Invasi Dinasti Mongol Yuan, atas Negeri Palembang tahun 1287 Masehi ?
Pada sekitar tahun 1287 Masehi, terjadi peralihan kekuasaan di Negeri Palembang, yakni dari Demang Lebar Daun kepada Sang Suparba. Peristiwa peralihan kekuasaan ini, diceritakan secara tersirat di dalam Sejarah Melayu.
Meskipun peralihan kekuasaan ini berlangsung damai, namun berakibat penduduk negeri Palembang banyak yang hijrah keluar daerah. Hal ini digambarkan dalam Sejarah Melayu, saat Sang Suparba tiba di Bukit Siguntang, wilayah tersebut dalam keadaan sepi (sunyi).
[Teori] Invasi Dinasti Yuan (Mongol) di Palembang
Berdasarkan kisah dalam Sejarah Melayu, Sang Suparba berasal dari Amdan Negara. Di masa kakek buyut Sang Suparba, yakni Raja Sulan, wilayah Amdan Negara mencakup daerah Hindi dan Sindi (sekitar Sungai Indus). Dari keterangan Sejarah Melayu ini, bisa diambil kesimpulan Amdan Negara berada di India sebelah utara.
Pada kisaran tahun 1287 Masehi, wilayah India Utara berada dalam situasi perang terkait perluasan kekuasaan Kekaisaran Mongol Dinasti Yuan. Klan yang berkuasa pada masa itu adalah Chagatai Khanate, dibawah kepemimpinan Duwa Khan (Khan Chagatai Khanate, 1282–1307). (sumber : wikipedia.org, duwa khan dan barmazid.com).
Diperkirakan Sang Suparba (Sapurba) meninggalkan Benua Hindi atas dukungan dari Clan Chagatai Khanate, tujuan kepergiannya adalah untuk mengamankan rute perdagangan Internasional “Jalur Sutra Laut”. Sang Suparba bersama armada pasukannya langsung menuju Palembang, yang merupakan bandar pelabuhan yang ramai pada masa itu.
Berita akan datangnya Armada Sang Suparba, membuat masyarakat Negeri Palembang was-was, sebagian dari mereka mempersiapkan diri untuk berperang, sebagian lagi hijrah untuk sementara keluar daerah.
Situasi genting ini akhirnya cair, setelah Demang Lebar Daun yang ketika itu menjadi penguasa Palembang menawarkan jalan damai dalam upaya menghindari pertumpahan darah. Sang Suparba diperkenankan untuk menjalankan tugasnya mengamankan jalur sutra laut, namun ia juga berkewajiban melindungi Palembang dari ancaman pihak luar.
Ikatan kerjasama antara Demang Lebar Daun dan Duta Negeri Mongol ini semakin kuat, ketika salah seorang puteri Demang Lebar Daun, yang bernama Puteri Wan Sendari menjadi isteri Sang Suparba. Bahkan Sang Suparba kemudian diangkat menjadi Penguasa Palembang, mengantikan kedudukan sang mertua.
Pengaruh kekuasaan Dinasti Yuan di negeri Palembang, bisa terlihat ketika salah seorang putri angkat Sang Suparba yang bernama puteri Junjung Buih menikah dengan kerabat Raja Cina (Dinasti Mongol Yuan), yang kelak dikemudian hari diangkat menjadi Penguasa Palembang menggantikan Sang Suparba.
Selain itu salah seorang putri Sang Suparba, yang bernama Puteri Seri Dewi tercatat menjadi isteri Raja Cina (Dinasti Mongol Yuan), yang dikemudian hari anak cucu dari sang puteri palembang ini menjadi penguasa di negeri Cina
Berdasarkan genealogy, Sang Suparba adalah anak dari Raja Suran yang nasabnya sampai kepada Raja Nusirwan Adil (King Anushirvan “The Just” of Persia, Dinasti Sassanid, 531-578). Sementara ibu Sang Suparba, adalah puteri Dara Segangga dari negeri Gangga Nagara (Gangaikonda Cholapuram atau Kerajaan Chola)
Sang Sapurba terpilih memimpin misi Dinati Yuan di Palembang, karena secara susur galur, Sang Sapurba memiliki hak waris atas negeri Palembang, melalui jalur ibunda-nya. Penguasa dan kerabat Kerajaan Chola, berdasarkan garis silsilah adalah keturunan dari Raja Sriwijaya Bukit Siguntang yang bernama Maharaja Diwakara atau dalam Sejarah Chola dikenal sebagai Kulothunga Chola I (Raja Sriwijaya dan Chola, 1067-1118)
Referensi :
Sejarah Melayu, menurut terbitan Abdullah ibn Abdulkadir Munsyi
Catatan Penambahan :
1. Pemilihan Pelabuhan Kukang (Palembang) sebagai tempat pelarian Chen Tsu Ji bersama ribuan pengikutnya pada sekitar akhir abad ke-14 Masehi, bukan tanpa alasan. Hal ini dikarenakan wilayah Palembang, merupakan sekutu dari Dinasti Yuan pada masa itu.
Penyerangan Armada Dinasti Ming di Palembang tahun 1407, bukan hanya untuk menjinakkan “Bajak Laut”, tetapi juga untuk menghancurkan kekuatan Dinati Yuan yang bermarkas di perairan sungai musi
2. Pada masa akhir abad ke-13 Masehi, Islam sudah tersebar luas di daerah Sindi, Persia dan Hindi Utara. Kemungkinan besar Sang Sapurba adalah seorang Muslim
3. Sejarawan Melayu ada yang mengidentifikasikan Gangga Nagara sebagai Negeri Perak (Semenanjung).
WaLlahu a’lamu bishshawab
KZQ
No comments:
Post a Comment