Peninggalan Sejarah di Blora yang Merana

1401967323183755947
Photo “Bruk Brosot” Blora saat ini, dengan kondisi rel yang sudah lepas dari pondasinya, setelah ditabrak sebuah truk kontainer pada 31 Oktober 2013.
Sejak runtuh akibat tertabrak truk kontainer pada 31 Oktober 2013, jembatan “bruk brosot” yang berfungsi untuk pendukung sarana wisata kereta api tua bersejarah peninggalan kolonial Belanda di kawasan hutan jati Kecamatan Sambong, Blora, hingga kini belum juga diperbaiki.
Pantauan di lokasi, Sablu (3/5), memperlihatkan fisik jembatan “bruk brosot” masih dalam kondisi mlompong. Besi penyangga rel KA yang melengkung dan patah masih tergeletak di pinggir jalan.

Tiang beton penyangga jembatan sisi kiri juga masih tampak remuk, dan tidak tampak satu pekerja pun di lokasi itu.

Praktis rel KA yang melintang di atas jalan raya Blora-Cepu di kawasan hutan jati Kalimodang masih terputus.

Dampaknya KA loko tour tua yang selama ini beroperasional untuk melayani turis asing atau wisatawan mancanegara (wisman), dan tamu-tamu khusus ke hutan jati alam Gubug Payung, terhenti total.

Loko tour tua selama ini menjadi magnet luar biasa wisman seperti dari Belanda, Prancis, Korea, Jepang, Australia dan lainnya untuk melihat proses penanaman jati, teresan, saradan log jati yang ditarik sapi.

Juga kawasan hutan jati alam Gubug Payung berumur ratusan tahun disuguhi untuk pelancong. Namun sekitar enam bulan terakhir tidak terlayani.

Diurus
Seperti diberitakan sebelumnya, jembatan “bruk brosot” di jalan raya Blora-Cepu kawasan hutan jati Sambong runtuh akibat dibantam truk kontainer jumbo sekitar sekitar pukul 17:50 WIB, Rabu (30/10), adalah murni kesalahan pengemudi truk.

Pengemudi truk kontainer Mitsubhisi type FP-445 Nopol L-8245-US Moch Maki, warga Kalimas Barat IV/17 RT-05 /RW-09 Surabaya, sembrono atau lalai tidak memperhatikan ketinggian dari postur jembatan saat dia melintas di bawah jembatan bruk brosot.

Jembatan bersejarah itu sudah dilengkapi dengan rambu dan tanda pengingat. Termasuk rambu ketinggian jembatan dengan tulisan besar mencolok yang terpasang dari dua arah (timur-barat).

Menurut Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu, Hendro Koesdijanto, jembatan KA kuna (eks Belanda) itu berperan penting untuk sarana wisata loko tour tua.

Selama ini, jembatan itu setidaknya sudah empat kali rusak dan diperbaiki, terakhir fisiknya ditinggikan sekitar 60 centimeter.

“Sebenarnya kami sudah urus ini. Tapi kok belum juga ditangani penanggungjawabnya. Besok (Senin, 5/5) akan kami urus lagi,” katanya.
sumber : http://www.infoblora.com/2014/05/sudah-6-bulan-runtuh-jembatan-rel.html
Berikut Photo-photo “Bruk Brosot Blora” dan Loco Tour Cepu dalam kenangan :
14019679061384477972140196801113318302101401968061201524286814019681201355701341140196818417201005531401968286874923516140196836217975680801401968422201132464614019685034351931
Dan berikut photo-photo kenangan Loco Tour Wisata Cepu yang di ambil dari :
http://semboyan35.com/archive/index.php?thread-5841.html
14019686524455465561401968689134360595614019687971813736920140196884220024586811401968882671726994140196893013476666331401969015997984502
Semoga aset Bruk brosot peninggalan sejarah ini dapat terjaga. Sehingga semua dapat menikmati eksotisnya hutan jati Blora. Dan kedepannya nanti, diberikan “peredam kecepatan” pada jalan raya tersebut sebelum melewati Bruk Brosot, supaya kendaraan yang akan melintas dapat mengurangi kecepatannya.
Peninggalan sejarah lain di Kabupaten Blora yang masih membutuhkan perhatiannya, diantaranya :
14019693141292657976
Dysnet14019694541946483152

No comments: