Selintas Sejarah Baitul Musyahadah

BILA melihat kubahnya dari luar pasti orang berpikir bangunan ini bukanlah sebuah masjid. Pengalaman ini pula yang disampaikan pengurus Masjid Baitul Musyhadah Ustaz Faisal kepada Serambi.

“Dulu ada orang dari Malaysia datang. Dia pikir itu bangunan candi karena kubahnya yang begitu. Tapi pas waktu dia masuk ke dalam ternyata sudah terdengar suara azan. Baru dia sadar ternyata itu adalah masjid,” katanya. Pengalaman itu terjadi beberapa tahun lalu. Memang agak sedikit masuk di akal bila ada orang luar Aceh melihat sesuatu yang berbeda dari masjid ini. Namun fakta itulah yang membuat Masjid Baitul Musyhadah ini terkesan unik dan berbeda dari masjid lainnya.

Hasil penelusuran Serambi dari beberapa literatur Masjid Baitul Musyahadah mempunyai beberapa filosofi. Dalam sejarah pembangunannya, arsitektur masjid ini dikonsep cendekiawan Aceh Profesor Ali Hasjmy. Ketika itu Ali Hasjmy menjabat Gubernur Aceh periode 1957-1964. Dilihat dari segi bangunannya masjid ini berbentuk segi lima yang melambangkan pancasila dan lima rukun Islam.

Menurut Ustaz Faisai sebelumnya hanya ada satu mushalla di sekitar lokasi masjid. Namun baru pada tahun 1979, mushalla yang menurut informasi bernama Al-Iklash diubah dengan membangun sebuah masjid. Perubahan nama ini terjadi pada Senin 9 Jumadil Awal 1414 Hijriah atau 25 Oktober 1993.

Keunikan masjid ini justru terletak di bagian kubahnya yang berbentuk Kupiah Meukutop. “Kupiah Meukutop ini lambang kegigihan dan keberanian pahlawan Aceh saat masa penjajahan dulu. Ini juga melambangkan kebesaran raja-raja Aceh pada masa itu,” ujar Ustaz Faisal. Masjid Baitul Musyahadah diresmikan oleh Gubernur Aceh Prof Dr H Syamsuddin Mahmud pada Senin 9 Jumadil Awal 1414 H atau bertepatan pada 25 Oktober 1993. Bukti peresmian itu diukir dalam satu prasasti yang dipajang di salah satu dinding masjid bernama “Piagam Baitul Musyahadah”. (ansari hasyim)

No comments: