Bukankah Kau Memegang Kunci Baitul Mal, Umar?
KITA mengenal sosok Umar bin Khaththab sebagai khalifah yang begitu zuhud. Di balik perangainya yang keras, sungguh Umar memiliki hati yang sangat lembut dan sikap kehati-hatian dalam bertindak. Umar paham betul bahwa apa-apa yang kita lakukan di dunia ini akan dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Khalik nanti.
Suatu hari Khalifah Umar bin Khaththab RA mendatangi Abdurrahman bin Auf RA untuk meminjam uang sebesar 400 dirham. Tentu saja hal ini membuat Abdurrahman RA heran karena sahabatnya adalah Amirul Mukminin yang memegang kunci Baitul Mal dan tidak sulit untuk meminjam harta dari sana, lalu mengembalikannya.
Ia pun meminta penjelasan Umar RA dengan bertanya, “Mengapa kau bersusah payah mendatangiku untuk meminjam uang? Bukankah kau memegang kunci Baitul Mal sehingga kau bisa meminjam dari sana dan mengembalikannya nanti?”
Umar RA menjawab, “Aku tidak mau meminjam dari Baitul Mal karena aku tidak tahu kapan maut menjemputku. Jika aku mati dalam keadaan berutang pada Baitul Mal, kau dan seluruh kaum muslimin akan menuntutku sehingga kebaikanku akan dikurangi di hari kiamat. Sedangkan, jika aku meminjam darimu dan sesuatu menimpaku, kau dapat menagih utangmu pada ahli warisku.”
Suatu hari Khalifah Umar bin Khaththab RA mendatangi Abdurrahman bin Auf RA untuk meminjam uang sebesar 400 dirham. Tentu saja hal ini membuat Abdurrahman RA heran karena sahabatnya adalah Amirul Mukminin yang memegang kunci Baitul Mal dan tidak sulit untuk meminjam harta dari sana, lalu mengembalikannya.
Ia pun meminta penjelasan Umar RA dengan bertanya, “Mengapa kau bersusah payah mendatangiku untuk meminjam uang? Bukankah kau memegang kunci Baitul Mal sehingga kau bisa meminjam dari sana dan mengembalikannya nanti?”
Umar RA menjawab, “Aku tidak mau meminjam dari Baitul Mal karena aku tidak tahu kapan maut menjemputku. Jika aku mati dalam keadaan berutang pada Baitul Mal, kau dan seluruh kaum muslimin akan menuntutku sehingga kebaikanku akan dikurangi di hari kiamat. Sedangkan, jika aku meminjam darimu dan sesuatu menimpaku, kau dapat menagih utangmu pada ahli warisku.”
No comments:
Post a Comment