Situs Gunung Padang Fondasi Borobudur

Membaca tulisan-tulisan mengenai sejarah budaya Indonesia membuat saya semakin penasaran saja. Betapa tidak, misteri demi misteri selalu menghantui pikiran saya. Sejarah atau cerita rakyat terutama di Jawa masa lalu yang kemudian dikuatkan dengan temuan-temuan data dibumbui klenik dan mistis sungguh menarik. Teori bahwa Asia Tenggara dulu merupakan pusat peradaban dunia atau sering disebut teori Benua Atlantis oleh Plato juga semakin membuat saya tergerak untuk berfikir keras meski sangat minim data juga informasi.
Situs Gunung Padang di Cianjur Jawa Barat yang saat ini masih diteliti oleh para ahli dipercaya berusia lebih tua dari piramida di Mesir. Hal tersebut dapat diartikan bahwa usia situs tersebut bisa jadi merupakan yang tertua di Indonesia. Di situs Gunung padang diketemukan bukti-bukti berdasarkan uji laboratorium dan uji-uji kepurbakalaan lainnya bahwa situs tersebut terdapat pusat peradaban masa lalu yang sudah sangat maju dan terstruktur dengan baik.
Nama situs Gunung Padang diperkirakan berdasarkan bahasa Sunda yaitu kata Padang yang berarti ‘caang’ atau ‘terang benderang’. Sementara, untuk versi kedua kata Padang merupakan akronim dari beberapa kata yaitu ‘Pa’ yang berarti tempat, ‘da’ yaitu Besar atau Agung, dan ‘Hyang’ yang berarti leluhur. Ketiganya tersusun menjadi kata Padang yang berarti ‘Tempat Agung Para Leluhur’. Hal ini selaras dengan sebutan Nama “Ci” yang banyak terdapat di wilayah Jawa Barat, misalkan saja Cianjur, Citanduy, Cirebon, Cibinong, Ciweday, dan lain-lain. “Ci” sendiri dalam bahasa Sunda atau juga bahasa Sansekerta berarti Cahaya.
Peradaban manusia pada situs Gunung Padang masa lalu diduga mereka penganut ajaran menyembah matahari. Hal itu terlihat dari struktur bangunan yang ada pada situs berbentuk segi empat dengan teras yang menghadap ke arah timur dan barat. Struktur bangunan seperti itu hampir serupa dengan piramida di Mesir atau bangunan Machu Pichu di Peru.
1400641041827609668
sketsa situs gunung padang
Situs Gunung Padang merupakan sebuah bukit dengan luas sekitar 900 meter persegi dengan tinggi sekitar 100 meter dari kaki bukit. Luas area situs diperkirakan lebih dari 17 hektar. Sedangkan Borobudur memiliki luas sekitar 123 m x 123 m. Lalu adakah korelasi atau hubungan antara Borobudur dengan situs Gunung Padang? Mari coba kita pelajari bersama-sama.
Situs Gunung Padang merupakan peradaban manusia masa lalu yang dibuat dengan pemikiran yang sudah maju. Hal itu dapat terlihat dari sistem dan struktur bangunannya sebagaimana telah dikemukakan oleh para ahli Geologi dan ahli kepurbakalaan. Jadi disini dapat disimpulkan bahwa situs gunung padang dibuat oleh sebuah kerajaan besar pada masa itu. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang Raja atau Ratu yang sudah pasti dipatuhi oleh rakyatnya. Kerajaan tersebut memiliki kepercayaan menyembah matahari yang mereka anggap adalah Tuhan. Oleh karena itulah mereka membuat sebuah bangunan menjulang tinggi sebagai upaya “mendekatkan diri dengan Tuhan”.
Hal inilah yang saya anggap ada kemungkinan bahwa inilah yang dimaksud dengan negeri Saba’ yang mana juga dahulu menyembah matahari. Negeri Saba’ adalah kerajaan terakhir yang ditaklukkan oleh Nabi Sulaiman AS. Kita semua telah mengetahui bahwa Sulaiman merupakan satu-satunya Nabi yang diberikan oleh Allah SWT berupa Kerajaan dan juga bala tentara dari Golongan Jin, manusia dan binatang. Kekuasaan Sulaiman juga merupakan yang terbesar di seluruh bumi dan tidak ada lagi yang mampu menandingi kekuasaan Sulaiman setelah itu.
Ia berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi”. (QS Shaad: 35).
Nabi Sulaiman diperkirakan hidup antara tahun 900 SM, sedangkan para ahli memperkirakan situs gunung padang pada lapisan pertamanya berusia antara 5000 SM hingga 11000 SM namun belum dapat dipastikan kebenarannya. Dari sini dapat diperkirakan bahwa sebelum era Ratu Balqis berkuasa disini sudah ada peradaban yang merupakan peradaban dari nenek moyang Ratu Balqis.
Kisah penaklukan negeri Saba’ oleh Sulaiman AS dijelaskan di Surat An-Naml ayat 15-44.
27:15
Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman”.

27:16
Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata”.

27:17
Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).

27:18
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”;

27:19
maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”.

27:20
Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir.

27:21
Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang”.

27:22
Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.

27:23
Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.

27:24
Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,

27:25
agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.

27:26
Allah, tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai ‘Arsy yang besar”.

27:27
Berkata Sulaiman: “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta.

27:28
Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan”

27:29
Berkata ia (Balqis): “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.

27:30
Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

27:31
Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”.

27:32
Berkata dia (Balqis): “Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)”.

27:33
Mereka menjawab: “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”.

27:34
Dia berkata: “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat.

27:35
Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu”.

27:36
Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: “Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.

27:37
Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina”.

27:38
Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”.

27:39
Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya”.

27:40
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.

27:41
Dia berkata: “Rubahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)”.

27:42
Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: “Serupa inikah singgasanamu?” Dia menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”.

27:43
Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir.

27:44
Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam istana”. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca”. Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”.
Pada saat perjalanan, pasukan Nabi Sulaiman yang terdiri dari jin, manusia dan burung-burung berkumpul sampai di lembah tempat tinggal para semut. Lembah semut ini diyakini oleh beberapa orang ahli adalah di daerah Magelang, Jawa Tengah dimana Borobudur kokoh berdiri disana. Seekor semut berkata, “Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari!”
Nabi Sulaiman tersenyum mendengar ucapan semut itu dan berkata, “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”
Di lembah semut ini Sulaiman memeriksa burung-burung kemudian berkata, “Mengapa aku tidak melihat hud-hud. Apakah dia termasuk yang tidak hadir? Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang.”
Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud) lalu berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang belum kamu ketahui dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.”
Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka (masyarakat) dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.
Singgasana yang besar (Arsyun “Adziem) inilah yang diyakini merupakan Borobudur, sedangkan Istana Ratu Balqis berada di daerah Cianjur Jawa Barat dan diduga kuat bekas peninggalannya adalah Situs Gunung Padang.
Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah dan setan menjadikan perbuatan-perbuatan mereka itu indah bagi mereka kemudian menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak mendapatkan petunjuk.
Sulaiman merasa takjub akan cerita ini dan berkata, “Akan kami lihat. Apakah kamu benar ataukah termasuk orang-orang yang bohong.”
Pergilah bawalah suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah reaksi apa yang akan mereka lakukan?”
Setelah menerima surat, Ratu Saba berkata, “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.”
Sesungguhnya surat itu dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang….(pesanku adalah) janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”
Kepada para penasihatnya Ratu Saba berkata, “Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku).”
Mereka berkata, “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan?”
Ratu berkata, “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikianlah yang akan mereka perbuat.”
Menurut Ratu Saba, saat ini perang bukan hal yang baik. Sehingga ia berkata:
“Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu.”
Maka tatkala utusan ratu Saba itu sampai kepada Sulaiman, Nabi Allah ini menyambut mereka dengan hormat tapi dia tidak mau menerima hadiah-hadiah mereka seraya berkata, “Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepada kalian, tetapi kalaian merasa bangga dengan hadiah kalian.”
Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina.”
Balqis tahu ia tidak mampu bertahan dan perang menghadapi Sulaiman dan kekuasaannya. Oleh karena itu ia mengambil keputusan untuk mendatangi tempat keberadaan Sulaiman dan bala tentaranya yaitu di lembah semut bersama para pembesar pemerintahannya
Begitu Sulaiman mendengar bahwa Balqis bersama rombongannya akan datang, kepada para sahabatnya Sulaiman berkata, “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri?”
‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin berkata, “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu. Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.”
Seseorang lainnya yang mempunyai ilmu dari Al Kitab berkata, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, langsung ia bersyukur kepada Allah dan berkata, “Ini merupakan karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.”
Sulaiman berkata, rubahlah (hiasilah) singgasananya untuknya sehingga tidak dikenal, maka kita lihat apakah ia mengenalnya ataukah tidak akan mengenalnya.
Maka dirubahlah dan dihiaslah singgasana Ratu Balqis itu sedemikian rupa, termasuk dibuatlah relief-relief kisah sebelum Nabi Sulaiman hingga kisah Tabut yang saat ini menjadi rebutan antara Kaum Yahudi, Nashrani, dan Juga Islam.
Ketika ia datang. Kepadanya dikatakan, apakah singgasanamu seperti ini? Dia menjawab, “Sepertinya ini singgasanaku. kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang muslim (yang berserah diri).
Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir.
Kemudian setelah tunduk kepada Sulaiman, Ratu Balqis bersama para penasehat dan prajuritnya ikut bersama sulaiman dan bala tentaranya menuju Istana Sulaiman yang sangat megah dan mewah di Palestina. Sesampai di Istana Sulaiman dikatakan kepadanya, “Masuklah ke dalam istana.” Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman, “(Ini bukan air) sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca.” Pada saat itu ratu Saba merasa takjub dan baru memahami tanda-tanda kekuasaan Allah. Kemudian menyatakan keimanannya kepada Sulaiman dan Tuhannya Sulaiman dan berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.”
Kemudian informasi keakuratan bahwa dulunya Pulau Jawa, Sumatra, dan kalimantan adalah satu dan tidak terpisahkan oleh lautan, banyak ahli yang membenarkannya. Teori Plato bahwa ada kebudayaan atlantis yang hilang semakin menguatkan argumen ini. Korelasinya dengan Kisah Sulaiman dan Ratu Balqis adalah kehancuran negeri Saba’ terjadi setelah Ratu Balqis meninggalkan negeri saba’ menuju Palestina bersama Sulaiman. Penduduk Saba’ yang sebelumnya hidup berkecukupan lalai dan mengingkari Tuhan sehingga di adzab Allah SWT.
14006465751171351561
Mengenai kisah tentang negeri Saba’ dan kehancurannya di Al-Qur’an sudah dijelaskan dalam surat Saba’ QS 34 ayat 15-19.
34:10
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): “Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud”, dan Kami telah melunakkan besi untuknya,

34:11
(yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan.

34:12
Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.

34:13
Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.

34:14
Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.

34:15
Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”.

34:16
Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr.

34:17
Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.

34:18
Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman.

34:19
Maka mereka berkata: “Ya Tuhan kami jauhkanlah jarak perjalanan kami”, dan mereka menganiaya diri mereka sendiri; maka Kami jadikan mereka buah mulut dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur.
Dari ayat-ayat diatas sangat jelas bahwa akibat kekafiran kaum Saba’ maka mereka diadzab Allah SWT berupa banjir besar hingga negeri mereka hancur sehancur-hancurnya dan terpisah menjadi puluhan ribu pulau dan terpisahkan dengan lautan. Negeri Saba’ akhirnya menjadi buah mulut alias bahan pembicaraan atau menjadi dongeng atau kisah rakyat. Hingga kini, kisah negeri Saba’ masih menjadi perbincangan dan diskusi dimanakah sebenarnya negeri Saba’ ini berada.
Namun, peradaban negeri Saba’ di tanah Sunda sudah dibawa dan diadopsi oleh banyak negeri sebelum terjadinya adzab berupa banjir besar. Peradaban Saba’ telah berkembang menjadi peradaban yang baru di India (Hindu), Nepal (China) (Buddha), Jepang (Shinto), hingga menjadi mercusuar peradaban di Amerika latin dan Eropa.
Misteri gunung padang yang merupakan Istana Ratu Balqis baru akan terpecahkan setelah para ahli dapat membuka tabir berupa ruangan besar berukuran 3000 m persegi dibagian bawah situs gunung padang. Wallahu a’alam.

Abu Hisyam

No comments: