Hubungan Aceh dengan Kerajaan Usmani

Selama beberapa dasawarsa berikutnya pertempuran sengit berlanjut, dan bangsa Aceh mengirim permohonan lebih lanjut pada konsulat Usmani di Batavia.

Ilustrasi. @Pustakasekolah.com
PADA Abad ke-16, Aceh membangun hubungan langsung dengan Kerajaan Turki Usmani. Ketika Belanda mulai secara agresif memperluas kekuatannya di Sumatera, Aceh sekali lagi meminta bantuan pada Kerajaan Usmani.
Tahun 1849, Sultan Mansur Syah dari Aceh (bertakhta 1838-1870) mengirim utusan ke Sultan Abdulmecid dengan membawa surat yang menegaskan kembali status Aceh sebagai negeri di bawah kedaulatan Kerajaan Usmani, dan meminta bantuan menghadapi Belanda.
Demikian catatan pada salah satu poster dari Perpustakaan Inggris tentang Islam, Perdagangan dan Politik sepanjang Samudera Hindia, yang dipamerkan di lokasi Konferensi ke-4 International Centre for Aceh and India Studies (ICAIOS),  di gedung ACC Unimal, Lhokseumawe, Minggu-Senin, 9-10 Juni 2013.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa setelah satu tahun tanpa berita, pada 1850 Sultan Mansur Syah mengirim sepucuk surat lagi pada Sultan Abdulmecid, kali ini dalam bahasa Arab. Arsip Usmani menunjukkan permintaan Aceh mendapat pertimbangan serius di majelis istana, tetapi kekhawatiran atas reaksi Belanda berbuntut keputusan untuk hanya mengirim utusan ke Aceh guna menelisik pengakuan kerajaan Aceh sebagai negeri bawahan Usmani.
Ketakutan besar Aceh menjadi kenyataan tahun 1873, ketika kekuatan Belanda menyerang Aceh. Meskipun pada awalnya Belanda berhasil dipukul mundur, tahun berikutnya mereka kembali dan merebut istana Aceh.
Selama beberapa dasawarsa berikutnya pertempuran sengit berlanjut, dan bangsa Aceh mengirim permohonan lebih lanjut pada konsulat Usmani di Batavia.
Kedatangan kapal perang Usmani, Ertugrul, di Singapura pada 1889 dalam perjalanan ke Jepang membangkitkan harapan bangsa Aceh. tetapi saat rombongan Aceh tiba di Singapura kapal itu telah melanjutkan pelayaran. Perang panjang melawan Belanda di Aceh baru mulai reda setelah 1903 dengan menyerahnya penerus Sultan Mansur Syah, yaitu Sultan Muhammad Daud Syah.[]

No comments: