Khadijah, Ratu Maladewa

 Al-Sultana Khadijah Sri Raadha Abaarana Mahaa Rehendhi.
Al-Sultana Khadijah Sri Raadha Abaarana Mahaa Rehendhi.

Wanita Maladewa memang terkenal dengan keper kasaannya.
Maladewa merupakan sebuah negara kepualauan yang terdiri dari kumpulan atoll (suatu pulau koral yang mengelilingi sebuah laguna di Samudra Hindia). Maladewa pernah memiliki sebuah kerajaan Islam yang terkenal di dunia.

Agama yang masuk pertama kali ke Maladewa adalah Islam. Maka, tak heran jika Maladewa memiliki kerajaan Islam dan masjid tertua pada 9 abad silam.

Ratunya merupakan seorang wanita Muslim bernama Khadijah. Kerajaan itu kini berbentuk sebuah negara di Selatan barat daya India dan 700 km sebelah barat daya Sri Lanka.

Khadijah memiliki nama lengkap al-Sultana Khadijah Sri Raadha Abaarana Mahaa Rehendhi. Dia dikenal juga dengan nama Rehendi Khadijah.

Khadijah merupakan sultana dari Maladewa yang memerintah sejak 1347-1380 M. Dia merupakan salah seorang pemimpin wanita yang paling awal di salah satu negara Muslim.

Khadijah merupakan putri sulung dari Sultan Omar I Maladewa atau bernama asli Shalah al Din Shalih Albendjali. Dia memiliki seorang adik, Raadhafathi, yang sukses menjadi ratu setelah Khadijah memimpin.

Kepemimpinan Khadijah memang penuh kontroversial. Dia mendapatkan takhta ratu tahun 1347 setelah berhasil mengusir kakak laki-lakinya, Sultan Ahmed Shihabuddine.

Pemerintahan pertama ini berhasil dipimpin Khadijah hingga tahun 1363. Dia harus turun takhta dan digulingkan sendiri oleh seorang wazir dan suami pertamanya, Muhammad el Jameel. Namun pada 1364, dia mampu merebut takhta tersebut. Dia mampu memimpin Maladewa hingga 1374.
Pada pemerintahan kedua ini, Khadijah pun digulingkan kembali oleh suami keduanya dan seorang menteri bernama Abdullah I.

Dia pun turun takhta sambil menunggu untuk merebutnya kembali dari suami keduanya.

Pada 1376 m, Khadijah berhasil merebut kekuasaan di Maladewa hingga 1380 M. Dia berhasil mempertahankannya sampai dia dengan ikhlas menyerahkan tampuk kekuasaan kepada sang adik, Raadhafathi.

Sejak pemerintahan pertama, terhitung dia mampu memimpin Maladewa selama 30 tahun. Meskipun mendapatkan rintangan dari suami dan bawahannya, dia mampu mempertahankan warisan takhta yang berasal dari sang kakek pada adik perempuannya.

Suami pertama Khadijah merupakan seorang khatib. Jameel atau Jamaluddin setelah menikah menjadi seorang menteri. Dia memang memiliki kendali kekuasaan di Maladewa. Namun, dia hanya menjalankan kekuasaan tersebut di bawah nama sang istri.

Suami pertamanya ini sering menyampaikan perintah untuk dikerjakan pejabat pemerintahan. Perintah tersebut ditulis di atas daun-daun palem. Karena merasa laki-laki adalah superior, Jameel merebut kekuasaan.

Setelah berpisah dan menikah lagi, suami kedua Khadijah juga melakukan hal yang sama. Bahkan, Khadijah terancam dibunuh. Sejak saat itu, wanita di Maladewa tidak mau makan bersama dengan suami mereka.

Khadijah bukan satu-satunya wanita yang memimpin di Maladewa. Setelah adiknya memimpin, anak dari adiknya Sulatanah Fatimah kemudian memimpin Maladewa sebagai kerajaan Islam.

Sejak Khadijah memimpin, Maladewa hingga berpuluh-puluh tahun selalu dipimpin oleh seorang wanita. Wanita Maladewa memang terkenal dengan keperkasaannya
Ratna Ajeng Tejomukti     
Redaktur : Chairul Akhmad

No comments: