Konfirmasi Kulit Manusia Menjadi Penjilid Buku Koleksi Harvard

Harvard mengonfirmasi penggunaan kulit manusia itu setelah melakukan serangkaian pengujian ilmiah.
situs perpustakaan harvardLaman muka situs perpustakaan Houghton di kampus Harvard. Gambar diunduh pada Sabtu (7/6/2014) (http://hcl.harvard.edu/libraries/houghton/).
Ilmuwan Harvard University menyatakan sebuah risalah Perancis dari abad ke-19 di perpustakaan kampus ini terkonfirmasi dijilid memakai kulit manusia. Harvard mengonfirmasi penggunaan kulit manusia itu setelah melakukan serangkaian pengujian ilmiah.
Buku berpenjilid kulit manusia tersebut berjudul Des destinees de I'ame (Pada Takdir Jiwa) karya Arsene Houssaye, yang menjadi koleksi dari Perpustakaan Houghton, perpustakaan yang khusus menangani karya langka dan antik di kampus tersebut.
Konservator dan ilmuwan Harvard menggunakan beberapa metode untuk menguji bahan penjilid buku, menggunakan sampel mikroskopis. Dari beragam tes itu mereka mengesampingkan kulit kambing, domba, ataupun hewan lain sebagai bahan sampul buku tersebut.
"Mereka 99 persen yakin bahwa bahan pengikat buku ini adalah berasal dari manusia," kata sebuah posting di blog perpustakaan, mengutip konservator senior buku langka, Alan Puglia. Kesimpulan ini mengonfirmasi kebenaran catatan tulisan tangan berbahasa Perancis di dalam buku itu yang mengatakan buku tersebut terikat dalam perkamen kulit manusia.
"Dengan hati-hati melihat, Anda dengan mudah membedakan pori-pori kulit," tambah catatan, ditulis oleh seorang dokter yang merupakan teman Houssaye yang hidup pada 1815-1896. "Sebuah buku tentang jiwa manusia berhak memiliki penutup (berbahan) manusia," jelas dokter tersebut, Ludovic Bouland.
Bouland mengatakan kulit sampul buku itu diambil dari bagian belakang badan wanita yang menderita penyakit mental dan telah meninggal karena serangan jantung. Dia mengaku punya buku lain yang juga bersampul kulit manusia dalam koleksi pribadinya.
Harvard menyatakan bahwa Des destinees de l'ame merupakan satu-satunya buku bersampul kulit manusia dalam koleksi mereka. Namun, universitas ini menyatakan pula bahwa pada suatu masa praktik penggunaan bagian tubuh manusia untuk sampul buku yang dikenal sebagai bibliopegy anthropodermic pernah agak jamak terjadi.
"Ada banyak cerita tentang kejadian yang sama pada abad ke-19, di mana tubuh penjahat yang dieksekusi kemudian disumbangkan untuk ilmu pengetahuan, dan kulitnya diberikan kepada penyamak kulit dan penjilid buku," tulis blog perpustakaan kampus itu.
Dua buku lain sempat diduga juga bersampul kulit manusia, yaitu buku di perpustakaan hukum dan perpustakaan medis Harvard. Namun tes serupa memastikan kedua buku dijilid menggunakan kulit domba.
(  Kompas, AFP)

No comments: