Depati Bahrin, Pahlawan Bangka Mirip Napoleon

1391874433426822942 
Bagi masyarakat Indonesia, khususnya Bangka Belitung Depati Bahrin adalah sosok pahlawan yang sangat heroik dalam mengusir di penjajah di daerah Bangka Belitung. Keheroikkannya dalam menjaga martabat bangsa membuat Belanda pusing tujuh keliling.
Hal ini tercermin dalam tulisan Dr. Epp (bangsa Jerman) dalam bukunya ” Schilderungen aus Hollandisch Ostinden ” yang berbunyi Depati Bahrin menunjukkan dirinya sebagai pemimpin gerilya yang ulung. Bahrin dan puteranya Depati Amir selalu dapat menghilang, bilamana mareka terdesak.
Dijelaskan pula oleh Dr.Epp bahwa Depati Bahrin memiliki sifat-sifat yang menyenangkan. Pada wajahnya ada sesuatu seperti yang terdapat pada wajah Napoleon.
Keunggulan dan kepiawaian depati bahrin juga diakui oleh Belanda di kemudian hari lewat tulisan F. Van Olden (Residen Bangka 1848-1850) dalam bukunya ” De Mueterij Van Amir. Dalam tulisan itu dipaparkan bahwa ayah Amir, Depati bahrin sangat pandai memancing pasukan kita sampai membuat perjalanan yang melelahkan, namun selalu bisa mengelak bilamana pasukan kita (belanda) terlampau kuat. Menangkapnya tidakmungkin sama sekali.
Pada sisi lain kesetiaan dan loyalitas masyarakat Bangka terhadap depati bahrin sangat luarbiasa. Terbukti sayembara yang dikeluarkan Komandan Militer Bangka Letkol Keer bahwa siapa yang bisa menangkap depati Bahrin hidup atau mati akan diberikan hadiah sama sekali tak digubris rakyat betapa pun melaratnya hidup rakyat.
Pada tahun 1828 Belanda mengusahakan pembunuhan terhadap Depati bahrin. Namun usaha itu gagal sama sekali. Pada tahun itu pula Pemerintah Pusat Hindia Belanda di Betawi memutuskan untuk mengambil kebijaksanaan dengan mengirimkan Launy sebagai utusan yang berkuasa penuh untuk mengadakan perundingan dengan Depati Bahrin. Belanda menyadari perlawanan yang berlarut-larut dari Depati Bahrin akan membawa bencana bagi kedudukan mareka di Pulau Bangka. Alhasil dua kesatuan yang disiapkan untuk menggempur Depati Bahrin tak pernah digerakkan oleh Belanda.
Keperkasaan Depati Bahrin sebagai anak bangsa yang memperjuangkan harga diri dan martabat bangsanya dari aksi kolonialisme di daerah Bangka hingga kini belum terlegitimasi dan diakui oleh Pemerintah Pusat. Padahal perjuangannya tak kalah heroik dengan Pangeran Diponegoro atau Imam Bonjol. Namun bagi masyarakat Bangka Belitung Depati Bahrin adalah pahlawan bangsa dan telah mengajarkan kepada anak bangsa bahwa martabat bangsa harus dijaga dan dilindungi kendati taruhannya adalah darah dan airmata.
Rusmin S

No comments: