Kisah Raja Purnawarman Mengatasi Banjir di Tahun 339 Saka (417 Masehi)

Berdasarkan catatan sejarah, wilayah Jakarta dan sekitarnya sudah sering dilanda banjir sejak era Raja Purnawarman dari Kerajaan Tarumanagara.
Di dalam Prasasti Tugu, yang ditemukan di Jakarta Utara dan diperkirakan berasal dari tahun 339 Saka (417 Masehi), diceritakan Raja Purnawarman memimpin penggalian Kali Chandrabagha (Bekasi) dan Kali Gomati (Kali Mati di Tangerang) sepanjang 12 km untuk mengatasi banjir.

Raja Purnawarman juga dikisahkan telah memotong seribu ekor sapi, dalam upayanya untuk mengsukseskan proyek tersebut.
Para sejarawan memperkirakan, bila satu ekor sapi dimakan 100 orang, itu artinya penduduk yang ada di sekitar kawasan tersebut pada abad ke-5 Masehi, sudah mencapai ratusan ribu jiwa.
Upaya lain yang dilakukan Raja Purnawarman untuk mengatasi banjir adalah penerapan kebijakan permukiman berdasarkan prinsip keseimbangan ekologi.
Di masa itu, daerah rawa-rawa di pedalaman boleh diuruk untuk permukiman, sementara rawa-rawa di pantai, tidak diperbolehkan karena merupakan kawasan resepan air.
Akan tetapi, larangan sang raja banyak dilanggar oleh penguasa sesudahnya. Akibatnya upaya yang dilakukan Raja Purnawarman sekitar 1500 tahun yang lalu menjadi tidak optimal.

WaLlahu a’lamu bishshawab

No comments: