Bajak Laut, Penguasa Perairan Sungai Musi Palembang di abad 14-15 Masehi ?
Pada tahun 1407, armada Laksamana Cheng Ho memasuki perairan Sungai Musi Palembang, ia datang bersama bala tentaranya yang berjumlah sekitar 27.800 orang. Setelah melalui pertempuran yang sengit, Pasukan Cheng Ho berhasil menumpas Kelompok Bajak Laut yang menguasai Palembang itu.
Siapakah sesungguhnya Kelompok Bajak Laut yang diserang Laksamana Cheng Ho ? Mengapa Kaisar China dari Dinasti Ming ketika itu, harus mengerahkan pasukan sedemikian besar saat memberantas bajak laut ini ? Adakah upaya perlawanan dari Masyarakat Nusantara (Melayu) ketika itu ?
Pasukan Dinasti Yuan yang Disersi
Di pertengahan abad ke-14 Masehi, sejarah mencatat Dinasti Ming berhasil mengambil alih kekuasaan Dinasti Yuan di daratan Cina (Tiongkok). Peralihan kekuasaan ini berakibat, banyak anggota pasukan Dinasti Yuan yang disersi, salah seorang perwira angkatan laut Dinasti Yuan, bernama Chen Tsu Ji (Chen Zuyi), melarikan diri ke po-lin-fong (Palembang).
Kedatangan Chen Tsu Ji dengan membawa ribuan orang pengikutnya, dan membangun basis kekuatan disekitar sungai musi. Pengikut Chen Tsu Ji kemudian menguasai wilayah perairan Sungsang sampai ke Selat Bangka. Kapal-kapal yang melewati wilayah ini harus membayar upeti kepada mereka.
Tindakan kelompok Chen Tsu Ji ini, akhirnya sampai kepada Kaisar Zhu Di di China, dan untuk mengatasinya Sang Kaisar mengirim Laksamana Cheng Ho ke Nusantara. Dalam pertempuran ini diberitakan pengikut Chen Tsu Ji yang tewas mencapai 5.000 orang (Sumber : Harian Kompas, Panduan Budaya China – Palembang yang diabadikan, Pelayaran Cheng Ho, oocities.org dan Armada Laksamana Cheng Ho dan Sejarah Pempek Palembang ? ).
Upaya Perlawanan Masyarakat Melayu
Di masa penguasaan Bajak Laut di Perairan Musi, diperkirakan Masyarakat Melayu di Palembang ketika itu masih dibawah pengawasan pemerintahan dari wilayah Lebar Daun, yang gelar penguasanya dikenal sebagai Demang Lemang Daun
Kekuatan kelompok Chen Tsu Ji yang demikian besar, membuat masyarakat melayu ketika itu harus menghimpun kekuatan di wilayah pedalaman.
Berdasarkan tulisan kuno beraksara paku tentang Sejarah Dusun Tanjung Raman, diceritakan leluhur masyarakat setempat Ratu Angkase (Syekh Angkasa Ibrahim Papa) pernah berperang dengan Penguasa Palembang. Mengikuti timeline peristiwa, nampaknya yang dihadapi oleh Ratu Angkase ini adalah kelompok Bajak Laut Chen Tsu Ji
Syekh Angkasa Ibrahim Papa sendiri dikisahkan anak dari Raja Ahmad Permala (Sultan Ahmad Malik Az-Zahir, Penguasa Kerajaan Pasai 1345-1383). Namun berbeda dengan kisah di tanah asalnya Aceh, yang mengatakan Syekh Angkasa Ibrahim Papa (Tun Berahim Bapa) telah tewas diracun, justru di Sumatera Selatan Tun Berahim Bapa dikenal sebagai Tokoh Penyebar Ajaran Islam
Di wilayah Komering, Krui dan Ranau juga membangun aliansi menghadapi Bajak Laut China, aliansi ini bermula dari Paksi Pak Tungkok Pedang di tahun 1340 Masehi, yang dipelopori oleh Puyang Sakti (Buay Bulan), Puyang Kuasa (Buay Semenguk), Puyang Serata Di Langik (Buay Nuwat) dan Puyang Pandak Sakti (Buay Aji). Paksi ini semakin berperan ketika Kelompok Chen Tsu Ji menguasai perairan sungai Musi pada sekitar tahun 1377-1407
Catatan Penambahan :
1. Penguasaan Kelompok Chen Tsu Ji di perairan sungai musi, diperkirakan terjadi setelah penyerangan Majapahit terhadap Palembang pada tahun 1377 M
WaLlahu a’lamu bishshawab
KQ
No comments:
Post a Comment