Yahudi, Sejarah dan Bagaimana Mereka Mendirikan Negara di Palestina Bagian 2
PERADABAN bangsa Israel mengalami kemajuan dan kemunduran yang silih berganti. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa bangsa Israel erat kaitannya dengan nabi Yakub dan keturunannya. Lalu sejak kapan bangsa Israel memiliki suatu tempat tinggal atau peradaban yang menetap? Pada zaman nabi Musa as, bangsa Israel mengalami penindasan dan penderitaan yang tiada tara. Ketika itu bangsa Israel diperlakukan sebagai bangsa budak dan hak-hak mereka sangat dibatasi oleh raja Fir’aun (Penguasa daerah Mesir).
Allah menurunkan nabi Musa as untuk mengangkat derajat bangsa Israel melawan kekejaman raja Fir’aun yang menyatakan dirinya sebagai Tuhan yang harus disembah. Pada saat nabi Musa as berusia masih balita, raja Fir’aun mendapat nasehat dari para tukang sihir dan peramalnya untuk membunuh semua anak laki-laki bangsa Israel. Hal ini dilakukan karena para peramal kerajaan meramalkan bahwa kerajaan Fir’aun akan diruntuhkan oleh salah seorang keturunan dari bangsa Israel.
Berdasarkan kisah yang sudah maklum kebenarannya di masyarakat, nabi Musa diselamatkan oleh Allah dari pembantaian tersebut dan kemudian diasuh dan diangkat menjadi anak oleh istri Fir’aun. Sebenarnya Fir’aun pun ingin membunuh anak yang ditemukan oleh istrinya tersebut ketika hanyut di sungai. Namun karena kecintaannya kepada istrinya, Fir’aun pun mengizinkan istrinya untuk mengangkat anak tersebut menjadi anaknya dan dibesarkan di dalam lingkungan kerajaan.
Setelah dewasa nabi Musa as keluar dari Istana dan memimpin bangsa Israel untuk melawan kekejaman Fir’aun. Walhasil Fir’aun pun dapat dikalahkan dan kerajaannya pun hancur. Kemudian nabi Musa as bersama bangsa Israel berpindah dari Mesir menuju semenanjung Sinai dan timur Kanaan (Palestina). Setelah nabi Musa as, bangsa Israel dipimpin oleh seorang nabi yang bernama Daud. Setelah berhasil mengalahkan kekejaman raja pada masanya, nabi Daud as kemudian mendirikan kerajaan Israel di Kanaan (Palestina). Kehidupan bangsa Israel pada masa pemerintahannya lebih baik dan terjamin dari masa sebelumnya.
Setelah nabi Daud as meninggal, kerajaan Israel diteruskan oleh putranya yaitu nabi Sulaiman as. Pada masa pemerintahan nabi Sulaiman as, wilayah kerajaan Israel diperluas dari sungai Nil di Selatan hingga ke sungai Eufrat di Utara. Tidak hanya itu, nabi Sulaiman as juga diberikan kekuasan oleh Allah SWT untuk memerintah makhluk selain manusia yaitu bangsa Jin dan hewan. Nabi Daud as dan anaknya nabi Sulaiman as memerintah bangsa Israel dengan syariat dari Allah SWT dan dengan keyakinan yang masih lurus dan benar. Setelah wafatnya nabi Sulaiman as, bangsa Israel mulai mengalami kemunduran.
Bahkan kerajaan Israel yang didirikan oleh nabi Daud as dan dikembangkan oleh Sulaiman as harus terbagi dua yaitu di sebelah utara dengan ibukota Samarria dan di selatan dengan ibukota Yerusalem. Tidak hanya itu, keyakinan yang semula lurus pun semakin terkikis dan terpengaruh kembali dengan ajaran-ajaran berhala yang menyekutukan Allah SWT. Terlebih lagi para rahib dan pendeta bangsa Israel mengubah-ubah isi Taurat yang diturunkan.
Dengan demikian Taurat sudah terkena campur tangan manusia dan tidak menjadi suci lagi. Kemudian untuk menyelamatkan keadaan ini dan memurnikan kembali ajaran Taurat, Allah SWT menurunkan nabi-nabi kembali kepada bangsa Israel. Namun karena keangkuhan dan sifat keras kepala, bangsa Israel menolak nabi-nabi tersebut, bahkan nabi-nabi tersebut mengalami penindasan seperti pengusiran dan pembunuhan. Bahkan nabi Isa as pun mengalami pengejaran untuk disalib.
Tetapi Allah menyelamatkan nabi Isa dengan menyerupakan salah seorang dari bangsa Israel seperti nabi Isa. Kemudian Allah mengangkat nabi Isa yang sesungguhnya ke langit. Sifat buruk bangsa ini tidak hanya menolak kedatangan nabi-nabi, tetapi juga melakukan penganiayaan, pengusiran, bahkan peperangan di kalangan mereka sendiri. Suku dari bangsa Israel yang kuat menindas suku yang lemah.
Atas kesalahannya sendiri, bangsa Israel kemudian ditaklukan oleh kerajaan Assyurriea dan Babilon. Sebagian besar bangsa Israel berpencar ke berbagai belahan dunia akibat dari serangan kedua kerajaan tersebut. Kemudian pada sekitar tahun 539 SM, ketika raja Persia Kyros berkuasa, bangsa Israel diizinkan untuk kembali ke kampung halaman mereka. Namun, banyak diantara mereka yang tidak kembali ke kampung halamannya dan tetap tinggal di daerah perantauan masing-masing.
Lalu pada tahun 63 SM, kerajaan Romawi berhasil menaklukan wilayah Palestina, tempat dimana kerajaan Israel pernah berjaya. Kehancuran de facto kerajaan Israel menyebabkan kerajaan Israel terhapus dari percaturan kekuasaan dunia. Mungkin hal ini yang menyebabkan penggunaan kata Israel semakin pudar dan tergantikan dengan kata Yahudi. Maksudnya orang-orang diluar bangsa Israel lebih mudah mengidentifikasi mereka berdasarkan keyakinan yang mereka anut yaitu Yahudi.
Memang sulit menentukan kapan kita harus menggunakan kata Yahudi dan Israel. Yang jelas kedua kata tersebut sangat berhubungan erat. Oleh karena itu, untuk pembahasan selanjutnya penulis akan lebih sering menggunakan kata Yahudi untuk sebutan mereka karena sesuai dengan tema dan judul buku ini. Namun terkadang penulis juga akan menggunakan kata Israel bila berhubungan dengan sesuatu hal yang cocok dengan kata Israel tersebut seperti untuk penyebutan negara Yahudi yang sedang menjajah Palestina saat ini.
Karena memang orang-orang Yahudi telah jelas memproklamirkan negara mereka dengan nama Israel. Walau mereka telah memproklamirkan sebuah negara Israel Raya di wilayah Palestina, tetapi tidak sepenuhnya orang-orang Yahudi yang tinggal di berbagai penjuru dunia pindah ke negara baru tersebut. Secara populasi mereka merupakan bangsa yang minoritas di jagad raya ini. [ antonramdan]
No comments:
Post a Comment