Sebab-sebab Kemunduran Umat Islam

jejak kaki Sebab sebab Kemunduran Umat Islam

ADA satu tesis berkaitan dengan kemunduran yang dialami umatIslam dalam kancah peradaban dunia. Tesis itu menyatakan bahwa, faktorkemunduran Umat Islam disebabkan karena mereka meninggalkan ajaran Islam.
Lengkapnya tesis itu berbunyi majunya orang kafir karenameninggalkan agama mereka, mundurnya umat Islam karena meninggalkan ajaranIslam. Sebuah tesis yang sudah dianggap sebagai aksioma, atau sebuah dalil yangtak terbantahkan.
Tesis ini menghendaki dua hal, Umat Islam saat ini sedangberada dalam meninggalkan ajaran Islam. Olehsebab itu Umat Islam hendaknya kembali kepada ajaran Islam. Dengan kembalikepada ajaran Islam dipastikan mereka akan meraih kembali kejayaannya.
Tesis ini benar adanya, namun tidak benar keseluruhannya. Marilahkita kaji lebih mendalam untuk menemukan hakikat sesungguhnya dari sebab-sebabkemunduran Umat Islam dan cara untuk bangkit kembali seperti dahulu pernahBerjaya.
Pertama, kita definisikan dahulu apa yang disebut dengan kemajuan. Umumnya orang mengatakan bahwa kemajuan itu adalah kemajuan dalam hal kekuasaan politik, ekonomi dan ilmu pengetahuan. Jelas sekali kunci utamanya adalah ilmu pengetahuan.
Dengan ilmu pengetahuanlah umat manusia dapat mengalami kemajuan di berbagai bidang kehidupannya. Dengan ilmu pengetahuan mereka dapa tmembangun Negara, masyarakat, agama dan peradabannya. Rendahnya ilmu, jadi sebab rendahnya kualitas suatu umat.
Kedua, yang disebut dengan kembali kepada ajaran Islam,artinya kembali kepada al-Quran dan As-Sunnah. Ini sangat umum dikenal di tengah umat Islam. Kembali kepada al-Quran dan As-Sunnah telah menjadi pokok keyakinan sebagai kunci kemajuan.
Dengan kembali kepada al-Quran dan As-Sunnah, maka diyakini umat Islam akan kembali meraih kejayaan dan kemuliaannya seperti dahulu mereka pernah berjaya. Menguasai politik, ekonomi, peradaban dan berbagai lain sebagainya.
Singkat kata dengan kembali kepada al-Quran dan As-sunnhUmat Islam akan menguasai Ilmu pengetahuan dan teknologi. Tesis ini didukung oleh kenyataan bahwa al-Quran bagi merupakan sumber ilmu pengetahuan, kebijaksanaan, rahmat dan ayat-ayat Allah.
Artinya siapa yang menguasai dan mengamalkan ajaranAl-Quran, maka ia akan mendapatkan pintu-pintu menuju kemajuan, kegemilangan, kejayaan, lahir dan batin, pribadi, keluarga, masyarakat, Negara dan pergaulan internasional.
Sehingga kunci untuk mewujudkan kejayaan peradaban Umat Islam hanya satu saja, yaitu kemauan untuk mengamalkan al-Quran dan As-sunnah secara sungguh-sungguh, tidak dengan cara yang lainnya. Tidak dengan meniru cara-cara di luar kedua sumber hukum tersebut.
Meniru cara-cara orang kafir sama saja dengan merendahkan Islam. Telah menjadi suatu keyakinan bahwa Ajaran Islam itu sudah lengkap sehingga tidak memerlukan tambahan dari yang lainnya. Cukup dengan Islam saja, maka umat Islam akan berjaya.
Demikianlah inti penjelasan dari tesis tersebut. Marila hkita membuat antitesisnya dengan bunyi yang sebaliknya, kira-kira seperti ini: Kemunduran Umat Islam bukan karena mereka meninggalkan ajaran Islam, dan kemajuan orang kafir bukan karena meninggalkan ajaran agamanya.
Pertama-tama harus dikatakan bahwa Umat Islam tidak pernah meninggalkan ajaran Islam. Memang ada sebagian umat Islam yang mengabaika najaran Islam. Tapi hal ini terjadi bukan pada saat sekarang saja. Dahulu waktu Islam berjaya, selalu ada umat yang seperti ini.
Namun pengabaikan ajaran Islam yang dilakukan oleh sebagian umat Islam itu tidak membuat Umat Islam gagal meraih kejayaan Islam. Bahkan di masa kejayaan Islam muncul berbagai aliran Islam yang sesat ajaran agama yang murni.
Ini membuktikan bahwa kenyataan bahwa sebagian umat Islam meninggalkan ajaran Islam, bukanlah faktor yang menjadi sebab kemunduran Uma tIslam atau gagalnya Umat Islam meraih kejayaan. Rupa-rupanya ada faktor lain.
Umat Islam di sepanjang zaman senantiasa ada yang tetap menjalankan Islam secara benar dan lurus. Sejak zaman Nabi hingga saat ini,sehingga ajaran Islam sampai hari ini tetap terpelihara. Merekalah yang menjaganya.

DI zaman sekarang ada golongan yang mengaku benar-benar menjalankan Islam secara murni dan kaffah sesuai ajaran Rasulullah, mereka menamakan diri sebagai salafi. Diakui, salafi menampilkan Islam lebih konsisten mengikuti al-hadits.
Sekarang kita lihat, apakah mereka yang mengaku diri sebagai salafi itu mampu meraih kejayaan peradaban dunia? Apakah mereka berhasil menjadi pemimpin Umat Islam? Kenyataan menunjukkan kaum yang mengaku salafi tidak membawa kemajuan peradaban.
Arab Saudi yang didasarkan atas ajaran salafi ternyata tidak menjadi pemimpin dunia. Jangankan menjadi pempimpin dunia, menjadi pemimpin Islam saja tidak terbukti. Sama sekali Arab Saudi dan ulama salafinya tidak ada nyali untuk membela Palestina.
Dari dua kenyataan ini, maka terbantahkanlah tesis yang mengatakan bahwa kemunduran umat Islam dikarenakan mereka meninggalkan ajaran Islam. Jika ini benar, lalu faktor apakah yang menyebabkan Umat Islam mundur dan sekarang terjajah?
Kedua, harus dikatakan bahwa orang kafir tidak meninggalkan agamanya, namun tetap saja sebutan kita bagi mereka adalah kafir. Memang ada di antara mereka yang lari dari agama, namun tidak semuanya. Yang tetap beragama ini ikut serta memajukan peradaban.
Agama Kristen tetap menjadi agama yang dominan di negara-negara yang mengalami kemajuan politik, ekonomi dan ilmu pengetahuan. Masyarakat mereka tetap memegang teguh ajaran Kristen dan bahkan menyebarkannya ke berbagai belahan bumi. Ini fakta.
Fakta-fakta ini ingin mengatakan bahwa bukan karena meninggalkan ajaran agamanya, orang kafir maju dalam perdaban mereka. Mereka maju dalam peradaban karena faktor-faktor lainnya. Hal ini perlu kita kaji lebih dalam.
Saya mengajukan sintesis sebagai berikut: Umat Islam mundur karena meninggalkan ilmu pengetahuan dan mengabaikan politik Islam. Orang kafir maju karena merengkuh Ilmu pengetahuan dan memainkan politik secara efektif.
Ada dua isyarat berkaitan dengan sintesis yang saya ajukand ari sabda Rasulullah. Pertama, anjuran untuk mencari Ilmu walaupun ke negeri Cina. Kedua, penjelasan Rasul bahwa hikmah ibarat harta muslim yang hilang, siapa yang menemukannya silahkan ambil.
Artinya, Rasulullah tidak mencukupkan Umat Islam hanya berkutat dengan wahyu dan pengalaman Rasul saja untuk maju meraih kejayaan di dunia ini. Rasul menganjurkan umatnya untuk belajar apa saja bahkan kalau perlu berangkatlah ke Cina.
Dalam konteks sejarah, Umat Islam melaksanakan anjuran Rasul ini. Mereka belajar apa saja yang mereka temui di negeri-negeri yang ditaklukan, sehingga hasilnya mereka maju. Mereka meraih kebijaksanaan dari India, Mesir, Persia, Sumatera, Persia dan Yunani.
Kejayaan Umat Islam tak semata merupakan hasil racikan al-Quran dan As-Sunnah tapi juga merupakan pergumulan dan perpaduan hikmah yang mereka temukan dari berbagai peradaban di berbagai belahan dunia. Tentu saja kedua kitab itu sebagai barometernya.
Ada filsafat dari Yunani, ilmu administrasi dari Romawi,ilmu perniagaan dari Cina, ilmu kebijaksanaan dari Mesir, dan lain sebagainya. Islam mewadahi dan mengakomodosi semua ilmu pengetahuan yang dianggap berguna bagi umat manusia.
Di atas semua itu Umat Islam pada saat yang sama, kuats ecara politik. Kuatnya politik, karena kuatnya militer saat itu. Kuatnya militer umat Islam ternyata bukan karena faktor tingginya teknologi, tapi karena keimanan yang kuat dan visi yang berani.
Dengan demikian metode untuk meraih kembali kejayaan dunia ke tangan Umat Islam adalah tetap berpegang pada al-Quran dan Sunnah, merebut kembali ilmu yang sekarang berada di tangan orang kafir, memperkuat politik Umat Islam dan belajar kepada pemegang Ilmu Pengetahuan saat ini.
Jadi saat kita belajar ke Amerika tentang ilmu dan teknologi, tidaklah berarti kita merendahkan Islam. Justru kita mengamalka nsabda Rasul, belajarlah kalian tentang ilmu pengetahuan walau harus berangkat ke negeri Cina. Pungutlah hikmah sebab hal itu barang muslim yang hilang.
Al-Quran perlu bantuan Hadits untuk mewujudkan shalat. Hadits pasti memerlukan bantuan akal praktis untuk membuat mesjid. Akal praktis pasti membutuhkan bantuan ilmu dari manusia mana pun untuk membuat adonan bangunan yang terbaik.

Ading Ibnu Alharri

No comments: