Satrio Piningit Sejati Tidak Muncul di Tahun 2014


Para leluhur Nusantara sudah lama memprediksi bakal terjadinya bahaya yang akan menimpa anak cucunya. Dalam beberapa ramalan, para leluhur itu menulis akan ada bahaya besar berupa Goro-goro yang menyebabkan bangsa ini chaos.

Menurut pengamat spiritual, Ki Bowo goro-goro atau huru-hara yang dimaksudkan para leluhur seperti Ronggowarsito dapat saja terjadi. Hal ini disebabkan karena sebuah kasus hukum atau perkara hukum yang keputusannya menyalahi hukum dan pelaksanaannya juga berdasarkan ketetapan hukum yang salah.

Tanggal 9 Juli 2014 Indonesia akan memilih pemimpin nasional yaitu presiden dan wakil presiden yang inkonstitusional karena Keputusan MK No. 14/PUU-XII/2013 tanggal 23 Januari 2014 menyatakan bahwa pasal-pasal dalam UU N0. 42 Tahun 2008 tentang pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan setelah pemilu legislatif dianggap tidak berlaku lagi.

Namun di sisi lain MK memutuskan pemilu serentak baru dapat dilaksanakan 2019 yang mana keputusan MK ini bertentangan dengan UU MK Pasal 4F yang memerintahkan keputusan MK berlaku sejak keputusan hakim dibacakan dan keputusan tersebut bersifat mengikat.

Menurut Ki Bowo, bila keputusan MK ditunda pelaksanaanya ke tahun 2019 maka keputusan itu tidak mengikat. Siapapun presiden dan wakil presiden yang dihasilkan dalam pemilu kali ini sifatnya tidak mengikat, tidak legal dan tidak kontitusional sehingga akan mudah digugat oleh siapa saja yang kalah bertarung memperbutkan kekuasaan demi ambisinya masing-masing.

“Bila pemimpin dipilih dari keputusan hukum yang salah karena proses yang salah, maka pemimpin tersebut akan memimpin rakyat yang salah. Kemungkinan besar inilah awal mula goro-goro yang diramalkan akan melanda negeri yang tengah bernafas dalam lumpur,” ungkap Ki Bowo.

Dalam ramalannya, Ki Bowo menjelaskan, Ronggowarsito mengatakan, bahwa setelah pemimpin ke 6 akan masuk ke jaman Kalabendu yang dapat diartikan seperti hukuman atas perbuatan buruk atau kekalutan keadaan, dimana banyak manusia saling bertengkar, menjadikan saling berperang mengikuti nafsu buruknya. Jaman Kalabendu inilah yang dapat ditafsirkan sebagai mulanya goro-goro. Dan para leluhur meyakini bahwa jaman keemasan hanya dapat terjadi apabila bangsa Indonesia sudah melalui Jaman Kalabendu atau goro-goro.

Dalam keyakinan para leluhur, yang memiliki daya linuwih untuk mempredikasikan masa depan, masih kata Ki Bowo, bila jaman kegelapan telah berhasil disingkirkan maka dipastikan akan muncul penguasa terang yang akan menerangi jalan kita. Bila saat itu tiba, maka kita semua akan dapat mengetahui siapa sesungguhnya sosok Satrio Piningit yang akan memimpin masa depan Indonesia ke Jaman Gemah Ripah Loh Jinawi, Aman Tentrem Kerta Raharja.

“Satrio Piningit itu bukanlah tokoh yang selama ini santer disebut-sebut, apa lagi yang merajai berbagai survey ataupun yang namanya banyak beredar di media dan ramai diperbincangankan masyarakat luas, karena Gusti Allah pasti akan memberikan yang terbaik untuk bangsa ini tepat pada waktunya sesuai dengan tanda-tanda jaman. Gusti Allah ora sare,” demikian Ki Bowo.

TG

No comments: