Syiah Bukan Rafidhah

Alhamdulillah tadi pagi saya membuka Buku Putih Mazhab Syiah (diterbitkan ABI). Buku ini bisa disebut panduan resmi dari ormas Ahlul Bait Indonesia (ABI) untuk yang ingin mengenal Mazhab Syiah, mulai dari akidah sampai fikih nikah mutah dan sikap terhadap sahabat yang kerap disalahpahami oleh orang-orang yang benci.

Buku Putih Mazhab Syiah sudah beredar di toko-toko buku. Bahkan ada dalam bentuk pdf-nya yang bisa diunduh pada situs Ahlul Bait Indonesia. Karena itu, bagi yang tidak sempat ke toko buku bisa mengunduhnya. Lalu, bandingkan dengan informasi yang berasal dari pembenci Syiah.

Saya sendiri lebih percaya dengan Buku Mazhab Putih Syiah ketimbang dari mereka yang bukan orang Syiah. Saya lebih bisa menerima ajaran Syiah dari orangnya dan ulamanya serta organisasinya. Karena yang ahlinya dan pemeluknya yang lebih mengetahui ketimbang orang lain.

Yang kerap kali dituduhkan kaum pembenci (yang biasanya dikenal Takfiri atau Wahabi) adalah berkaitan dengan Rafidhah yang dilekatkan pada Syiah. Padahal, Rafidhah dan Syiah itu dua istilah yang berbeda dari segi makna (bahasa). Syiah dalam bahasa Arab diartikan pengikut, golongan, atau kelompok.

Dahulu, kata Syiah dilekatkan oleh Rasulullah saw kepada Imam Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah. Sebagaimana dikutip dalam buku Merajut Ukhuwah, Memahami Syiah karya Muhammad Babul Ulum (penerbit Marja, 2008; dalam edisi terbarunya buku ini direkomendasikan oleh Kementerian Agama RI sebagai bacaan untuk pelajar Indonesia) halaman 60-61, bahwa Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitab Tafsir Al-Durr al-Mantsur, meriwayatkan dari Ibnu ‘Asakir, dari Jabir bin Abdullah: Kami sedang bersama Nabi Saw. Tak lama kemudian Ali datang. Lalu Nabi bersabda, “Demi yang jiwaku berada di genggam-Nya, sesungguhnya ini (Ali) dan Syi’ahnya benar-benar orang yang menang di hari kiamat.”

As-Suyûthi juga meriwayatkan dari Ibn Abbas yang berkata, “Ketika turun ayat, ‘Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka itulah sebaik-baik manusia’, Rasulullah Saw berkata kepada Ali, “Mereka adalah engkau dan Syi’ahmu.”

Berdasarkan riwayat tersebut, Syiah telah ada masa Rasulullah saw dan merujuk kepada kaum Muslim yang mendukung Imam Ali. Namun, sekarang ini ada segelintir orang yang menyatakan Syiah sebagai kelompok bukan Islam. Entah apa yang dijadikan acuannya?

Berkaitan dengan Rafidhah, saya temukan dalam Buku Putih Mazhab Syiah bahwa kata Rafidhah sering disalah artikan sebagai Syiah. Pada halaman 57-72 ditulis:

“Kata Rafidhah, berarti penolak, ditujukan kepada orang-orang yang menolak dua orang sahabat utama Nabi yang menjadi khalifah sepeninggal beliau, yakni Abu Bakar As-Shiddiq dan Umar ibn Khaththab. Yang tidak banyak diketahui dan diungkapkan, sebenarnya kata ini diperkenalkan untuk pertama kalinya justru di kalangan kaum Syiah sendiri untuk mengecam orang-orang atau kelompok semacam ini. Persisnya, dalam catatan sejarah, kata ‘Rafidhah’ dipergunakan pertama kalinya oleh Imam Zayd ibn Ali Zaynal Abidin—yakni yang diakui sebagai Imam kaum Syiah Zaydiyah. Menurut catatan yang tersebar luas di berbagai referensi Ahlus Sunnah, pernah datang sekelompok orang kepada beliau dan mendorong Imam Zayd untuk menolak kedua orang sahabat tersebut. Merespons hal ini, Imam Zayd mengusir mereka sambil berkata: ‘Sesungguhnya kalian adalah Rafidhi.’ Tampak jelas di sini bahwa Imam Zayd, sebaliknya dari mendukung sikap Rafidhi ini, justru mengecam mereka.”

Dari uraian tersebut jelas bahwa Syiah berbeda dengan Rafidhah. Rafidhah adalah oknum dari kaum Muslim yang kecam sahabat. Namu, belakangan ini kata Rafidhah menjadi diidentikkan dengan Syiah secara keseluruhan, bukan kepada sekelompok orang Islam atau yang ada dalam mazhab Syiah. Orang-orang yang ekstrem selalu ada. Tidak hanya dalam Mazhab Syiah, juga pada Mazhab Ahlussunah. Bukan hanya pada Agama Islam, juga ada pada agama lain yang cenderung ekstream. Bisa jadi ada Rafidhah dalam mazhab Ahlussunah, dalam Mutazilah, dalam Maturidiyah, dan lainnya. Saya yakin kalau dikaji secara mendalam akan ditemukan orang-orang yang berkarakter Rafidhah dalam setiap mazhab Islam dan agama yang ada di dunia ini.

Kalau Imam Zayd bin Ali Zaynal Abidin menyebut ‘oknum’ (dalam mazhab Syiah) sebagai Rafidhah. Lalu, apa julukan yang pantas untuk ‘oknum’ yang sering kecam dan sesat menyesatkan orang Islam yang berbeda mazhab dan fikih, dalam mazhab Ahlussunnah bisa disebut apa?

Mengapa kaum pembenci menyebutkan Muslim Syiah mengafirkan seluruh sahabat? Justru kalau dilihat dari Buku Putih Mazhab Syiah bahwa Syiah menerima beberapa sahabat sebagai periwayat hadis. Silakan baca Buku Putih Mazhab Syiah halaman halaman 59-72 disebutkan ada 197 sahabat yang diterima periwayatan hadisnya oleh Syiah yang terdapat dalam buku-buku standar Ahlus Sunnah.

Ahmad S

No comments: