Kehadiran Malaikat Maut

badai Kehadiran Malaikat Maut (1)
JIKA ajal telah tiba dan manusia siap memasuki alam gaib, Allah mengutus malaikat maut untuk mencabut roh yang mengatur dan menggerakkan badan. Allah berfirman, “Dan Dialah yang Maha perkasa atas hamba-hamba-Nya dan mengutus atas kalian para (malaikat) penjaga. Hingga jika maut mendatangi salah seorang kalian, para utusan kami akan mewafatkannya dan mereka tidak melalaikan tugas.”
Malaikat maut mendatangi seorang mukmin dalam rupa yang baik dan bagus, sedangkan kepada orang kafir dan munafik, ia datang dalam bentuk yang menakutkan. Dalam hadis dari al-Barra’ ibn ‘Azib diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya jika seorang mukmin berada dalam keadaan berpisah dari dunia dan menuju akhirat, malaikat dari langit turun kepadanya. Wajah mereka putih bagai matahari. Mereka membawa kafan dan wewangian dari surga, lalu mereka duduk di depannya sejauh pandangan si hamba. Kemudian datanglah malaikat maut, lalu duduk di dekat kepalanya dan berkata, ‘Wahai jiwa yang baik (dalam riwayat lain: jiwa yang tenang) keluarlah menuju ampunan dan ridha Tuhanmu!’
Lalu jiwa itu keluar mengalir seperti tetesan air mengalir dari mulut kantong air, lalu si malaikat mengambilnya. Jika seorang kafir (dalam riwayat lain: orang jahat) sedang dalam keadaan terputus dari akhirat, dan menghadapi dunia, dari langit turun kepadanya malaikat yang galak, bengis dan hitam wajahnya dengan memakai pakaian menjijikkan (dari neraka). Para malaikat duduk sejarak pandangan matanya. Kemudian datanglah malaikat maut dan duduk dekat kepalanya, lalu berkata, ‘Wahai jiwa yang busuk, keluarlah menuju kebencian dan murka Allah!’ Lalu ia terpisah dari jasadnya, dan si malaikat mencabut nyawanya seperti bulu wol yang tebal dan basah dicabut (bersamaan dengan itu terputuslah urat-urat dan syarafnya).”
Kita tidak dapat menyaksikan yang terjadi pada si mayit pada saat kematiannya walaupun kita dapat melihat gejala-gejalanya. Allah menceritakan kepada kita tentang keadaan orang yang sedang sekarat. “Lalu mengapa ketika nyawa telah sampai dikerongkongan tidak kalian kembalikan, padahal kalian pada saat itu melihat. Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kalian, tetapi kalian tidak dapat melihat.”
Yang diceritakan dalam ayat di atas adalah roh yang melintasi tenggorokan saat sekarat, dan orang-orang di sekitar yang mati menyaksikan sakaratul maut yang sedang dialaminya itu, namun mereka tidak dapat melihat malaikat yang mencabut rohnya. Allah SWT juga berfirman, “Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.” Pada ayat lain, “Waspadalah ketika roh (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan, dan dikatakan (kepadanya), ‘Siapakah yang dapat menyembuhkan?’ dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan betautlah betis (kiri) dengan betis (kanan). Kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.”
Hadis di atas menyatakan bahwa malaikat maut memberi kabar gembira kepada mukmin bahwa ia mendapat ampunan dan rida dari Allah, dan memberi kabar buruk kepada si kafir bahwa ia mendapat kebencian dan murka Allah. Hal senada juga dijelaskan oleh banyak ayat al-Qur’an. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan ‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih. Bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat. Di akhirat kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) apa yang kamu minta, sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang maha pengampun lagi maha penyayang’.”
TURUNNYA malaikat, menurut beberapa ahli tafsir seperti Mujahid dan as-Sady, terjadi pada saat sekarat. Tak diragukan lagi bahwa saat sekarat, manusia berada dalam situasi yang sulit. Ia mengkhawatirkan masa depan yang akan datang dan nasib orang-orang yang ia tinggalkan. Maka malaikat datang guna menenangkan dirinya terhadap apa yang dikhawatirkannya sekaligus menentramkan hatinya seraya berkata, “Jangan takut terhadap masa depan yang ada di alam barzakh dan akhirat, dan jangan berduka cita terhadap keluarga, anak atau hutang yang kau tinggalkan.” Malaikat juga memberikan kabar gembira yang sangat besar, “Dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu,” “Di akhirat kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) apa yang kamu minta.”
Selama hamba menjadikan Allah sebagai wali dan penolongnya, maka Allah akan selalu menolongnya, khususnya dalam situasi sulit yang salah satunya adalah saat sekarat. “Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat.”
Adapun terhadap orang-orang kafir, malaikat turun kepada mereka dalam keadaan sebaliknya. Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya, ‘Bagaimana keadaan kamu dahulu?’ Mereka menjawab, ‘Kami orang-orang yang terlindas di negeri (Mekah).’ Para malaikat berkata, ‘Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?’ Orang-orang itu tempatnya neraka jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”
Ayat ini turun, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dari ibn ‘Abbas, berkenaan dengan sekelompok orang yang telah masuk Islam tetapi tidak hijrah, lalu meninggal atau terbunuh dalam barisan musuh. Pada saat sekarat, malaikat bersikap kasar terhadap mereka dan memberi kabar bahwa mereka akan masuk neraka.
Allah menceritakan pencabutan nyawa orang-orang kafir pada perang badar oleh para malaikat, “Kalau kamu melihat ketikapara malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka(dan berkata), ‘Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar, (tentulah kamu merasa ngeri).’ Hal itu disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya.”
Ibn Katsir menafsirkan ayat-ayat di atas sebagai berikut: “Dan seandainya engaku lihat hai Muhammad, keadaan saat para malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir, niscaya kau akan melihat hal yang mengerikan. Ketika itu malaikat memukul wajah dan belakang mereka seraya berkata, ‘Rasakan oleh kalian azab yang membakar!’”
Ibn Katsir megisyaratkan bahwa walaupun itu terjadi pada perang badar, hal ini mencakup semua orang kafir. Karena itulah Allah tidak mengkhususkan kaum kafir yang ikut perang badar sebagaimana terlihat dalam ungkapan, “Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang kafir.”
Pendapan Ibn Katsir ini benar, karena didukung oleh banyak ayat dalam al-Qur’an, seperti firman-Nya, “Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akn memperoleh bagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab (Lauh Mahfuzh), hingga apabila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya, ‘Mana (berhala-berhala) yang biasa kamu sembah selain Allah?’ Orang-orang musyrik itu menjawab, ‘Berhala itu semuanya telah pergi meninggalkan kami,’ dan mereka mengakui bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.” Juga firman-Nya, “(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata), ‘Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun .’ (Malikat menjawab), ‘Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan’.” Juga firman-Nya, “Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, setan telah menjadikan mereka mudahn(berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka (orang-orang munafik) itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang Yahudi), ‘Kami akn mematuhi kamu dalam beberapa urusan,’ dan Allah mengetahui rahasia mereka. Bagaimanakah jika malaikat (maut) mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka?” [Ensiklopedia Kiamat/ Karya: Dr. Umar Sulayman al-Asykar/Penerbit: Serambi]

No comments: