Dendam Portugis Kepada Nusantara

Dalam bukunya, “Arkeologi Islam Nusantara”, Jakarta : KPG, 2009, UkaTjandrasasmita menulis bahwa pasca kejatuhan Majapahit, beberapa pelabuhan dagang Nusantara menjadi membesar dan menjadi kota dagang penting, di bawah kekuasaan kerajaan-kerajaan kecil warisan Majapahit yang Hindu-Budha dan Islam, atau beragama “Nusantara kuno asli”.

Kota-kota pelabuhan yang dikuasai kerajaan Islam antara lain : Samudra Pasai di Aceh Utara ( abad 13 sampai 16 M ) , Aceh Darussalam ( abad 16-20 M ) , Demak ( abad 15 M ), Cirebon ( abad 15 M ), Banten ( abad 16 M ), Ternate dan Tidore ( abad 15 M ), Gowa-Tallo ( abad 17 M ) dan Banjar di Kalsel pada abad 16 M.

Meski jatuh dan mundur, bukan berarti Kerajaan Majapahit sudah tutup buku, namun masih mempunyai kota-kota pelabuhan yang tunduk setia kepada Majapahit, yaitu Tuban, Sedayu, Gresik, Jaratan, dan Canggu.

Demikian juga Kerajaan Sunda-Pajajaran, meski mulai mundur, tetap masih mempunyai kota-kota pelabuhan yang dikendalikannya, antara lain :Banten, Pontang, Cigede, Tangerang, Kalapa, Cimanuk dan Cirebon.

Ketika pelaut Portugis Tome Pires berlayar ke Nusantara pada tahun 1513, Cirebon mulai jatuh ke tangan Kerajaan Islam Demak.

PORTUGIS MERAMPOK DAN MENGHANCURKAN NUSANTARA

Abad 15 dicatat oleh sejarah sebagai kedatangan pertama bangsa Eropa kulit putih untuk merampok dan menguasai Nusantara, dan bangsa Portugislah yang pertama datang menjarah rayah Nusantara sebelum bangsa Eropa yang lain ikut datang.

Secara umum disebutkan atau ditengarai bahwa motivasi bangsa barat, terutama Portugis menjajah Nusantara adalah Gold, Glory dan Gospel, alias mencari kekayaan, kemegahan atau daerah jajahan dan tempat penyebaran agama Kristen. Namun menurut Uka ada satu lagi yang jarang dibicarakan orang, yaitu Raja Portugis ingin mencari sejauhmana Priester John menyebarkan agama Kristen di daerah timur yang jauh.

Maka pada tahun 1415 dimulailah perang untuk merebut pelabuhan Ceuta, sebuah pelabuhan dan pangkalan armada muslim, dimana keberhasilan itu akan mempermudah pelayaran melewati selat Gibraltar agar dapat berlayar mengelilingi benua Afrika, mencari jalan terdekat menuju Nusantara.
Kemudian Portugis mengincar Maroko dan membantai orang-orang Muslim di sebagian wilayahnya, namun wilayah Afrika yang akhirnya berhasil dijajahrayah adalah daerah Guinea dimana Portugis menguras kekayaan emas Guinea dan merantai para penduduknya untuk dijadikan budak belian.

Tahun 1487 Raja Dom Joao II kembali menggencarkan pencarian Priester John dengan mengutus Bartholomeus Diaz lewat laut, namun Diaz gagal menemukan, meski sudah mengelilingi Tanjung Harapan Afrika. Sedangkan armada darat yang ditugasi Dom Joao, meski tercerai berai, sebagian ada yang sampai ke India dan membawa khabar bahwa Priester John sedang menyebarkan agama Kristen di India.

Setelah Columbus atas nama Spanyol berhasil menemukan Amerika Selatan pada 1492, Raja Portugis yang baru, Manuel mengajak Raja Spanyol Ferdinand dan Ratu Isabella untuk kerjasama, lalu menggunakan catatan Bartholomeus Diaz sebagai panduan, mereka mengutus Vasco de Gama pada 1498 menempuh rute Tanjung Harapan terus ke India. Misi utamanya ialah merebut kekayaan ummat Islam dan dijanjikan akan dibantu oleh ummat Kristen di India.

Selanjutnya setelah India dikuasai, lalu Alfonso de Albuquerque yang menjabat Gubernur Portugis di India melaksanakan perintah Raja Portugis untuk merebut dan menjajahrayah Nusantara. Dialah arsitek utama penjajahan Nusantara secara factual dan praksis, dibantu ummat Kristen dan Hindu yang berada di India dan Nusantara sebagai komprador.

Setelah berhasil mengalahkan Malaka dan Aceh, lalu Portugis membajak jalur samudra Indonesia dan memalak para pelaut dengan menjual cartazes atau surat izin pelayaran dengan harga tinggi.
Sejarah mencatat, sejak era Portugis itulah maka berakhir era pelayaran samudra yang bebas dan damai.(bacabuku KN Chaudhuri 1989 ).

Kemudian Portugis menyuap dengan tipu muslihat seorang nakhoda melayu yang sangat pakar dalam pelayaran, yaitu Nakhoda Ismail untuk menjadi penasehat pelayaran Portugis menuju Maluku, hingga menemukan Banda pada 1511 dan Hitu pada 1512.

Sejak itu pula berakhir perdagangan perantara, dimana biasanya pelaut Jawa-lah yang membeli rempah-rempah di Maluku lalu diperdagangkan di Malaka, India dan Afrika. Karena kini pembeli Eropa ( diawali Portugis ) langsung datang ke petani dan memaksakan harga yang semuanya sendiri dengan todongan kekuatan senjata api yang merupakan senjata pembunuh jenis baru saat itu.

Setelah Portugis menajajahrayah Nusantara, lalu Spanyol ikut masuk, diikuti Inggris dan Belanda, dan akhirnya Eropa menghancurkan Nusantara sampai sekarang. Anehnya penduduk Nusantara oke-oke saja dihancurkan.

Sebagian malah dengan bangga menjadi jongos bangsa Eropa untuk membantu bangsa asing menghancurkan Nusantara, negara dan bangsanya sendiri. Inilah keajaiban paling ajaib di dunia dan akherat !!!!

( Catatan : Artikel ini pertamakali saya kirim ke Harian KOMPAS cetak tapi ditolak, dengan alasan artikel itu tidak ada yang baru, tapi diterima oleh www.kompas.com versi lama, karena dianggap ada hal yang baru….tapi kemudian manajemen kompas menutup situs www.kompas.com yang lama, diganti www.kompas.com yang baru yang menghapus artikel-artikel “yang berbahaya” yang pernah dimuat…..lalu membuat motto “merayakan perbedaan dan keberagaman” tetapi sesungguhnya yang dilakukan adalah “memberangus keberagaman versi “liyan” atau fihak lain…hehehehe….itulah sifat media massa sekarang….)

Viddy Ad Daery *) budayawan dan wartawan

No comments: