Peneliti sejarah temukan wadah kapur sirih peninggalan era Samudra Pasai

 


Temuan kerandam kuno itu menunjukkan tradisi makan sirih terjadi di kawasan Samudra Pasai sekitar abad 14 dan 15 masehi

Wadah sirih dan benda bersejarah peninggalan Kerajaan Samuda Pasai yang ditemukan di tambak Desa Matang Lada, Seunuddon, Aceh Utara. @ATJEHPOSTcom/Irman IP
TIM peneliti sejarah dari Central Information for Samudra Pasai Heritage (Cisah) menemukan benda kuno berupa kerandam atau wadah kapur sirih, di kawasan tambak Desa Matang Lada, Seunuddon, Aceh Utara, yang diyakini peninggalan era Kerajaan Samuda Pasai.
“Kerandam kuno berbahan perunggu itu ditemukan, Herman, anggota Cisah saat kami melakukan ekspedisi dalam rangka penelitian dan eksplorasi situs sejarah Samudra Pasai, dua hari lalu,” kata Deddy Satria, arkheolog yang tergabung dalam Cisah pada ATJEHPOSTcom di Lhokseumawe, Selasa, 11 Juni 2013.
Deddy Satria menyebutkan, temuan kerandam kuno itu menunjukkan bahwa tradisi makan sirih juga terjadi di kawasan Samudra Pasai, sekitar abad ke-14 dan abad 15 masehi. “Temuan jejak tradisi makan sirih ini termasuk temuan langka untuk kawasan Samudra Pasai,” kata alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogjakarta ini.
“Kalau di kawasan Desa Pande, Aceh Besar, sudah pernah ditemukan beberapa kali benda kuno berupa kerandam itu. Bahkan pandai besi di sana, salah satunya menghasilkan kerandam atau wadah untuk kapur sirih dan gambir. Kapur sirih dari kerang-kerangan yang dibakar dan ditumbuk halus, dikasih cairan tertentu sehingga jadi semen, bahan wadahnya perunggu,” katanya.
Menurut dia, makan sirih adalah tradisi yang sangat purba, sebab sudah berjalan ribuan tahun sebelum kawasan Asia Tenggara menerima pengaruh budaya Islam. “Ketika manusia yang belum menganut Islam, tradisi itu sudah ada,” kata Deddy Satria.
Berdasarkan informasi dari hasil penelitian sejarah, kata Deddy Satria, penggunaan sirih dinikmati dalam waktu santai atau mengisi waktu senggang pada waktu tertentu. Kata dia, tradisi ini membentang dari India sampai Nusantara. Bahkan, di Vietnam, perbatasan Cina Selatan juga ada tradisi makan sirih. “Dari barat ke timur dan utara selatan, tadisi itu pernah terjadi,” katanya.
Selain wadah kapur sirih kuno, Deddy Satria melanjutkan, pihaknya juga menemukan sejumlah pecahan keramik tinggalan Dinasti Yuan dan Dinasti Ming di kawasan bekas Kerajaan Samudra Pasai, pesisir Aceh Utara.[]

No comments: