Keberanian Shafiyah Buat Yahudi Bani Quraizhah Lari
Rasulullah SAW terus menyalakan semangat dan keberanian serta keteguhan iman para penduduk. Ketika semua telah menyelesaikan penggalian khandaq, orang-orang Arab di bawah pimpinan kaum Quraisy berdatangan. Jumlah mereka sekitar 10.000 orang.
Kaum Quraisy datang dengan penuh keberanian. Namun, mulut mereka menganga, terheran-heran bercampur khawatir melihat khandaq yang dibangun kaum Muslim. Mereka menatap ke Madinah, tanah yang hendak mereka hancurkan. Rencana Bani Nadhir dan pemimpin mereka, Huyay bin Akhthab, kandas di dasar Khandaq.
Di balik gundukan khandaq ada 3.000 prajurit mukmin dengan pedang terhunus. Mereka telah mengikat janji setia untuk menang atau mati syahid. Namun, di antara mereka ada pasukan Yahudi Bani Quraizhah. Mereka menunggu kesempatan untuk mengkhianati kaum mukmin. Mereka berharap Arab gagal dan tidak berada di bawah bendera Islam.
Kaum Yahudi Bani Quraizhah menyimpan dengki di hati mereka. Mereka tidak senang Rasul akhir zaman diutus dari golongan Arab. Mereka memendam dendam kepada Rasulullah SAW sebagaimana mereka dendam terhadap para rasul dari golongan mereka sendiri.
Rasulullah SAW mencium pengkhianatan kaum Yahudi. Ia mengetahui Bani Quraizhah membatalkan perjanjian. Muncul kekhawatiran akan nasib kaum perempuan dan anak-anak. Beliau mengumpulkan mereka di benteng milik Hasan bin Tsabit ra, penyair Rasulullah.
Para prajurit berdebar. Mereka tak hanya harus menghadapi musuh mereka yang nyata, namun juga karena adanya musuh dalam selimut. Kaum kafir Quraisy mengutus orang untuk melihat kondisi benteng yang menjulang. Mereka menunggu kabar hingga tak ada prajurit Muslim laki-laki yang menjaga benteng, lalu mereka dapat menghabisi kaum perempuan dan anak-anak.
Shafiyah adalah perempuan yang cerdas. Ia termasuk perempuan awal yang memeluk Islam. Ia mengetahui kehadiran seorang Yahudi Bani Quraizhah yang sedang mengelilingi benteng. Instingnya yang kuat membuatnya mengerti maksud dan tujuan Yahudi tersebut.
Ia merasa kaum perempuan Mukmin sedang dalam bahaya. Pada kenyataannya, kaum perempuan dan anak-anak tak sedang dalam perlindungan. Rasulullah SAW dan para laki-laki sedang pergi berperang.
Namun ia tak kalah cerdik. Setiap ada orang yang datang, Shafiyah menguatkan keberaniannya. Ia mengambil tongkat, lalu turun dari benteng untuk memukul Yahudi yang mengelilingi benteng tadi hingga meninggal.
Tekadnya untuk melindungi kaum perempuan dan anak-anak menguatkan keberanian perempuan dari Bani Abdul Muthalib ini. Perbuatan Shafiyah membuat utusan kaum Quraizhah tak pernah kembali.
Ini seolah-olah memberikan pesan bahwa di benteng itu selalu ada sekumpulan kaum laki-laki yang sedang melindungi dan menjaga kaum perempuan beserta anak-anak. Shafiyah berhasil membuat Yahudi Bani Quraizhah terbirit-birit.
No comments:
Post a Comment