Situs Megalitikum Purbakala di TN Lore Lindu, Palu Sulawesi Barat



Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) merupakan salah satu lokasi perlindungan hayati Sulawesi. TNLL terletak sekitar 60 kilometer selatan Kota Palu. Luas taman nasional 217.991 hektar dengan ketinggian bervariasi antara 200 – 2.610 meter di atas permukaan laut. TNLL memiliki fauna dan flora endemik Sulawesi serta panorama alam yang menarik karena terletak di garis Wallacea yang merupakan wilayah peralihan antara zona Asia dan Australia.
TNLL yang terletak di selatan Kabupaten Donggala dan bagian barat Kabupaten Poso menjadi daerah tangkapan air bagi tiga sungai besar di Sulawesi Tengah yakni Sungai Lariang, Sungai Gumbasa dan Sungai Palu.
Kawasan Taman Nasional Lore Lindu merupakan habitat mamalia asli terbesar di Sulawesi. Anoa, Babirusa, Rusa, Kera Hantu, Kera Kakak Tonkea, Kuskus arsupial dan binatang pemakan daging terbesar di Sulawesi, Civet Sulawesi hidup di taman ini. TNLL juga memiliki paling sedikit lima jenis bajing dan 31 dari 38 jenis tikusnya termasuk jenis endemik.

Sedikitnya ada 55 jenis Kelelawar, Burung Maleo, dua jenis Enggang Sulawesi yaitu Julang Sulawesi dan Kengkareng Sulawesi. Burung Enggang berbuncak juga disebut Rangkong atau Burung Allo menjadi penghuni TNLL.
Ribuan jenis serangga aneh dan cantik dapat dilihat di sekitar taman ini. Layak diamati adalah Kupu-kupu berwarna mencolok yang terbang di sekitar taman maupun sepanjang jalan setapak atau daerah aliran sungai.
Patung-patung megalith yang usianya mencapai ratusan bahkan ribuan tahun tersebar di kawasan TNLL seperti Lembah Napu, Besoa dan Bada. Patung-patung ini sebagai monumen batu terbaik di antara patung-patung sejenis di Indonesia. Ada lima klasifikasi patung berdasarkan bentuknya :
  1. Patung-patung batu : patung-patung ini biasanya memiliki ciri manusia, tetapi hanya kepala, bahu dan kelamin.
  2. Kalamba : ini adalah bentuk megalit yang banyak ditemukan dan menyerupai jambangan besar. M ungkin ini adalah tempat persediaan air, atau juga tempat menaruh mayat pada upacara penguburan.
  3. Tutu’na : ini adalah piringan-piringan dari batu, kemungkinan besar penutup kalamba.
  4. Batu Dakon : batu-batu berbentuk rata sampai cembung yang menggambarkan saluran-saluran, lubang-lubang tidak teratur dan lekukan-lekukan lain.
  5. Lain-lain : mortar batu, tiang penyangga rumah dan beberapa bentuk lain juga ditemukan.






No comments: