Jejak Wangsa Sailendra di Tuntang
Tim gabungan arkeolog menemukan jejak peninggalan Wangsa (dinasti) Sailendra di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Jejak itu berupa batu bata, pecahan gerabah, dan arca Jaladwara.
"Kami temukan potongan batu bata, gerabah, dan jaladwara berfragmen, disinyalir sudah berada di lokasi sejak abad ke-8," kata ketua tim ekskavasi ini, Agustijanto Indradjaja, di lokasi temuan, Rabu (2/4/2014). Benda-benda tersebut ditemukan di Dusun Ngreco, Tuntang, Kabupaten Semarang.
Tim gabungan tersebut terdiri atas para ahli arkeologi dari Pusat Arkeologi Nasional Jakarta, Balai Arkeologi UGM Yogyakarta, Geomorfologi ITB Bandung, dan Pusat Kebudayaan Perancis di Jakarta. Menurut Agustijanto, penemuan didapatkan setelah tim menggali selama dua hari, sejak Selasa (1/4/2014).
"Rencananya kami akan ada di lapangan hingga 8 April mendatang," ujar Agustijanto yang juga adalah peneliti di Pusat Arkeologi Nasional Jakarta tersebut. Dia mengatakan, dugaan temuan ini berasal dari abad ke-8 berdasarkan penemuan prasasti di tempat yang tak jauh dari lokasi penggalian sekarang.
Pada prasasti tersebut tertera angka tahun 685 Saka atau sekitar 760 M. Namun, kata Agustijanto, timnya tak mau gegabah menyimpulkan soal temuan-temuan ini dan akan melakukan penelitian lanjutan.
Menyusuri jejak Wangsa Sailendra
"Tujuan penelitian kami adalah mencari jejak-jejak Sailendra di Pantai Utara Jawa Tengah, mulai dari Kabupaten Tegal, Pekalongan, Batang, dan Kabupaten Semarang," papar Agustijanto. Sebelumnya, ujar dia, dalam penyisiran selama dua pekan di wilayah Grinsing, Kabupaten Batang, tim ini menemukan petirtaan dan jalan tembus ke kawasan Candi Dieng di Kabupaten Wonosobo.
Agustijanto mengatakan, temuan jaladwara di Dusun Ngreco ini juga menunjukkan dugaan keberadaan petirtaan. Jaladwara adalah saluran pembuangan air yang banyak ditemukan di pemandian atau petirtaan zaman dulu. Ujung jaladwara ini biasanya berbentuk kepala naga.
"Jika dibandingkan dengan Prasasti Canggal yang ditemukan di Magelang, jaraknya sekitar 20 hingga 40 tahun, dengan begitu bisa dikatakan cukup tua jika dikaitkan dengan periodisasi Sailendra," imbuh Agustijanto.
Masyarakat Ngreco menyambut temuan ini dengan membantu mengamankan lokasi ekskavasi. "Desa hingga RT sudah kami beri pemahaman. Warga sangat mendukung dan berjanji akan ikut mengamankan lokasi dari orang yang tidak berkepentingan," kata Tri Subekso, salah satu pamong budaya di Kabupaten Semarang.
Penulis : Kontributor Ungaran, Syahrul Munir
Editor : Palupi Annisa Auliani
No comments:
Post a Comment