Jembatan Suramadu Tanda Kedatangan Al Mahdi
Kutai Barat, 06 – 10 – 2009
Ketika masih muda, Umar Faruq (l.k 80 tahun) mendapat wejangan dari kakeknya yang berpesan bahwa jika suatu hari ekor pulau Jawa bersatu lagi dengan ekor yang terpisah (Pulau Madura) maka itu bertanda Imam Mahdi / Ratu Adil telah datang. Faruq diperintahkan untuk mengikuti orang yang pertama kali mengenalkan Imam Mahdi itu kepadanya jika perkataan kakeknya itu terbukti benar.
Sejalan dengan ucapan kakeknya, Faruq telah menyaksikan ekor pulau Jawa itu sudah bersatu lagi, yaitu dengan dibangunnya jembatan penghubung Surabaya dan Madura (Suramadu), yang telah diresmikan oleh Presiden SBY pada 10 Juni 2009 yang lalu. Begitu pula dengan Imam Mahdi, Faruq telah sering bermimpi dan berjumpa secara kasyaf dengan sosok manusia suci mengaku sebagai Imam Mahdi. Namun waktu itu, Faruq belum bertemu langsung dengan orang-orang yang mengaku sebagai utusan dari Imam Mahdi.
Umar Faruq merupakan orang Baduy, Rawayan, Banten, murid Buya Hamka namun memiliki kecenderungan mempelajari ilmu Tasawuf. Dulu ketika masih perjaka, Umar Faruq di kalangan preman Jakarta dikenal dengan sebutan Bang Umar. Pelawak Jojon dan seniman Betawi Anen (alm) adalah teman akrab sekaligus orang yang sering Faruq tolong.
Selepas hidup keras di Jakarta, nasib telah membawa Faruq menjadi seorang anak buah kapal (ABK) di perusahaan kapal milik negara Polandia bernama Polanska dan pernah mengelilingi dunia. Profesi ABK tersebut telah menyebabkan Faruq memiliki istri-istri yang berasal dari berbagai negara, khususnya di Asia seperti China, Thailand, Philipina, Malaysia, dan lain-lain.
Seingat Faruq istrinya itu berjumlah 53 orang dengan jumlah anak sebanyak 173 orang. Namun Faruq pun mengakui ada keanehan dengan apa yang terjadi pada istri-istrinya tersebut. Mereka umumnya meninggal di usia pernikahan antara 2 – 3 tahun dengan penyebab yang sama.
Kini diusianya yang sudah lanjut, Faruq lebih banyak menghabiskan waktunya bersama istri ke 53 nya yang berasal dari suku Dayak Tunjung di Desa Gemuruh, Kecamatan Manarbulan, Kutai Barat, Kalimantan Timur, yang baru dinikahinya sekitar 5 tahun dan telah dikaruniai dua orang anak.
Beberapa tahun belakangan ini, Umar Faruq dipercaya menjadi Ketua Mu’alaf se-Kabupaten Kutai Barat. Dirinya menjabat sebagai Ketua Mu’alaf menggantikan teman akrabnya bernama Guru Janan yang merupakan orang Islam pertama dari Desa Gemuruh.
Di awal tahun 2007, Faruq diundang oleh Guru Janan untuk bertemu dengan dua (2) orang da’I dari majlis Talim Az Zikri, Samarinda, di sebuah maskid yang ada di daerah transmigrasi Gunung Rampah. Rencananya dua orang da’i itu akan melakukan pembinaan para mu’alaf yang berada di daerah kerja Umar Faruq. Kedua orang da’i itu adalah Maulana Idrus Permana (Mubaligh Tanah Grogot) dan Maulana Rustandi Inayatullah (Mubaligh Balikpapan).
Maulana Idrus Permana yang waktu itu menjadi imam dan khatib shalat Jum’at di mesjid Gunung Rampah, selepas shalat Jum’at dikenalkan dengan Faruq oleh Guru Janan.
Selama berdialog dengan Maulana Idrus dan Maulana Rustandi, Faruq merasa ada suatu perasaan yang tidak lazim. Dia merasa nyaman dan merasa sangat yakin bahwa kedua ustadz itu telah mengajarkan ajaran Islam yang sebenarnya. Maka dengan penuh percaya diri, Faruq mengundang mereka berdua ke desanya pada hari itu juga.
Dua orang Mubaligh Ahmadiyah itu sendiri berada di Gunung Rampah dalam rangka bertugas membina para mu’alaf yang ada di sana. Kedatangan mereka ke daerah transmigrasi itu atas permintaan dari Majlis Ta’lim Az Zikri, Samarinda.
Latar belakang perintah itu sendiri bermula dari informasi dari seorang Da’i ghair Ahmadi yang juga berprofesi sebagai karyawan Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Barat bernama Askar.
Askar pada pertengahan tahun 2006 pernah memberi khabar kepada Maulana Idrus Permana bahwa di Kutai Barat ada sebuah kecamatan yang banyak memiliki mu’alaf, yaitu kecamatan Manarbulan. Namun, menurut Askar, para mu’alaf disana tidak terbina dengan baik, bahkan ada juga yang tidak pernah dibina oleh Da’i Islam sama sekali. Askar sendiri pernah bertugas disana dan telah berhasil memasukkan sekitar duaratusan orang ke dalam Islam.
Dahulupun para mu’alaf itu beragama Kristen Katolik dan animisme. Mereka memutuskan untuk masuk Islam, selain karena sudah banyak dikecewakan oleh oknum pendeta Katolik, juga karena ada perintah dari leluhur mereka untuk memilih satu di antara dua agama, yaitu Kaharingan (agama asli suku Dayak, Kalimantan) atau Islam. Dan akhirnya mereka lebih memilih untuk masuk ke dalam agama Islam.
Proses masuknya para mu’alaf ke dalam Islam itu terjadi puluhan tahun yang lalu dan selama itu pula mereka tidak pernah mendapatkan pelajaran tentang Islam secara mendalam. Akibatnya, mereka awam sekali terhadap ajaran Islam. Hingga saat ini banyak dari antara mereka yang tidak tahu tentang ajaran Islam, tidak tahu tata cara berwudhu bahkan tulisan Al-Qur’an pun hanya ayat Bismillah saja yang mereka tahu.
Merasa prihatin dengan kondisi pengetahuan ke-Islaman para mu’alaf itu, maka pada senin (1/1/2007), Maulana Idrus Permana dengan Maulana Rustandi Inayatullah menerima permintaan itu Majlis Ta’lim Az Zikra untuk membina para mu’alaf di Kutai. Mereka berdua berangkat dari Samarinda.
Hari pertama bertugas di Kutai, mereka berdua mencari informasi berkenaan dengan pihak-pihak yang terlibat secara legal dengan para mu’alaf di Kutai. Ketika mereka makan siang di sebuah rumah makan dan berkenalan dengan pemilik rumah makan itu, bernama Heri, maka secara kebetulan ternyata Heri memiliki orang tua angkat bernama Guru Janan yang pernah menjabat Ketua Mu’alaf Kutai. Singkat cerita akhirnya melalui jasa besar Guru Janan ini-lah Mln. Idrus Permana dan Mln Rustandi Inayatullah ditunjukkan daerah-daerah mu’alaf di Kutai Barat.
Pada hari rabu (3/1/2007), Mln. Idrus Permana dan Mln rustandi diajak oleh Guru Janan ke Kantor Kecamatan Manarbulan yang terletak di daerah populer, yaitu Melak, untuk meminta izin kepada pejabat camat setempat. Di hadapan Kepala Kecamatan Manarbulan, bernama Paulus yang beragama Kristen Katolik, Mln. Idrus menyampaikan permohonannya izin untuk melakukan pembinaan terhadap para mu’alaf yang ada di sana.
Setelah mengantongi izin resmi dari Kepala kantor Kecamatan Manarbulan, pada hari Jum’at (5/1/2007) Mln. Idrus & Mln Rustandi diajak ke sebuah mesjid di Gunung Rampah, yang masih dalam proses membangun. Di mesjid ini, Mln. Idrus menddapat tugas menyampaikan khutbah dan menjadi Imam shalat jum’at. Dan disini pula-lah mereka bertemu dengan Umar Faruq dan kemudian dibawa ke tempat tinggal Faruq, yaitu Desa Gemuruh.
Di desa Gemuruh Mln Idrus dan Mln. Rustandi melakukan survey. Dalam surveynya mereka menemukan fakta yang sesuai dengan informasi dari Askar. Umumnya para penduduk Desa Gemuruh yang telah memeluk Islam sangat minim bahkan bisa dibilang nol dalam hal pengetahuan agama Islam. Mereka tidak dawam melakukan shalat lima waktu, bahkan mereka tidak tahu urutan yang benar mengambil air wudhu. Atas dasar temua itu maka mereka mengajukan program pembinaan mu’alaf di Desa gemuruh kepada majlis ta’lim Az Zikri, Samarinda, yang kemudian disetujui dengan dukungan penuh.
Pada bulan Pebruari 2007, setelah mendapat tugas dari Majlis Ta’lim Az Zikri serta izin dari para tokoh dan petinggi setempat, pada acara pertemuan di bangunan Balai Adat Desa Gemuruh, dimulailah pembinaan mu’alaf di Desa Gemuruh. Rencananya pembinaan itu akan meliputi tata cara shalat, berwudhu, do’a-do’a dan membaca Al-Qur’an. Target dari program itu adalah para mu’alaf di Desa Gemuruh mampu melaksanakan ibadah rutin harian, seperti shalat lima waktu dan tata cara berwudhunya, serta mampu membaca Al-Qur’an.
Dalam proses pembinaan itu Mln. Idrus dan Mln. Rustandi murni mengajarkan ajaran yang tercantum dalam Al-Qur’an, Hadist dan Sunnah Rasulullah Muhammad saw.
Bulan Juni 2009, tepatnya hari Rabu (10/6/2009) jembatan yang menghubungkan pulau Jawa dan Madura diresmikan oleh Presiden RI Susilo bambang Yudhoyono dengan dihadiri oleh ribuan tamu undangan.
Pemberitaan tentang peresmian jembatan yang diberi nama Suramadu itu cukup ramai di media, maklum saja, jembatan yang sudah ditunggu-tunggu itu telah menghabiskan dana Rp 5 triliun untuk pembangunannya. Tapi bagi Faruq, menariknya jembatan Suramadu bukan terletak pada besarnya uang yang dibutuhkan untuk membangun jembatan itu atau dari panjangnya jembatan yang mencapai 5.438 m, melainkan pada ucapan kakeknya puluhan tahun yang lalu.
Faruq teringat akan pesan kakeknya yang mengatakan bahwa jika suatu hari ekor pulau Jawa bersatu lagi dengan pulau Madura maka itu bertanda Imam Mahdi telah datang. Faruq diperintahkan untuk mengikuti orang yang pertama kali mengenalkan Imam Mahdi itu kepadanya jika perkataan kakeknya itu terbukti benar. Kini ekor pulau Jawa sudah bersatu dengan pulau madura, lalu dimanakah Imam Mahdi itu?
Pada hari Sabtu (27/6/2009) pada periode ke-3 acara pembinaan mu’alaf di Desa Gemuruh, waktu itu Mln. Idrus bertugas dengan Mln. Syaefullah Ahmad dalam sebuah perbincangan dengan Umar Faruq, Mln. Syaefullah Ahmad bertanya tentang sebuah pameo orang Banten.
Sepengetahuan Mln. Syaefullah, orang Baduy tidak mungkin meninggalkan kampung halamannya jika tidak memiliki tujuan yang telah diberitahukan secara kias oleh sesepuh Baduy. Mln. Syaefullah sangat yakin bahwa Umar Faruq, sebagai orang baduy, pasti memiliki tujuan seperti itu.
Mendapat pertanyaan itu, Umar Faruq tertegun cukup lama, lalu menangis. Setelah cukup lama menangis akhirnya Faruq membuka diri bahwa dirinya memang sedang menunggu-nunggu datangnya utusan Imam Mahdi yang dijanjikan oleh Allah Ta’ala itu. Faruq yakin bahwa Imam Mahdi itu sudah datang, alasannya karena ekor pulau Jawa yang terputus sudah nyambung lagi, yaitu dengan dibangunnya jembatan Suramadu. Namun Faruq mengaku hingga saat itu dia belum pernah bertemu dengan utusan Imam Mahdi itu.
Di hadapan Mln. Idrus & Mln Syaefullah, Faruq mengaku sudah tahu wajah Imam Mahdi melalui mimpi-mimpi yang dia alami.
Keesokan harinya, Minggu (28/6/2009), faruq sangat terkejut ketika melihat foto dari HP Mln. Idrus yang ditunjukkan padanya. Faruq sangat yakin bahwa gambar orang dalam handphone itu adalah sosok Imam Mahdi yang sering dilihatnya dalam mimpi. Seketika setelah itu Faruq menangis dan memanggil istri, kedua orang anak kandungnya dan seorang anak angkat.
Di hadapan Mln. Idrus, Mln. Syaefullah dan keluarganya, Faruq menangis tersedu-sedu dan mengatakan bahwa pencariannya selama ini telah berakhir. Faruq pun mengungkapkan bahwa alasan dia meninggalkan tanah kelahirannya dan sekarang tinggal di Kalimantan adalah orang yang ada dalam foto tersebut.
Pertemuan dengan Mln. Idrus, Mln. Rustandi, dan Mln. Syaefullah yang kemudian memperkenalkan dan memperlihatkan foto Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad (as.) sebagai Imam Mahdi adalah akhir dari perjalanan panjang Umar Faruq. Umar Faruq sangat yakin bahwa mereka adalah orang-orang pilihan untuk dirinya dari Allah Ta’ala. Tanpa kedatangan mereka Umar Faruq tidak akan pernah menemukan Imam Mahdi yang selama ini dicari-cari dirinya.
Setelah mantap, akhirnya di Minggu malam, Umar Faruq, istri dan ketiga orang anaknya menyatakan diri bergabung dengan Jemaat Ahmadiyah.
Kini Faruq menjadi saksi bahwa memang jembatan Suramadu itu adalah salah satu tanda tentang datangnya Imam Mahdi(as.).
PENGAYAAN:
http://www.4shared.com/get/7l8Wv0Am/Ramalan_Raden_Ngabehi_Ranggawa.html
Kebenaran Imam Mahdi as Pendiri Islam Ahmadiyah tidak sama dengan Imam Mahdi Palsu, di: http://majalah.detik.com/cb/1bba95bd3c0aa5b5d1be52c9bd7c5737/2012/20120910_MajalahDetik_41.pdf ; INI BUKTI2NYA KALO YG NGAKU IMAM MAHDI PALSU, BISA DISERET DI PENGADILAN,….DOWNLOAD & BACALAH !!! SANGATLAH JELAS BEDA ISLAM YG BENAR DGN KEBATILAN!!!
…KALO BUKAN BELIAU HMGA as,…JADI SIAPAKAH IMAM MAHDI-mu???…masa yg dipesankan wali2, mujaddid2 ttg kedatangan Imam mahdi telah lewat ratusan tahun, JADI bgmn mungkin Imam Mahdi-nya belum datang??? jadi, JADI SIAPAKAH IMAM MAHDI-mu???… apakah KARTOSUWIRYO, PENDIRI DI/NII??? LIHAT hal.29 di:
http://majalah.detik.com/read/2012/09/15/084721/2020360/1314/fakta-baru-eksekusi-kartosoewirjo
JUGA DI :
; … yang tidak akan dapat dibantah oleh musuh sekalipun ; apabila tulisan2 tersebut diterjunkan ke dalam kantong2 musuh, mk barangsiapa yang membaca buku ini dari awal s/d selesai InsyaAllah, dalam hati mereka akan terbit cahaya, pemahaman & bukti yang tidak akan pernah dapat disesatkan oleh Ulamauhum. Smoga mereka orang2 ghair tergerak tuk melakukan penyelidikan ilmiah langsung ke sumber2 Ilmu Islam Sejati, Ahmadiyah, di pusat2 dakwah, di kota masing2 & terbitlah fajar keimanan baru!!!
Narasumber: Muzafar Ahmad, Idrus Permana, Saefullah AF
No comments:
Post a Comment