Sejarah Penggunaan Kertas dalam Tradisi Literatur Islam
Pertempuran Talas yang melibatkan Kekhalifahan Abbasiyah dan Dinasti Tang pada 751, menyebabkan tertawannya sejumlah orang Cina oleh tentara Arab. Penulis asal Persia dari abad kesepuluh, al-Tha'alibi mengisahkan, di antara tawanan perang Cina yang ditangkap itu ada yang dibawa ke Samarkand. Di kota itu, mereka lalu bekerja pengrajin dan memproduksi kertas dalam skala besar.
“Produksi kertas pada waktu itu bahkan sampai menjadi komoditas ekspor yang penting bagi masyarakat Samarkand. Nilainya secara universal diakui dan digunakan oleh banyak orang di mana-mana,” ungkap al-Tha'alibi seperti dikutip Lindsey Hobbs dalam karya tulisnya, The Islamic Codex.
Pada saat yang bersamaan, para sarjana Muslim di Abbasiyah tengah memfokuskan perhatian mereka terhadap studi naskah-naskah kuno. Kehadiran kertas di tengah-tengah peradaban Arab pada akhirnya membantu mereka memperoleh material yang lebih efisien untuk digunakan sebagai media penyalinan naskah tersebut.
Contoh naskah Islam dari masa lampau yang dijilid itu masih dapat dijumpai hari ini. Beberapa di antaranya adalah penemuan 175 manuskrip di dalam gudang Masjid Agung Kairouan, Tunisia, pada dekade 1940-an silam. Naskah-naskah tersebut diperkirakan ditulis antara abad kesembilan hingga ke-13.
Penemuan besar lainnya terdapat di Masjid Agung Yaman di Kota Sana'a pada awal dasawarsa1970-an. Ribuan fragmen perkamen dan jilid naskah yang ditemukan di belakang dinding loteng masjid itu diperkirakan berasal dari abad ketujuh hingga ke-12. “Teks-teks tersebut sebagian besar mengalami kerusakan parah, namun menampilkan beberapa model penjilidan yang unik dalam tradisi Islam,” tulis Hobbs.
Ada ribuan naskah kuno Islam yang ditemukan sepanjang abad ke-20. Sebagian besar di antaranya kini disimpan di sejumlah perpustakaan atau museum di luar negeri. Antara lain, Perpustakaan Nasional Abu Dhabi di Uni Emirat Arab, Aga Khan Program in Islamic Architecture di AS, Universitas al-Azhar di Mesir, Universitas Oxford di Inggris, dan masih banyak lagi.
No comments:
Post a Comment