Warisan Dunia UNESCO: Jerman di Zaman Batu dan Perunggu

Ada 111 lokasi sisa-sisa perkampungan Zaman Batu dan Zaman Perunggu (sekitar 6000 - 3000 tahun yang lalu), bisa ditemukan di 6 negara Eropa (Swiss, Perancis, Austria, Itali, Slowenia dan Jerman). Sejak tahun 2011 perkampungan ini pun dideklarasi sebagai warisan dunia oleh UNESCO.
Sisa-sisa perkampungan ini ditemukan di atas rawa dan danau, dan gubuk-gubuknya berdiri di atas selongsong-selongsong kayu panjang yang ditancapkan ke dalam air disebut Pfahlbauten dalam bahasa Jerman, Palafittes dalam bahasa Perancis, 20 sisa perkampungan zaman Batu dan Perunggu ini, ditemukan di Jerman Selatan, 91 tempat lainnya tersebar di 5 negara lain Eropa, yang telah disebutkan di atas.
139893303675475465
dok pribadi

Menurut pemandu wisata, pada zaman itu tampaknya lebih aman hidup di atas air daripada di daratan. Dari satu gubuk ke gubuk lainnya dihubungkan oleh jembatan kayu yang juga dibuat di atas selongsong-selongsong kayu panjang yang ditancapkan ke dalam air. Bangunan di Zaman Batu misalnya terbuat dari kayu dan tanah liat serta atapnya gubuk terbuat dari jerami. Gubuk-gubuk ini berkelompok dan dikelilingi oleh pagar selongsong kayu yang banyak untuk melindungi dari serangan binatang buas atau musuh.
139893308650627309
dok pribadi
Ketika memasuki gubuk-gubuk ini, saya langsung teringat pada dapur nenek saya di Bandung Selatan. Tungku batu dan periuk serta peralatan makan dari tanah liat cukup menyolok mata. Kesederhanaan isi gubuk ini sudah tidak bisa dibandingkan dengan kondisi kehidupan orang Jerman saat ini.
Satu gubuk biasanya hanya terdiri dari 2 ruangan yang dipakai oleh semua anggota keluarga. Dapur ada di ruangan terbesar, tampaknya ruangan terbesar ini menjadi pusat semua kegiatan sekaligus tempat untuk menghangatkan tubuh.
Di dalam gubuk Zaman Batu tergantung jaring untuk memancing dan peralatan kerja, yang terbuat dari kayu dan batu. Tidak terlihat tempat tidur atau kamar tersendiri. Suasana seperti ini untuk kita orang Indonesia mungkin tidak terlalu aneh karena mirip-mirip dengan rumah-rumah sederhana para nelayan kita dan mirip dengan yang terbangun dan masih dihuni di Papua, Sumatra dan Kalimantan.
1398933819748040763
dok pribadi

Gubuk Zaman Perunggu sudah lebih maju, isi dapur sudah memiliki peralatan dari perunggu. Diceritakan oleh pemandu tur juga bahwa zaman itu untuk membuat kapak atau pisau tidak secepat sekarang, tapi butuh berhari-hari untuk menajamkan dan memperhalus kapak atau pisau. Waktu untuk menghaluskan tepung roti pun dibutuhkan waktu berhari-hari. Waktu berjalan lebih lama dan usaha yang dilakukan lebih banyak, membayangkannya saja, membuat saya bersyukur, betapa nyamannya kehidupan zaman sekarang.
Orang Jerman karena ingin merasakan bagaimana rasanya hidup di zaman Batu dan Perunggu ini tahun 2007 bereksperimen dan mendokumentasikan kehidupan 2 keluarga Jerman di zaman Batu dalam sebuah film dokumenter, yang terbagi dalam 4 seri.
Dalam eksperimen ini 13 orang terlibat, 7 dewasa dan 6 anak-anak. Ke-13 orang ini hidup selama 2 bulan pada bulan Agustus dengan kondisi persis seperti Zaman Batu 5000 tahun yang lalu. Kondisi zaman Batu tentunya termasuk cara berpakaian, apa yang dulu dimakan, pekerjaan, rumah yang sengaja dibangun seperti zaman Batu. Bila ingin menyaksikan bisa dilihat di utube keempat seri tersebut, mulai dari persiapan, sampai selesai.
Para pelaku eksperimen ini semua sepakat bahwa kehidupan zaman Batu lebih sulit dari kehidupan saat ini, tampaknya teknologi dan inovasi memang memiliki jalan yang panjang ya tapi hasilnya ternyata memanjakan kita manusia. (ACJP)
13989361422003105533
dok pribadi
Cahaya Hati

No comments: