utamanya sampai saat ini
sangat sulit sekali diringkus karena setiap kali dikembangkan rantai
peredarannya selalu terputus.Inilah uniknya kawasan sarang narkoba
dikampung Beting ini.
Miris sekali
melihat kenyataan ini,kawasan yang dulunya menjadi basis penyebaran
agama ini justru sekarang menjadi sarang penikmat surga semu.Tidak ada
cara lain selain menjadikan daerah ini kembali seperti sejarah lalunya
dengan menyebarkan para da’i-da’i Illallah kekawasan tersebut untuk
memperbaiki akhlak para pemukimnya.
Sammy S
Sammy S
No comments:
Post a Comment