Ekspedisi Mencari Jejak Pendiri Negeri Darul Kamal



Anggota ekspedisi mencari jejak pendiri Darul Kamal | Foto: Ist
Tim turut mengambil data inskripsi pada nisan. Caranya dengan rabin -
TIM Atjeh Lamuri Foundation (ALIF) menggelar ekspedisi mencari jejak sang pendiri Negeri Darul Kamal Sultan Abdulah Malikul Mubin di Kecamatan Darul Kamal, Aceh Besar, Selasa, 27 Mei 2014. Ekspedisi awal dilakukan oleh tiga anggota dari ALIF dan Sejarah Indatu Lamuria Atjeh (SILA).

"Ada (nisan) tokoh baru yang ditemukan. Satu di komplek makam Kesultanan Darul Kamal, satunya lagi di Reukieh," ujar aktivis Lamuri, Mawardi Usman, saat dihubungi ATJEHPOSTcom via telepon selular, Selasa malam.

Menurutnya beberapa makam yang terdeteksi tersebut menunjukkan inskripsi penamaan. Tim juga menemukan makam yang menurut penuturan warga Desa Tampok Jrat Raya  adalah makam Praja, yang konon di sini hanya dimakamkan kepalanya saja. "Sedangkan tubuhnya entah dimakamkan dimana," katanya.

Menurut Mawardi, pihaknya juga menemukan makam Praja Itam di kawasan tersebut. Namun dia mengaku tidak banyak cerita yang didapatkan tetang sosok tersebut.

"Menurut penuturan warga pemilik lahan yang rumahnya juga sangat berdekatan dengan makam itu, hampir setiap saat beliau mendengarkan suara orang membaca Alquran, zikir dan membaca dalail khairat. Yang paling sering terdengar saat bulan Ramadan," ujarnya.

Tim ALIF dan SILA juga melakukan ekspedisi lanjutan hari ini di lokasi yang sama, Rabu, 28 Mei 2014. Tim turut mengambil data inskripsi pada nisan. "Caranya dengan rabin, yaitu menggesek karbon pada kertas yang beralas batu nisan sehingga menimbulkan inskripsi atau motif pada kertas," ujar Mawardi.

Seperti diketahui, Kerajaan Aceh lahir dari penggabungan dua buah kota pemukiman besar di Aceh Besar. Hal ini ditulis dalam Hikayat Aceh, halaman 72. Kedua kota pemukiman ini yaitu Meukuta Alam dan Darul Kamal. Kedua kota ini, berdasarkan hikayat tersebut dipisahkan oleh satu aliran sungai.

”Mada ada ngantarai daripada dua raja itu suatu sungai. Setengah kepada raja Makota Alam, setengah kepada raja Dar ul-Kamal,” tulis hikayat tersebut.

Kedua penguasa pemukiman selanjutnya mengawinkan anak mereka sebagai tonggak dasar penggabungan wilayah. Perkawinan itu berujung pada perluasan kedua kawasan yang kemudian dipimpin oleh seorang raja dari Meukuta Alam.

Dua kerajaan yang bergabung ini kemudian dinamakan dengan Aceh Darussalam. Sayangnya tidak ada catatan sama sekali mengenai tanggal pasti penggabungan dua wilayah ini.[]

BOY NA AP

No comments: